close
Nuga Tekno

Adobe Foto ‘Editan’

Adobe dan sejumlah peneliti di Universitas Berkeleymenyatakan tengah mengembangkan alat untuk mengidentifikasi foto ‘editan’.

Alat itu akan menggunakan Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan.

Pengenalan foto editan alat ini disebut akan lebih baik dari mata manusia. Jika mata manusia hanya bisa mengenali lim puluh sembilan persen, maka alat ini bisa mengenali hingga sembilan puluh sembilan persen.

Adobe mengatakan langkah itu dilakukan akibat seruan yang menentang pemotretan model yang terlalu berlebihan serta manipulasi foto yang kian marak. Alat ini bisa mendeteksi foto yang diedit menggunakan fitur Face Aware Liquify di Photoshop. Para peneliti mengembangkan pengenalan gambar yang telah diedit ini

“Peneliti Adobe Richard Zhang dan Oliver Wang bersama dengan peneliti Universitas Berkeley Sheng Yu Wang dan kawan-kawan tengah mengembangkan metode untuk mendeteksi pengeditan pada gambar yang dibuat,” tulis tim komunikasi Adobe melalui laman resmi Adobe.

Kolaborasi antara Adobe Research dan UC Berkeley ini merupakan langkah menuju demokratisasi forensik gambar dan menganalisis perubahaan pada gambar digital.”

Peneliti Adobe sebelumnya sempat mengembangkan alat yang berfokus pada deteksi manipulasi gambar menggunakan metode kloning.

Bedanya, deteksi pengeditan gambar kaoli ini berfokus pada penyesuaian ekspresi wajah yang bisa dimanipulasi lewat Face Aware Liquify Photoshop.

Efek pada fitur terbaru Adobe itu menarik, pasalnya pengguna dapat mendeteksi perubahan drastis pada wajah.

Penelitian ini mesti melewati serangkaian pembelajaran deep learning untuk membuatnya bisa mengenali perubahan wajah pada foto manipulasi.

Selain itu, Adobe juga meminta seorang artis untuk mengedit kembali gambar tersebut dan mencampurnya dalam kumpulan data. Elemen kreativitas manusia ini dpakai untuk memperluas pengenalan gambar.

“Kami mulai dengan menunjukkan gambar asli serta gambar yang sudah diedit, agar memberikan kesan bahwa ada salah satu gambar yang telah diubah dan supaya pendekatan ini bermanfaat,” kata Peneliti Adobe, Oliver Wang.

Alat ini juga dapat mengidentifikasi area yang spesifik misal mendeteksi pembengkokan pada wajah. Saat dilakukan percobaan, Face Aware Liquify Photoshop dapat mengembalikan gambar yang telah diubah ke tampilan yang belum diubah.

Selain itu Adobe akan meluncurkan aplikasi Photoshop dengan fungsi penuh  untuk iPad.

Rencananya aplikasi ini akan diumumkan pada Oktober mendatang ketika Adobe mengadakan konferensi tahunan MAX Creative. Sementara aplikasinya sendiri diperkirakan akan meluncur tahun depan.

Meski demikian, masih ada kemungkinaan penundaan peluncuran akibat masalah teknis, jelas sumber Bloomberg.

Strategi ini dilakukan untuk mendorong angka pengguna berbayar di platformnya. Selain itu, Adobe mengungkap saat ini penggunanya lebih senang mengedit foto sembari di jalan, seperti diungkap Chief Product Officer dari Creative Cloud, Scott Belsky.

Sehingga aplikasi Adobe Photoshop yang memiliki fungsi lengkap ini akan memenuhi keinginan pengguna itu. Selain itu, hal ini juga mendukung strategi Adobe agar softwarenya bisa diakses dari banyak perangkat.

Saat ini Adobe masih meniti perjalanan transformasi perusahaan yang mendominasi software kreatif multimedia itu. Sebelumnya, Adobe mengalihkan semua aplikasinya ke cloud

Setelah itu, mereka meluncurkan layanan dengan model bisnis berlangganan. Model bisnis ini berhasil mendongkrak penjualan dua kali lipat pada tahun fiskal tahun ini. Saham perusahaan itu pun meroket lebih dari tujuh ratus persen.

Baru-baru ini, Adobe juga telah mulai memperkenalkan layanannya kepada para penghobi. Mereka lebih suka bekerja lewat perangkat mobile ketimbang PC. Meski demikian, Adobe masih belum juga meluncurkan aplikasi yang memiliki fungsi selengkap versi desktop.

Belsky juga sempat mengonfirmasi bahwa perusahaannya memang tengah mengembangkan platform baru yang akan menghubungkan Photoshop dengan aplikasi lainnya. Namun ia menolak untuk menyebutkan kapan platform itu akan diluncurkan.

“Keinginan kami adalah untuk meluncurkan aplikasi ini secepatnya ke pasar,” jelasnya dalam sebuah wawancara.

“Masih banyak hal yang harus dilakukan agar produk ini secanggih dan senyaman aplikasi PC dan bisa bekerja di perangkat modern seperti iPad. Kami perlu membawa produk tersebut di era kolaboratif berbasis cloud seperti saat ini.”

Layanan awan Adobe yang bisa diakses dengan layananan berbayar itu disebut sebagai Adobe Creative Cloud. Mereka yang membayar biaya berlangganan bisa mengakses semua software Adobe, seperti Photoshop, Premiere, Illustrator dari perangkat Windows maupun Mac.

Sementara untuk perangkat mobile seperti iOS dan Android, Adobe menyediakan aplikasi terpisah, seperti Photoshop Mix. Tapi aplikasi mobile ini tak memiliki fungsi selengkap Photoshop.

Namun, aplikasi Adobe yang ditaruh di awan tersebut masih menggunakan arsitektur lawas yang memiliki dasar berbeda untuk tiap sistem operasi.

Aplikasi baru ini nantinya selain membuat pengguna bisa menjalankan aplikasi dengan fungsi penuh di iPad. Tak cuma itu, pengguna juga bisa langsung melanjutkan pengeditan begitu mereka berganti perangkat.