close
Nuga Tekno

Ada “Danau” Es Beku di Planet Pluto

Pluto punya “danau” beku?

“Ya,” tulis laman situs National Geographic daam laporam jurnal terbarunya tentang temuan sebuah danau beku tersebut terletak di bagian utara ‘lautan’ es bernama Sputnik Planum.

Danau beku ini diperkirakan membentang sepanjang tiga puluh dua kilometer.

Para ilmuwan memercayai ada elemen cair yang mengalir di Planet Pluto pada jutaan tahun lalu, dan kini cairan dianggap sangat mungkin kembali ‘hidup’ di sana.

Tim ilmuwan NASA melaporkan langsung dari acara Lunar and Planetary Science Conference tentang data ilmiah mengenai Pluto ini yang direkam pesawat nirawak robotika New Horizons

Miisteri mengenai kehidupan air di sana, didukung oleh eksistensi Pluto sebagai planet terjauh dari Matahari sehingga membuat suhunya sangat dingin, yaitu mencapai minus dua ratus empat puluh derajat Celsius.

Baru-baru ini, berdasarkan data yang dikirimkan New Horizons kepada tim peneliti di Bumi, mereka menemukan sebuah lokasi beku nan misterius di permukaan planet yang kemudian diyakini terbuat dari cairan.

“Setelah diteliti, spot misterius itu menunjukan seperti danau dulunya. Saat ini bisa dibilang sebagai danau beku,” ucap pimpinan investigasi New Horizons Alan Stern.

Meski belum jelas sepenuhnya kira-kira apa jenis cairan yang mengalir di danau tersebut, tim peneliti menduga paling tidak itu adalah nitrogen.

Seiring Pluto mengorbit Matahari, planet kerdil ini mengalami perubahan musim paling ekstrem di tata surya.

Dari situ, para peneliti telah melakukan simulasi yang menghasilkan informasi bahwa atmosfe nitrogen Pluto menjadi lebih tipis dan tebal secara dramatis dalam kurun waktu jutaan tahun.

Kemudian mereka juga meyakini, suhu permukaan Pluto berfluktuasi dengan nitrogen yang ada, lalu berujung pada perubahan elemen dari padat beku menjadi gas.

Terkadang, suhu dan tekanan sesekali naik cukup tinggi sehingga membuat nitrogen cair mengalir di permukaan.

Tim peneliti mencatat, suhu tinggi terakhir kali yang mampu mencairkan nitrogen adalah sekitar delapan ratus ribu tahun lalu.

“Kisah temuan ini, sama seperti planet, akan terus berkembang,” lanjut Stern.

Tim New Horizons pun akan terus melanjutkan penelitian secara menyeluruh demi menguak misteri yang terdapat di Pluto.

“Dari data yang diperoleh, kami tidak terkejut. Tapi sungguh tercengang,” ungkap peneliti planet senior NASA, Jim Green.

Pada pertengahan Juli lalu, New Horizons berhasil melintas belasan ribu kilometer di atas permukaan Pluto dengan kecepatan empat puluh lima ribu kilometer per jam.

Jarak tersebut menjadi yang terdekat sejak New Horizons menjelajah ruang angkasa selama sembilan setengah tahun.

Belum lama ini juga, ilmuwan telah mengidentifikasi sebuah tanda misterius seperti huruf ‘X’ di permukaan Pluto.

Tanda ‘X’ ini berhasil diabadikan oleh salah satu perangkat NASA bernama LORRI atau ‘Long Range Reconnaissance Imager’ untuk mengambil gambar penyelidikan dari jarak jauh.

Tanda misterius ini pertama kali ditemukan pada 14 Juli 2015, sementara gambarnya baru ditransmisi ke Bumi pada 24 Desember 2015.

Bila melihat sepintas, pastinya para pemburu UFO dan alien akan memiliki banyak spekulasi terkait eksistensi makhluk asing yanng terasosiasi dengan keberadaan tanda ini.

Namun kenyataannya, tanda ‘X’ ini dapat djelaskan secara ilmiah.

Setelah diteliti, tanda ‘X’ in diperkirakan terbentuk dari es nitrogen yang membeku dan ‘tenggelam’ ke dalam permukaan Pluto, selanjutnya daerah ini membentuk suatu daerah yang menyerupai persimpangan di mana empat sel konveksi bertemu.

Tanda misterius ini terletak di daerah dataran luas bernama Sputnik Planum. Daratan luas yang terletak lebih rendah dari daerah sekitarnya ini juga diketahui membentuk bagian kiri dari ‘jantung’ Pluto.

Permukaannya terpisah menjadi lubang-lubang kecil atau poligon

Sputnik Planum juga diklaim sebagai ‘lautan’ nitrogen beku, di mana karena adanya proses pemanasan dari inti Pluto mengakibatkan proses konveksi yang berlangsung selama jutaan tahun.

Es yang membeku di dasar ‘kolam’ ini meluap hingga naik ke permukaan, kemudian menjadi dingin dan selanjutnya kembali terbenam dan meninggalkan sebuah ‘tanda bekas’ berupa bulatan-bulatan di permukaan Pluto.

Ilmuwan pun mengklaim proses ini seperti ‘lampu lava’ raksasa.

“Bagian dari Pluto ini seperti sebuah lampu lava. Bila anda bisa membayangkan lampu lava yang begitu luas dan bahkan lebih dalam dari pada Hudson Bay,” ungkap William McKinnon, wakil utama dari tim ilmuwan New Horizon Geology, Geophysics and Imaging dari Washington University.

Tim ilmuwan juga percaya bahwa gumpalan-gumpalan nitrogen padat yang secara perlahan berevolusi dan bergabung sepanjang jutaan tahun membentuk lubang-lubang pada daratan Pluto.

Sementara itu, fenomena sel konveksi di Pluto juga ditemukan di bumi sendiri. Sel konveksi ini dikenal sebagai penyebab bertiupnya angin di bumi.

Sel ini juga menjelaskan fenomena di mana ketika suatu cairan memanas, cairan tersebut akan kehilangan kepadatannya dan terdorong ke daerah yang memiliki kepadatan lebih tinggi.

Dari penemuan fenomena tanda ‘X’ ini, Pluto semakin dikenal sebagai salah satu bagian dari tata surya yang menarik untuk diteliti, di mana objek ‘dingin’ nan misterius sebenarnya menyimpan begitu banyak cerita terkait proses pembentukan permukaannya yang terus berlanjut dan begitu dinamis.

Foto hitam putih yang sampai ke Bumi termasuk foto close-up Planet Pluto yang paling jernih yang pernah ada. Foto itu direkam oleh pesawat ruang angkasa New Horizons pada Juli lalu.

Di dalam foto itu terlihat jelas bentuk-bentuk seperti kawah, pegunungan, dan garis gletser yang lebarnya sekitar delapan puluh kilometer.

Foto-foto itu direkam saat New Horizons terbang pada jarak terdekatnya ke Pluto, yang jaraknya dari bumi
“New Horizons mengejutkan kami dengan gambar Pluto yang terdekat,” kata John Grunsfeld, administrator di Direktorat Misi Sains NASA, kepada CNN.

Foto-foto yang dikirimkan antara lain berupa rekaman horizon di Pluto, sekitar 800 kilometer di barat laut Sputnik Planum.

Juga foto-foto dari pegunungan Al-Idrisi, sepanjang garis tepian Sputnik dan sepanjang dataran penuh es.

Diperkirakan masih banyak lagi foto Pluto yang bakal sampai ke bumi pada pekan-pekan depan.
New Horizons sendiri melewati Pluto pada Juli dan butuh sekitar setahun sampai seluruh foto dan data yang direkamnya sampai ke Bumi.