close
Nuga Sport

Yamaha Mengabulkan Permintaan Rossi

Valentino Rossi mengaku Yamaha baru memenuhi permintaan yang sudah ia nantikan sejak dua setengah tahun lalu.

Rossi belum kunjung menempati podium lagi sejak MotoGP Amerika Serikat  yang berlangsung pertengahan April. Namun Rossi mengaku ada perubahan yang terjadi di Yamaha setelah jeda musim panas.

“Yamaha mulai bekerja dengan baik, pada sisi akselerasi, dan elektronik untuk memperbaiki performa ban belakang. Ini adalah hal yang saya minta sejak dua setengah tahun, tetapi saya belum mendapat jawaban hingga akhir bulan,” kata Rossi dikutip dari Motorsport.

“Mungkin kami bisa tampil lebih baik dan lebih kompetitif ada akhir tahun ini dan tahun depan,” sambung mantan juara dunia MotoGP itu.

Setelah istirahat paruh musim, Rossi mencatatkan finis keenam di MotoGP Ceko dan peringkat keempat di MotoGP Austria dan Inggris.

Sebelumnya Rossi sempat gagal finis pada tiga balapan beruntun, MotoGP Italia, Catalunya, dan Belanda yang dilanjutkan dengan finis kedelapan di MotoGP Jerman.

Salah satu permasalahan signifikan yang dirasa Rossi adalah performa Yamaha di lintasan lurus yang tidak mampu bersaing dengan motor-motor lain.

“Kami telah membaik, tetapi jalan masih panjang. Kami [biasanya] tujuh atau delapan detik [tertinggal dari pebalap papan atas] di balapan, motor lain bisa lebih kencang  dua belas kilometer per jam di lintasan lurus,” ucap Rossi.

“Kami tidak bisa kuat seperti Ducati di lintasan lurus, tetapi kami harus bekerja setidaknya untuk mengurangi separuhnya,” tambahnya.

Setelah merasa ada perbaikan di motornya, Rossi berharap Yamaha dapat mendatangkan swingarm baru untuk meningkatkan performa.

“Saya berharap Yamaha dapat mendatangkannya secepat mungkin. Tidak ada situasi yang jelas [mengenai waktu pengembangan swingarm], tetapi saya harap tidak lama lagi kita akan melihatnya,” ucap Rossi.

Sementara itu seperti ditulis “marca,” Rossi punya kesempatan meraih juara dunia hingga  pekan kedua  September mendatang, a

Setelah hanya mampu finis keempat pada balapan MotoGP Inggris , Minggu lalu, Rossi turun ke posisi enam klasemen sementara musim ini. The Doctor digeser rekan setimnya, Maverick Vinales, dari posisi lima dan tertinggal dua poin.

Kesempatan Rossi untuk merebut gelar MotoGP 2019 dan melengkapi gelar juara dunia menjadi sepuluh semakin tipis usai MotoGP Inggris. Pasalnya, mantan pebalap Ducati dan Honda itu kini tertinggal  seratus tiga puluh empat poin dari Marc Marquez dengan tujuh seri tersisa.

Dengan seratus tujuh puluh lima poin penuh yang masih mungkin bisa direbut Rossi di sisa musim, maka MotoGP San Marino di Sirkuit Misano Marco Simoncelli akan jadi seri peluang terakhir merebut gelar juara dunia MotoGP musim ini.

Rossi tidak boleh kehilangan enam belas poin dari Marquez pada balapan MotoGP San Marino. Jika itu yang terjadi, maka Rossi dipastikan tidak bisa lagi merebut gelar juara dunia musim ini karena terpaut seratus lima puluh poin dari Marquez dengan enam seri tersisa.

Rossi sudah dipastikan tidak bisa mengalahkan Marquez pada klasemen MotoGP  jika di akhir musim kedua pebalap memiliki poin yang sama.

Pasalnya, Rossi sudah tidak mungkin mengalahkan jumlah kemenangan dan podium yang diraih Marquez musim ini.

Rossi baru mampu merebut dua finis podium musim ini di MotoGP Argentina dan Amerika Serikat . Sementara Marquez sukses merebut sebelas finis podium, termasuk enam kemenangan di MotoGP .

Kali terakhir Rossi menjadi juara dunia MotoGP terjadi pada musim 2009 bersama Yamaha. Ketika itu The Doctor mengalahkan rekan setimnya di Yamaha, Jorge Lorenzo.

Valentino Rossi memang  gagal naik podium di MotoGP Inggris

Rossi tertinggal sepuluh detik dari rekan setimnya di Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, yang berhasil finis di posisi ketiga MotoGP Inggris. Rossi mengatakan, dia harus susah payah menyentuh garis akhir karena ban belakang motornya sudah menyerah di pertengahan balapan.

“Ban motor saya sangat, sangat rusak, dia sudah menyerah. Saya pikir hal ini juga dialami Cal Crutchlow, Jack Miller, dan Franco Morbidelli,” kata Rossi, seperti dikutip dari Motor Sport.

“Saya pikir, masalah kami ada di ban belakang. Saya selalu lebih menderita di cengkeraman belakang ketimbang pembalap Yamaha lainnya, Vinales atau Fabio Quartararo,” ujarnya melanjutkan.

Lebih lanjut, Rossi mengatakan, bannya cepat habis karena udara di lintasan mencapai  tiga puluh satu derajat celcius, sedangkan kelembabannya berada di angka dua puluh tujuh persen.

“Saat balapan, lintasan lebih panas. Saya memiliki banyak masalah ketimbang Vinales,” ucap pembalap MotoGP berusia empat puluh tahun tersebut.

Rossi juga mengatakan, Vinales pandai mengelola ban sejak sesi kualifikasi hingga balapan. Tak hanya itu, Vinales menunjukkannya dengan finis di depan Rossi.

“Vinales melakukan banyak putaran dengan ban yang dia pakai pada hari Sabtu. Namun, kecepatannya sama persis saat balapan,” kata Rossi.

“Saya bagus saat hari Sabtu, lebih dari Vinales, tapi masalahnya timbul saat balapan. Di sini, saya perlu memahami cara menghemat ban belakang,” ucap pria asal Italia tersebut.

Moto GP Inggris  di Sirkuit Silverstone, , menjadi momen yang  yang tidak menguntungkan bagi Rossi

Rossi tampil cukup impresif pada babak kualifikasi MotoGP Inggris. Pebalap Monster Energy Yamaha itu akan start dari posisi kedua