close
Nuga Sport

Sensasi Rossi Finis di Depan Marquez

Valentino Rossi, Senin, 12 September 2016, kembali mengungkapkan rasa kecewanya tak bisa menjuarai MotoGP San Marino di sirkuit Misano, Minggu malam WIB, ketika  finis kedua di belakang pebalap Repsol Honda Dani Pedrosa.

Dalam balap tersebut Pedrosa  yang memulai balap dari urutan ke delapan mengejutkan banyak pihak karena mampu melaju dan menyalip pebalap-pebalap tangguh di depannya, termasuk Rossi di putaran kedua puluh satu.

Usai balap, Rossi mengaku dirinya kecewa gagal mendapatkan kemenangan.

Namun, katanya, dirinya bahagia bisa lebih unggul dibandingkan rekan satu tim Pedrosa, Marc Marquez.

Hal itu, lanjutnya, berarti kembali memotong selisih poin—walau tak banyak—di klasemen pebalap di mana Marquez masih berada di puncaknya.

Dengan sisa lima seri grand prix, Marquez masih nyaman di puncak klasemen dengan selisih keunggulan empat puluh tiga poin dari Rossi yang ada di urutan kedua.

“Ini masih terlalu besar, empat puluh tiga poin dengan lima balapan tersisa, ini jarak yang besar.”

“ Namun sungguh hebat rasanya bisa finis di depan Marquez karena dia sangat kuat, sangat cepat, dan untuk mengalahkannya di sebuah balapan itu berarti anda melakukan balapan yang hebat,” kata Rossi seperti dikutip dari Crash.

Rossi pun bahagia dirinya bisa tampil maksimal untuk berdiri di atas podium.

Salah satunya, kata pria asal Italia tersebut, karena strategi pemilihan ban yang tepat.

“Saya mampu memacu gas dengan baik. Itu adalah langkah yang sangat bagus,” kata Rossi.

Pebalap asal Italia itu juga mengakui Pedrosa tampil sangat baik dalam seri di Misano.

Pedrosa membalap sangat cepat, dan tak dapat dibendung Rossi sehingga ia kehilangan tempat di pimpinan balap.

Usai disalip Pedrosa, diakui Rossi, dirinya kehilangan langkah dan kesulitan untuk memburu dan menyalip kembali Pedrosa.

Pedrosa sendiri menunjukkan kemampuan luar biasa untuk merawat ban depannya yang tipe lunak agar tidak aus jelang berakhirnya balapan.

Bahkan Pedrosa melintasi garis finis dengan keunggulan hingga satu detik lebih dari Rossi.

Kemenangan Pedrosa memastikan MotoGP 2016 memiliki rekor baru: ada delapan pebalap berbeda yang menjadi juara dalam satu musim. Ini adalah jumlah terbanyak dalam sejarah balapan motor level elite tersebut.

Semula  Rossi sempat tak percaya bahwa  Pedrosa bisa bergerak lebih cepat

Rossi kemudian membalap dengan apik dan unggul hingga lebih dari satu detik dari Lorenzo.

Pedrosa sendiri memulai dari posisi delapan. Namun dengan pemilihan ban yang tepat, yaitu ban depan tipe lunak, Pedrosa bisa membalap dengan agresif di paruh pertama balapan.

“Saya telah mencoba kecepatan Maksimum untuk menghalani Lorenzo dan Marquez, dan ketika saya melihat kecepatan saya cukup baik untuk menang, saya sangat bahagia,” kata Rossi setelah balapan, seperti dikutip dari Crash.

“Tapi ketika saya melihat Pedrosa, saya berpikir ‘tidak mungkin, ia lebih cepat dari saya’.”

Rossi sendiri tetap mendapatkan sambutan meriah dari puluhan ribu pendukungnya, meski hanya menduduki podium dua.

Balapan ini memang dikenal sebagai ‘rumah Rossi’ karena demikian dekat dengan kampung halamannya, Tavullia.

Bukan berarti Rossi tak menyesal bisa melintasi garis finis pertama.

“Saya sangat ingin menang di sini di Misano, karena ini adalah balapan yang spesial,” katanya.

Sementara itu Marquez berharap Pedrosa bisa terus menghentikan langkah Valentino Rossi untuk menipiskan selisih jarak di klasemen sementara.

Seandainya Rossi juara, maka selisih Marquez dan Rossi hanya tiga puluh sembilan poin.

“Di satu bagian balapan, saya sangat kuat. Saya bisa mengejar Jorge dan dekat dengan Valentino”

“ Namun saya mulai merasa bahwa jika saya terus dengan gaya membalap seperti itu, peluang saya lebih besar terjatuh ketimbang naik podium,” kata Marquez seperti dikutip dari Crash.

“Jadi saya menunggu saja di sana di posisi empat, dan saya tentu saja berharap Dani memenangi balapan, karena itu artinya Valentino akan mengambil angka lebih sedikit.”

Merespons kemenangan Pedrosa, Marquez sempat ditanyai jika Repsol Honda telah mencapai perkembangan yang baik terkait sistem elektronik. Marquez mengaku hasilnya tidak signifikan.

“Setiap kali kami bekerja terus menerus, kami coba mencari hasil terbaik. Namun saya kurang lebih terus berkutat dengan masalah yang sama seperti di paruh pertama balapan.”

“Namun saya merasa ada peningkatan sedikit dalam soal akselerasi. Memang tidak cukup. Tapi sedikit.”

“Sebelum datang ke balapan ini saya memperkirakan akan kehilangan banyak poin, tapi pada akhirnya saya hanya kehilangan tujuh. Jadi ini hal yang paling penting.”

 

Tags : slide