close
Nuga Sport

Rossi Masih Cepat dan Berani, Tapi Sudah …

Mantan teknisi MotoGP Juan Martinez menyebut Valentino Rossi masih memiliki kecepatan dan keberanian untuk menjadi juara dunia, namun sudah tidak memiliki lagi dorongan bawah sadar karena usia.

Memasuki usia gaek Rossi menjadi pebalap tertua di MotoGP. Setelah satu dekade menjadi juara dunia, pebalap tim Yamaha itu masih mengincar gelar juara dunia kedelapan di ajang balap motor kelas utama.

Untuk sementara dalam klasemen MotoGP 2019, Rossi kehilangan daya saing. The Doctor berada di peringkat keenam dengan nilai 80 dan tercatat tiga kali gagal finis.

Menurut Martinez, Rossi masih memiliki kemampuan bersaing di barisan terdepan. Tetapi ada faktor yang tidak bisa dilawan pebalap asal Italia tersebut.

“Sulit untuk mengatakan apa yang salah dengan Valentino saat ini. Satu-satunya hal yang terjadi adalah waktu berlalu untuk semua orang. Seharusnya ini tidak mengurangi apa yang sudah ia lakukan,” kata Martinez dikutip dari Marca.

“Untuk menjadi juara dunia dibutuhkan kecepatan, keberanian, dan kadang-kadang bahkan alam bawah sadar, jelas semuanya terkait dengan bakat. Jika Anda termakan usia itu akan memengaruhi ketidaksadaran, dan pada waktu-waktu tertentu, itu membuat batasan pada diri Anda,” paparnya.

Martinez tidak menyalahkan pilihan Rossi terus membalap dan bersaing dengan pebalap-pebalap yang jauh lebih muda dan malah justru memberi penilaian positif.

“Kita harus mengapresiasi apa yang telah Valentino beri kepada kita, ini adalah hidup dan Anda tidak bisa melawannya. Akan menyenangkan jika dia berada di usia yang sepantar dengan yang lainnya, bagi olahraga kita ini akan fantastis.”

“Tetapi saya percaya baginya kita mulai mendekat pada akhir bukan awal,” jelas Martinez.

Sebelumnya, Valentino Rossi, mengungkit kejayaan masa lalu usai terpuruk di paruh musim ini .

Di musim ini Rossi belum mampu menjadi pemenang dalam sembilan seri yang digelar. Catatan itu menambah panjang puasa kemenangan Rossi usai terakhir kali diraih di MotoGP Belanda  dua tahun lalu.

Pada paruh pertama musim ini, Rossi sempat tampil apik di seri-seri awal dengan dua kali naik podium. Tetapi setelah itu performa Rossi jeblok, bahkan gagal finis di MotoGP Italia, Catalonia, dan Belanda.

Di MotoGP Jerman yang menjadi penutup jeda Rossi harus puas finis di posisi delapan. Hasil itu membuat pebalap gaek tersebut berada di peringkat keenam klasemen sementara MotoGP musim ini dengan  delapan poin dan makin tertinggal dari Marc Marquez.

“Tentu saja saya tidak suka [kekalahan beruntun], tetapi saya pernah mengalami itu dalam karier saya, dan saya bisa kembali,” kata Rossi.

Meski terpuruk di musim ini, Rossi tidak menganggap hasil tersebut buruk. Rossi juga masih bisa membanggakan catatan kemenangannya di level elite,

Catatan Rossi itu masih di atas legenda MotoGP Giacomo Agostini , sementara juara bertahan Marquez mengoleksi 49 kemenangan.

“Saya sudah memenangi delapan puluh sembilan kali . Saya tidak terlalu buruk,” ucap Rossi sembari tertawa.

Dengan menempati posisi keenam klasemen sementara MotoGP  musim ini, Rossi tertinggal seratus lima poin dari Marquez yang jadi pemuncak klasemen.

Dan salah satu pembicaraan hangat di paruh musim MotoGP  adalah keputusan akhir Valentino Rossi untuk pensiun dari ajang balap motor Grand Prix setelah terus terpuruk bersama Yamaha.

Tidak pernah meraih kemenangan di MotoGP lebih dari dua tahun, terpuruk di paruh pertama musim ini, dan tertinggal seratus lima poin dari Marc Marquez di klasemen sementara. Itu adalah sejumlah catatan buruk Rossi musim ini.

The Doctor sebenarnya memulai musim cukup bagus dan sempat menjadi salah satu kandidat juara setelah finis di posisi kedua pada balapan GP Argentina dan GP Amerika Serikat. Namun, seiring musim berjalan Rossi semakin terpuruk.

Kegagalan finis tiga kali beruntun di GP Italia, GP Catalunya, dan GP Belanda, ditambah finis delapan di GP Jerman, membuat Rossi berada di posisi enam klasemen sementara MotoGP  dengan delapan puluh poin. Pebalap 40 tahun itu tertinggal sangat jauh dari Marquez di puncak klasemen.

Jika melihat performa, Rossi merupakan pebalap ketiga terbaik Yamaha di hingga paruh musim MotoGP  di belakang Maverick Vinales dan Fabio Quartararo. Nama terakhir memang kalah dari Rossi secara torehan poin di klasemen, tapi potensi Quartararo justru melebihi The Doctor.

Quartararo berhasil tiga kali merebut pole musim ini dan sukses naik podium di Catalunya dan Belanda. Sementara Vinales menjadi satu-satunya pebalap yang berhasil meraih kemenangan hingga paruh musim ini setelah mengalahkan Marc Marquez di MotoGP Belanda.

Desakan agar Rossi pensiun dari MotoGP sudah muncul dalam beberapa musim terakhir. Terakhir legenda asal Italia yang memegang rekor gelar juara dunia Grand Prix sepeda motor, Giacomo Agostini, menyarankan Rossi untuk pensiun.

“Rossi coba melakukan yang dia bisa, tapi dia sudah habis dan ini menciptakan persoalan baginya. Rossi sudah mencapai banyak hal, namun tahun-tahun itu telah berlalu. Maradona, Muhammad Ali, Eddy Merckx sudah lewat masanya. Begitu pula saya. Jika tidak, saya pasti masih balapan,” ujar Agostini.