close
Nuga Sport

Menunggu Performa Duet Marquez-Lorenzo

Hubungan Marc Marquez dan Jorge Lorenzo di MotoGP musim ini masih  terlihat harmonis. Namun, situasi bisa berubah seratus delapan puluh derajat di kubu Repsol Honda saat menjalani MotoGP depan.

Marquez mendorong Lorenzo di parc ferme usai balapan MotoGP Austria pada  Agustus lalu. Kedua pebalap itu terlihat akrab meski baru saja bersaing ketat pada balapan di Sirkuit Red Bull Ring.

Kondisi itu tentunya membuat pihak Honda Racing Corporation puas, terutama direktur tim Repsol Honda Alberto Puig yang mengambil risiko dengan memboyong Lorenzo menjadi rekan setim Marquez untuk MotoGP mendatang

Keputusan menduetkan Marquez dan Lorenzo membuat Puig sempat mendapat kritikan. Memiliki dua pebalap juara dunia dalam satu tim, dan sedang dalam penampilan terbaik, bisa membuat Honda dalam bahaya musim depan.

Masalah yang sama pernah dialami Movistar Yamaha ketika menduetkan Lorenzo dengan Valentino Rossi. Kedua pebalap sering terlibat perang dingin hingga mengganggu performa tim, hingga akhirnya Lorenzo memutuskan hengkang ke Ducati pada musim lalu.

Saat ini ketakutan akan terjadinya perang dingin Marquez vs Lorenzo pada MotoGP mendatang terlihat tidak mungkin terjadi. Terlebih setelah Marquez dan Lorenzo menunjukkan hubungan yang sangat akrab, seperti yang ditunjukkan usai balapan di sejumlah seri musim ini.

Namun, hubungan Marquez dan Lorenzo bisa berubah dengan cepat. Situasi damai bisa berubah menjadi badai dalam sekejap ketika kedua pebalap juara dunia itu berada dalam satu garasi musim depan.

Perlu diingat Marquez dan Lorenzo adalah dua rival di MotoGP. Menjadi rekan setim tidak akan membuat hubungan kedua pebalap akan lebih harmonis. Pasalnya, peraturan pertama dalam dunia balap adalah: Musuh pertama yang harus dikalahkan adalah rekan setim.

Jika ditarik ke belakang, perseteruan antara Marquez dan Lorenzo sudah terjadi sejak musim lima tahun lalu

Ketika itu Marquez menyenggol Lorenzo hingga keluar trek pada balapan di Sirkuit Jerez, Spanyol. Usai balapan, Lorenzo menolak jabat tangan Marquez di parc ferme.

Meski sempat diklaim bekerja sama pada MotoGP tiga tahun silam ketika melawan Rossi, hubungan Marquez dan Lorenzo tidak pernah benar-benar harmonis.

Sejumlah media di Spanyol mengklaim Lorenzo tidak menyukai Marquez karena sang juara bertahan merebut status pebalap nomor satu Negeri Matador di MotoGP dari tangan Lorenzo.

Marquez mungkin terlihat baik dan bersahabat di luar sirkuit. Namun, Marquez merupakan sosok yang beda ketika sudah mengenakan helm.

Pebalap itu tidak akan peduli status rekan setim. Setiap kesempatan kemenangan akan diambil Marquez, meski sekecil apapun.

Marquez sendiri mengakui hubungannya dengan Lorenzo sempat memburuk. Marquez juga memastikan tidak akan mengalahkan kepada Lorenzo di Repsol Honda.

“Pada awalnya ada friksi antara kami, tapi sekarang kami punya hubungan bagus. Saya lebih memilih bersaing dengan rival yang memiliki senjata yang sama. Ketika Anda punya dua pebalap juara di tim yang sama, dua-duanya pasti ingin menang. Sayangnya hanya ada satu pebalap yang akan menang,” ucap Marquez.

Terakhir Marquez mengaku tidak ingin menerapkan tembok pembatas di garasi Honda pada MotoGP  mendatang bersama Lorenzo.

Sebuah keputusan yang mungkin akan disesali Marquez musim depan ketika friksi antar-dua pebalap mulai terjadi.

Menariknya jika melihat persaingan di MotoGP musim ini, bukan tidak mungkin hubungan panas antara Marquez dan Lorenzo bisa terjadi lebih cepat.

Terlebih Lorenzo harus memenuhi kewajiban terhadap Ducati untuk membantu Andrea Dovizioso dalam perebutan gelar juara dunia melawan Marquez di enam seri tersisa musim ini.

Sementara itu Jorge Lorenzo mengaku tak menyesal meninggalkan Ducati karena ia telah membantu membangun Ducati jadi motor yang sangat komplet di ajang MotoGP.

Lorenzo datang ke Ducati pada MotoGP  lalu  Sebelum musim tersebut dimulai, Lorenzo sempat melakukan tes resmi di November dua tahun lalu. Sejak saat itu, Lorenzo terus berusaha keras bersama Ducati.

Meski performa apik Lorenzo bersama Ducati baru muncul di pertengahan MotoGP ini, tepatnya setelah ia memutuskan pindah ke Honda, Lorenzo tak menyesali hal itu.

“Hal yang terpenting adalah di sini. Otak dan kepala adalah hal terpenting dalam balapan. Otak saya bekerja dengan baik saat ini,” ucap Lorenzo sambil menyentuh dahinya.

“Tentu saja motor Ducati saat ini jadi motor yang sangat komplet. Saya membantu motor tersebut berkembang. Kami bersama-sama memecahkan masalah atas sejumlah kelemahan,” tutur pebalap asal Spanyol itu menambahkan.

Lorenzo optimistis ia juga bisa melakukan hal yang sama di Honda meskipun tak mau mengumbar optimisme tentang kinerjanya bersama pabrikan tersebut.

“Saya rasa kepala saya tetap akan bekerja dengan baik di masa depan. Saya tak tahu butuh berapa lama untuk bisa menang bersama Honda atau kapan saya bisa tampil kompetitif bersama tim baru nanti.”

“Namun dengan pengetahuan saya, saya juga akan membantu Honda mulai tahun depan agar mereka bisa mengembangkan motor untuk masa depan,” kata Lorenzo.

Pada musim ini, Ducati terbilang merupakan motor yang paling bagus di MotoGP lantaran bisa menghasilkan dua pebalap yang tampil kompetitif dan memenangkan seri, plus mampu menyajikan motor yang bisa jadi unggulan di banyak seri.

Kegagalan Ducati untuk menjaga jarak dengan Marc Marquez disebabkan oleh kesialan yang dialami Andrea Dovizioso di sejumlah seri dan baru tampil kompetitifnya Jorge Lorenzo di pertengahan musim