close
Nuga Sport

“Iannone Tidak Salah di Philip Island”

Valentino Rossi secara terbuka membela Andrea Iannone, pebalap Ducati, yang sesam asal Italia dengannya, sebagai tidak memiliki dosa ketika menjegalnya dari posisi tiga di balapan Philip Island, MotoGP Australia, Minggu pekan lalu.

“Saya tidak menyalahkan Andrea. Ia memang pantas untuk mendapatkan podium ketiga. Ia berlomba dengan jujur,” ujar Rossi kepada “crash” setelah adanya kecaman pengamat dan analis bahwa Iannone sebagai penghalang Rossi meraih podium.

Di Philip Island Circuit Rossi finis di posisi empat dengan juaranya Marquez serta Lorenzo di posisi dua.

Rossi yag sementara memimpin klasemen menemapti posisi empat setelah gagal melewati Iannone.
Hasil ini berpengaruh besar pada perolehan poin Rossi yang kini makin didekatai pebalap asal Spayol, Jorge Lorenzo.

Lorenzo pada lomba di Australia menempati posisis dua di belakang Marc Marquez dan kini hanya berselisih sebelas poin di belakang Rossi.
Ajang MotoGP tinggal menyisakan dua lomba di Malaysia dan Spanyol.

Hasil ini membuat marah para penggear Rossi di Italia.
Mereka menganggap Iannone dapat menggagalkan usaha Rossi untuk kembali menjadi juara dunia. Mereka kemudian menumpahkan kemarahan merteka melalui akun media sosial milik Rossi.

Rossi sendiri balik mengecam.

“Mereka sebenarnya bukan pendukung saya. Saya mendengar hal ini setelah lomba. Memalukan sekali, ini memang jamannya di mana semua orang dapat berkata apa pun yang mereka inginkan melalui jaringan media sosial,”kata Rossi.

“Bahkan untuk hal yang bodoh sekali pun.”

“Orang-orang bodoh ini berkata buruk mengenai orang yang lebih beruntung daripada mereka. Padahal orang ini jauh lebih berbakat dan senang karena dapat mencapai sesuatu dalam hidup mereka,”lanjutnya.

“Saya minta maaf pada Andrea. Ia hanya menjalankan tugasnya dan adalah normal bila ia ingin mengalahkan saya.”

Sementara itu, rekan Rossi di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, terkejut ketika rekan satu timnya, Valentino Rossi, menyerang pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, saat konferensi pers jelang GP Malaysia di Sirkuit Sepang.

Rossi mengatakan bahwa Marquez dengan sengaja mempermainkannya saat balapan di Sirkuit Phillip Island, Australia, akhir pekan kemarin. Menurut dia, Marquez dengan sengaja membantu Lorenzo mengalahkannya dalam perebutan gelar juara dunia.

Lorenzo termenung mendengar kata-kata Rossi yang bernada cukup pedas tersebut. Setelah mendapat giliran berkomentar, Lorenzo mengatakan bahwa tidak mungkin Marquez membantunya.

Pada balapan di Phillip Island, Lorenzo nyaris meraih kemenangan. Di tiga tikungan terakhir sebelum finis, Marquez melewatinya. Jika Marquez tidak melakukan hal tersebut, Lorenzo akan finis pertama dan meraih poin lebih besar.

“Tidak,” jawab Lorenzo ketika ditanya lagi apakah dia merasa bahwa Marquez telah membantunya saat balapan di Australia.

“Saya selalu di depan, mungkin pada 80 persen balapan. Saya memimpin balapan, jadi tidak terlalu tahu apa yang terjadi di belakang.”

“Kedua, saya yakin dia tidak membantu saya saat balapan. Jika membantu, dia akan membiarkan saya memenangi balapan dan memberi saya tambahan lima poin,” ujar pebalap 28 tahun tersebut seperti dikabarkan Crash.net.

Lorenzo juga menyebut apa yang dituduhkan Rossi tersebut sebenarnya justru pernah dilakukan Rossi saat meraih gelar juara dunia.

“Dengan Biaggi, Gibernau, dan Ukawa. Dia sedikit ‘bermain-main’ saat balapan dan pada lap terakhir dia mamacu motornya lalu menang. Jadi, sedikit aneh bahwa dia berbicara seperti itu setelah apa yang terjadi pada masa lalu,” tutur Lorenzo.

Menurut Lorenzo, Rossi tidak akan berkata seperti itu jika dia berada dalam posisi sebagai pebalap paling cepat. Apalagi, Rossi sebenarnya memiliki keuntungan karena masih unggul 11 poin atas Lorenzo.

“Mungkin dia takut persaingan menjadi juara dunia akan lebih sulit karena tidak cukup cepat untuk bersaing dengan Marc, saya, atau Dani (Pedrosa) di sirkuit ini. Saya pikir itu strateginya, bukan?” kata Lorenzo.

“Jika dia adalah yang paling cepat, dia tidak akan berbicara seperti itu. Saya rasa, sejujurnya itu bukan strategi yang bagus,” lanjut pemegang dua gelar juara dunia MotoGP tersebut.

Lorenzo lalu diingatkan tentang persaingan antara dirinya dan Marquez demi menjadi juara dunia dua tahun lalu. Pada seri terarkhir di Valencia, Lorenzo harus finis pertama, dan Marquez tidak naik podium, jika ingin menjadi juara dunia.

Lorenzo memang finis di urutan pertama, tetapi Marquez berhasil finis di urutan ketiga, di belakang Pedrosa. Finis di urutan ketiga sudah cukup bagi Marquez untuk meraih gelar juara dunia dengan total poin 334, hanya empat angka lebih banyak dari Lorenzo.

“Saya tidak ingin berbicara tentang dua tahun lalu, yang terjadi dua tahun lalu. Namun, benar bahwa balapan ketika itu berjalan cukup lambat dan Rossi tidak mencoba untuk menyalip,” kata Lorenzo.

“Saya tidak tahu mengapa. Namun, itu sudah berlalu. Sekarang saya berpikir bagaimana menjadi jaura dunia dan saya tidak mau terlalu memikirkan tentang masa lalu,” lanjutnya. Rossi finis di urutan keempat pada balapan tersebut.

Lorenzo dan Rossi sudah mengawali persaingan di lintasan Sirkuit Sepang dengan turun pada dua sesi latihan pertama. Lorenzo menjadi yang tercepat pada sesi kedua, sementara Rossi di urutan kedelapan.

Pedrosa menjadi yang tercepat pada sesi pertama, lalu berada di urutan kedua pada sesi berikutnya. Marquez selalu berada di urutan ketiga pada dua sesi tersebut.