close
Nuga Sehat

Wanita Itu Lebih Sulit Tidur dari Lelaki

Persoalan terlelap antara lelaki dan wanita terdapat perbedaan.

“Lelaki lebih mudah terlelap di banding dari wanita,” tulis hasil studi  Surrey Sleep Research Centre, University of Surrey

Ketika suami sudah terlelap, sang istri  mungkin masih terjaga dan bahkan tidak merasakan kantuk sama sekali, meski sama-sama sudah di tempat tidur

Ini memang bukan fenomena baru, tetapi setidaknya Anda perlu tahu alasannya.

Studi yang dilakukan Surrey Sleep Research Centre, University of  terhadap kasus ini melibatkan dua puluh lima responden selama tujuh puluh dua  jam.

Tujuannya hanya satu, mengamati pola tidur responden.

Dalam laboratorium, seluruh responden diminta terjaga selama satu jam sebelum ditawari kesempatan untuk tidur.

Kemudian saat terjaga, tiap tiga jam sekali mereka diminta untuk melaporkan hal-hal seperti tingkat kantuk  atau sleepiness dan mood yang dirasakan.

Ada juga tes untuk mengungkap performa kognitif responden, semisal mencatat tingkat kewaspadaan  mereka dan daya ingat, termasuk mengukur suhu tubuh dan tinggi rendahnya hormon tidur atau melatonin yang mereka miliki.

Brain electric activity  juga dipasang di tubuh responden ketika tidur.

Hasilnya, responden wanita berpeluang lima puluh persen lebih besar untuk susah tidur atau insomnia.

Dan begitu dicocokkan dengan beberapa aspek yang bersangkutan dengan ritme sirkadian mereka, peneliti akhirnya menemukan bahwa ini terjadi karena wanita memiliki ritme yang diatur  lebih cepat daripada pria.

Inilah yang menjadi alasan mengapa wanita sulit sekali untuk bisa tidur, dan sering merasa kelelahan begitu terjaga sebab mereka harus ‘berjibaku’ dengan jam tubuh me.

Di sisi lain, wanita juga lebih tahan melek di pagi hari ketimbang pria.

“Persoalannya, ritme sirkadian yang seperti ini membuat fungsi otak wanita di pagi hari menjadi menurun.”

“ Ini tentu terasa dampaknya jika mereka harus bekerja di shift malam seperti pada perawat, petugas keamanan ataupun polisi,” tutur salah satu peneliti, Dr Nayantara Santhi seperti dilaporkan www.surrey.ac.uk.

Selain itu berdasarkan peneltian lainnya, wanita disebut-sebut membutuhkan waktu tidur yang lebih panjang dibandingkan pria.

Mengapa demikian?

Menurut para peneliti di Loughborough University’s Sleep Research Center di Leicestershire, Inggris mengatakan bahwa seorang wanita membutuhkan lebih banyak tidur dibandingkan pria. Ini karena sistem kerja otak wanita yang lebih kompleks.

“Otak wanita lebih kompleks dibandingkan pria, cara kerja mereka juga berbeda. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan tidur yang lebih banyak,” tutur salah satu peneliti, Prof Jim Horne, seperti dikutip dari New York Post.

Alasan lainnya, wanita juga cenderung lebih sering beraktivitas secara multitasking alias melakukan banyak hal secara sekaligus.

“Ini membuat wanita menggunakan otak mereka lebih banyak dibandingkan pria,” imbuhnya.

Jika wanita kerap mengalami kurang tidur, dalam jangka waktu panjang kondisi ini dapat meningkatkan risiko tekanan psikologis dan depresi.

Uniknya, peningkatan risiko ini justru tidak ditemukan pada pria yang kurang tidur.

Horne menjelaskan pasalnya ketika tidur, korteks  atau bagian otak yang bertanggung jawab terhadap pola pikir, daya ingat, dan pengelolaan bahasa seseorang, akan masuk ke dalam modus recovery atau pemulihan.

Dan durasi yang dibutuhkan otak untuk memulihkan dirinya ini bergantung pada seberapa lama otak dibutuhkan selama seharian atau sebelum tidur.

“Jadi makin lama Anda menggunakan otak sepanjang hari, makin lama waktu yang dibutuhkannya untuk memulihkan diri, dan konsekuensinya, makin banyak waktu yang Anda butuhkan untuk tidur,” tutur Horne.