close
Nuga Sehat

Virus Corona? Marilah Kita Mengenalnya

Virus corona?

Ya, Virus Corona jenis terbaru atau -nCov kini tengah menyita perhatian dunia. lantas mengikuti kemudian ke sejumlah negara lain. Indonesia sendiri tengah dalam kondisi siaga satu untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.

Beberapa gejala virus corona perlu Anda ketahui.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Subandrio menjelaskan virus corona merupakan satu keluarga besar virus yang sejenis. Umumnya, sirkulasi peredaran terjadi di antara hewan.

Namun, enam jenis di antaranya yang memang bisa menyerang manusia. Termasuk, virus corona yang diidentifikasi di Wuhan tersebut. Karena itu pula virus ini disebut sebagai novel.

“Karena ditemukan pada tahun ini maka disebut versinCov,” tutur Amin

Namun, jumlah kasus virus corona jenis baru ini masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan MERS-CoV dan Severe Acute Respiratory Syndrome

Angka kematian akibat SARS bisa mencapai delapan puluh persen, sementara MERS antara tiga puluh hingga empat puluh persen. Sedangkan virus corona ini baru sekitar di angka empat persen.

Kendati begitu, Amin mengingatkan, tingkat penyebaran virus ini rentan meluas. Ini karena orang yang terserang tak menunjukkan perubahan mencolok. Selain itu, gejala virus corona nyaris mirip dengan orang yang hendak terserang flu.

“Karena yang sudah tertular, tidak mengetahui, belum ada gejalanya jelas, tapi dia sudah pergi ke mana-mana. Karena ini berbeda dengan SARS, yang lebih cepat munculnya,” jelas Amin lagi.

Itu sebabnya, ada baiknya pelbagai gejala ini harus sedini mungkin diwaspadai. Amin menerangkan, orang yang terserang virus ini biasanya menderita demam disertai batuk.

“Jadi kriterianya demam, dengan batuk. Atau, sesak napas dan yang berat lagi kesulitan bernapas,” sambung dia.

Senada dijelaskan dalam keterangan tertulis Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Timur. Gejala virus corona ini antara lain demam, lemas, batuk, dan sesak napas. Beberapa indikasi medis bahkan ditemukan lebih berat. Misalnya pada orang yang sudah lanjut usia atau yang memiliki penyakit penyerta lain.

“Ini memiliki risiko lebih tinggi memperberat kondisi. Adapun dampak terburuk yang dapat terjadi adalah infeksi berat (sepsis), kondisi syok, gagal pernapasan hingga meninggal,” tulis keterangan tertulis pihak RS Awal Bros Bekasi Timur.

Namun setelah menemukan gejala-gejala di atas, masih ada sejumlah hal yang juga perlu dicek. Yakni soal riwayat kontak orang yang masuk kategori suspek atau terduga.

“Harus dikaitkan dengan riwayat kontak. Tidak selalu bepergian, bisa dia bepergian di wilayah endemis atau bisa juga dia kontak dengan orang yang baru pulang dari daerah itu. Orang itu mungkin belum sakit, tapi sudah membawa virusnya,” Amin menjelaskan.

Sementara pihak RS Awal Bros membeberkan lebih detail indikasi medis yang dapat memungkinkan seseorang masuk kategori suspek atau terduga.

Pertama, pasien dengan gejala tersebut namun dalam kondisi yang berat dan membutuhkan perawatan di rumah sakit yang diketahui memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan, China selama lima belas hari terakhir atau, pasien merupakan petugas kesehatan yang merawat pasien infeksi saluran akut respirasi yang berat.

Kedua, pasien dengan gejala yang disebut di atas pernah berkontak erat dengan orang yang terjangkit virus corona, atau pernah berkunjung ke pasar hewan hidup di Wuhan atau, merupakan pengunjung atau petugas kesehatan di rumah sakit yang menangani kasus virus corona.

Bila menemukan gejala-gejala tersebut, Dokter Spesialis Paru RS Awal Bros Bekasi Timur, dr. Annisa Sutera Insani menyarankan sejumlah tindakan. Kata dia, pasien yang mengalami gejala corona virus sebaiknya langsung dirujuk ke rumah sakit.

Selanjutnya, dalam penanganan perlu segera dilakukan foto toraks hingga uji diagnostik melalui swab tenggorokan atau pemeriksaan dahak.

“Jika tidak bisa dirujuk, segera kunjungi rumah sakit lainnya dan sebaiknya pasien harus dirawat di ruang isolasi dan lakukan foto toraks berkala, terapi simptomatik (terapi yang dilakukan berdasarkan gejala yang dialami), terapi cairan, ventilator mekanik (bila terjadi gagal pernapasan),” jelas Annisa.

Ia melanjutkan, jika gejala yang dialami itu disertai infeksi bakteri maka pasien dapat diberikan antibiotik berdasar petunjuk dokter.

Sebagian warga dibikin panik atas penyebaran virus corona jenis terbaru

Mula-mula virus yang menyerang saluran pernapasan ini diidentifikasi di Wuhan, China. Lantas belakangan mulai menyebar ke sejumlah negara di antaranya Singapura, Taiwan dan, Malaysia.

Kendati pemerintah Indonesia menyatakan belum ada laporan satu orang pun yang terkena virus corona, tapi publik tetap was-was. Bahkan ada sejumlah tindakan yang dianggap berlebihan dan cenderung tidak tepat. Misalnya, kalangan orang tua berbondong ke rumah sakit untuk mendapat vaksin pneumokukus usai isu virus novel corona ini merebak.

Padahal menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto penanganan semacam itu tidak sesuai.

“Pneumokukus sama virus [corona] itu enggak sama. Pneumokukus itu bakteri, sedangkan ini virus, enggak nyambung,” jelas Yurianto.

Kekhawatiran muncul boleh jadi lantaran virus corona ini menginfeksi saluran pernapasan. Sehingga, penularan pun dianggap dapat dengan mudah terjadi.

Meski ada benarnya, sebagaimana pernyataan tertulis pihak Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Timur, virus corona memang dapat menular melalui riwayat kontak dan udara. Tapi penjangkitan virus corona itu pun ada prosesnya. Tak akan mudah menyebar ibarat debu yang beterbangan.

Secara terpisah, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio memaklumi bila orang awam memahami bahwa penularan dapat mudah terjadi. Mengingat, virus ini menginfeksi saluran pernapasan. Tapi ia menjelaskan, lebih tepatnya virus corona jenis terbaru ini bisa menyebar melalui cairan dari saluran pernapasan.

Amin menambahkan, penyebaran virus cenderung terjadi lewat droplet atau partikel kecil dari mulut yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.

“Jadi mengikuti air liur atau lendir yang ukurannya agak besar, sehingga dia tidak bisa terbang ke mana-mana. Karena droplet itu hanya bisa jaraknya satu meter, dia jatuh ke meja. Jadi dia tidak seperti debu, terbang-terbang,” jelas dia

“Orang bersin, orang bicara, itu berpotensi menyebarkan atau mengeluarkan, menyemburkan air liur, dari rongga mulut, hidung dan lain sebagainya. Dan kalau orang itu terinfeksi oleh corona virus, itu kan bisa ikut,” sambung dia lagi.

Tetapi bukan itu saja, Amin melanjutkan, karena droplet bisa jatuh ke meja atau benda lain maka ketika cairan tersebut tersentuh maka penularan pun bisa terjadi.

“Bisa saja orang tidak menyadari bahwa dia sudah menyentuh [droplet]. Bisa dari droplet yang jatuh di meja, di pegangan pintu atau di alat apapun. Baik di rumah sakit atau di masyarakat. Jadi itu yang harus kita waspadai,” tegas Amin.

Ia pun menuturkan gejala orang yang terkena virus corona ini pun nyaris menyerupai penderita flu. Karena gejala yang tak mencolok dan cenderung dianggap biasa itu, menurut dia tingkat penyebarannya rentan meluas.

“Karena yang sudah tertular, tidak mengetahui, belum ada gejalanya jelas, tapi dia sudah pergi ke mana-mana. Karena ini berbeda dengan SARS, yang lebih cepat munculnya,” jelas Amin lagi.

Hingga kini, belum ada vaksin yang spesifik untuk menangani virus corona jenis baru tersebut. Karena itu publik disarankan untuk waspada, salah satunya dengan menggunakan masker dan mencuci tangan.