close
Nuga Sehat

“Silent Stroke” Si Pembunuh Yang Diam

Silent stroke”

Ya, silent stroke

Tahukah Anda bahwa Anda mungkin pernah stroke tanpa Anda sadari?

Seperti kita tahu stroke adalah kondisi di mana pasokan darah ke satu bagian otak berhenti tiba-tiba.

Beberapa orang memiliki stroke tanpa pernah menyadarinya. Kondisi ini disebut silent stroke, dan terjadi baik jika stroke Anda tidak memiliki gejala yang bisa dikenali, maupun jika Anda memiliki gejala namun tidak ingat.

Meski dikenal sebgaai “stroke diam-diam” dan tidak menunjukkan gejala, namun stroke ini tetap dapat menyebabkan kerusakan permanen di otak Anda.

Jika Anda sudah memiliki lebih dari satu silent stroke, Anda mungkin memiliki masalah dalam berpikir dan gangguan ingatan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan stroke yang lebih parah.

ika Anda memiliki silent stroke, Anda mungkin tidak akan tahu itu, kecuali jika Anda kebetulan melakukan scan otak dan dokter menemukan gangguan tersebut secara tak sengaja. Anda mungkin memiliki masalah ingatan ringan atau sedikit kesulitan mengingat.

Seorang dokter mungkin dapat melihat tanda-tanda silent stroke tanpa melakukan tes.

Seperti kebanyakan stroke biasanya, silent stroke disebabkan oleh pembekuan darah di otak yang tidak larut.

Peringatan terjadinya stroke yang juga dikenal sebagai TIA atau transient ischemic attach disebabkan oleh pembekuan darah yang larut dengan sendirinya dalam lima menit atau kurang. Tidak seperti silent stroke, kondisi TIA tidak merusak otak secara permanen.

Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut, hubungi pusat bantuan gawat darurat, bahkan jika gejalanya hilang setelah beberapa menit. Sama halnya dengan stroke, TIA adalah keadaan darurat medis dan penting untuk memperlakukannya dengan cepat.

Sebuah studi [ada orang paruh baya tanpa tanda-tanda stroke menemukan bahwa sekitar 10% dari mereka memiliki kerusakan otak. Tekanan darah tinggi dan detak jantung yang tidak teratur dapat meningkatkan risiko Anda.

Kerusakan yang terjadi memang bersifat permanen, tetapi terapi dapat membantu Anda menyembuhkan kembali fungsi yang mungkin telah lemah dengan menggunakan bagian-bagian lain dari otak Anda.

Ya, sebagian besar penyakit stroke, terutama yang fatal menimbulkan gejala yang tampak nyata. Namun, sebagian stroke memiliki gejala yang tak terlihat bahkan tak disadari sama sekali. Kondisi ini dikenal juga dengan gejala silent stroke.

Kondisi ini menimbulkan dampak yang relatif kecil. Namun, dari waktu ke waktu, cedera pada otak dapat mengakibatkan penurunan fungsi kognitif yang signifikan bahkan berujung pada kematian. Oleh karena itu, silent stroke dikenal juga sebagai pembunuh diam-diam.

Silent stroke biasanya disebabkan oleh gumpalan darah, tekanan darah tinggi, arteri yang menyempit, kolesterol tinggi, dan diabetes. Seperti stroke iskemik, silent stroke juga terjadi ketika suplai darah ke bagian otak tiba-tiba terputus, sehingga mengurangi oksigen dan merusak sel-sel otak.

Namun, gejala silent stroke tak termasuk seperti mati rasa dan tak bisa menggerakkan wajah dan tubuh. Hal ini terjadi karena silent stroke mengganggu pasokan darah ke bagian otak yang tidak mengontrol fungsi tubuh yang terlihat seperti berbicara atau bergerak. Sehingga, gejalanya sulit dikenali.

Silent stroke umumnya hanya memengaruhi sebagian kecil area otak. Dikutip dari situs kesehatan Healthline, kerusakan akibat silent stroke bersifat permanen dan kumulatif. Gejala-gejala seperti kesulitan mengingat, berkonsentrasi, bisa jadi salah dua tanda silent stroke.

Gejala lain yang muncul sering kali tak disadari, bahkan dianggap sama dengan tanda-tanda penuaan.

Misalnya, masalah keseimbangan, sering terjatuh, kebocoran urine, perubahan suasana hati, dan menurunnya kemampuan berpikir. Kebanyakan pasien baru mengetahui mereka terkena stroke saat melakukan pemeriksaan MRI atu CT Scan.

National Institute of Neurological Disorders and Stroke menyebut, terapi rehabilitasi dapat membantu orang yang telah kehilangan sebagian kemampuannya akibat gejala silent stroke yang menimpa sebelumnya. Terapi meliputi terapi fisik, berlatih dengan ahli patologi bicara, sosiolog, hingga ahli kesehatan mental.

Tags : slide