Site icon nuga.co

Puasa Identik dengan Bibir Kering

Puasa dan bibir kering? Ya. Dua simbiose yang saling melekat.

Tentu, tak hanya bibir, kulit wajah secara keseluruhan juga sering kering saat berpuasa.

Nah, cara mengatasinya? Jangan basahkan ia dengan air liur. Lebih disarankan mengoleskan pelembap.

Dan itu, jangan hanya dipakai di pagi hari, tapi aplikasi ulang, misalnya setelah wudu.

Selain dari luar, penanggulangan bibir kering dan kulit kering saat berpuasa juga harus dilakukan dari dalam tubuh, yaitu melalui asupan makanan dan minuman.

Asupan air minum ketika sahur dan berbuka puasa seharusnya disesuaikan dengan berat badan.

“Banyak orang hanya terpaku pada delapan gelas sehari. Seharusnya, kebutuhan itu sesuai dengan berat. Hitugannya tiga puluh hingga lima puluh cc air dibagi dengan berat badan dalam kilogram.

Itulah yang harus diminum. Dibagi merata saat sahur dan buka.

Dari segi makanan, diingatkan agar masyarakat tak meninggalkan buah dan sayuran saat sahur dan buka puasa.

Belasan jam tanpa asupan minuman saat berpuasa tak jarang membuat bibir dan kulit menjadi kering.

Tentu keluhan yang paling sering terlontar adalah bibir kering.

Pasien pun terbiasa mengatasi bibir kering dengan membasahi menggunakan air liur.

Bila Anda membasahi bibir dengan ludah tersebut sebenarnya salah.

Pasalnya, lidah memproduksi enzim dari kelenjar saliva yang justru dapat membuat kulit lebih kering.

Enzim tersebut membuat kering dan bahkan meradang hingga membuat di atas bibirnya ada bintik-bintik merah.

Tidak hanya bibir kering dan kulit kering hal lain yang sering mengganggu saat puasa ada;lah bau mulut.

Bau mulut sering kali dialami orang yang berpuasa. Ini tentunya mengganggu dan mengurangi kepercayaan diri. Apalagi jika kita menjalani aktivitas yang sering bertemu dengan orang lain.

Kalau puasa pola makan kita berubah. Mulut kita akan menjadi kering karena produksi air liur berkurang

Mengenai masalah alitosis atau bau mulut saat puasa ini, ada lima cara yang harus ditempuh.

Pertama sikat gigi secara teratur. Menyikat gigi secara teratur akan membantu menghilangkan kotoran yang tertinggal di dalam mulut.

Jika tak dibersihkan, kotoran ini akan mengundang bakteri penyebab bau mulut. Susi menyarankan untuk menyikat gigi setelah makan sahur dan setelah berbuka puasa.

Kedua, bersihkan lidah Lidah juga harus dibersihkan. Bisa dibersihkan dengan pembersih lidah yang biasa dijual di toko-toko.

Gunakan obat kumur Cara ini opsional, tak harus selalu dilakukan. Namun penggunaan obat kumur dapat membantu mencegah bau mulut.

Yang penting lainnya hindari makanan tertentu. Disarankan untuk mencegah memakan makanan panas dan pedas karena bisa menyebabkan radang tenggorokan.

Radang tenggorokan merupakan salah satu penyebab bau mulut.

Kemudian rajin cek ke dokter gigi. Mengunjungi dokter gigi untuk menjalani pemeriksaan jadi saran terbaik bagi menurunkan tensi bau mulut.

Pasalnya, faktor penyebab bau mulut bukan hanya kurang air liur atau radang tenggorokan. Bisa juga terjadi kelainan pada fungsi pencernaan akibat penyakit seperti diabetes dan kanker.

Exit mobile version