close
Nuga Sehat

Perut Buncit? Wah, Itu Pertanda Penyakit

Perut Buncit?

Tanda Penyakit?

Jawabannya, mungkin iya.

Salah satunya bisa memicu risiko penyakit jantung dan stroke.
Lantas apa yang harus dilakukan?

Jawabannya, segeralah susun rencana untuk melakukan pengecilan.

Anda juga harus tahu, berbagai penelitian telah menunjukkan kaitan antara perut buncit dengan penyakit kronis.

Tim riset dari Universitas Texas, memastikan orang dengan perut buncit punya risiko lebih besar terkena hipertensi dibanding dengan orang yang indeks massa tubuhnya sama, tapi lokasi penumpukan lemaknya berbeda.

Tekanan darah yang tinggi bukanlah kondisi yang bisa diabaikan karena bisa menyebabkan organ tubuh memompa darah lebih banyak.

Akibatnya, tekanan di pembuluh darah pun menjadi lebih besar dan berisiko menyebabkan penyakit jantung atau stroke.

Mengapa lokasi penumpukan lemak lebih berpengaruh dari jumlah lemaknya? Peneliti pun masih mencoba memahami hal ini.

Lemak yang menyelimuti organ-organ tubuh dalam dapat menyebabkan hipertensi, jaringan lemak ini juga menghambat kerja ginjal atau kelenjar adrenal dalam memproduksi hormon-hormon penting.

Studi sebelumnya mendapati bahwa perut buncit terkait erat dengan diabetes, penyakit jantung, stroke, bahkan disfungsi ereksi.

Sehingga, solusi terbaik untuk menghindari sejumlah penyakit ini adalah mengecilkan perut.

“Sedikit saja penurunan berat badan dapat berpengaruh pada metabolisme, terutama yang menderita diabetes dan hipertensi,” kata Dr. Aslan Turer, peneliti.

Lemak visceral, lemak yang ada pada organ lama, sebenarnya lebih mudah dibakar daripada lemak subkutan, seperti lemak yang ada di pinggul.

Sehingga olahraga rutin dan pola makan sehat dapat membantu mengurangi lemak jahat dan menyehatkan jantung.

Makanya, terutama pada pria, perut buncit jangan dianggap sebagai hal yang wajar, dan jangan pula dikaitkan dengan kemakmuran. Yang pasti, timbunan lemak di perut sangat berbahaya bagi kesehatan.

Bagaimana harus mengatakan seseorang disebut memiliki perut buncit?

Secara umum mereka yang memiliki ukuran lingkar pinggangnya lebih dari sembilan puluh lima centimeter dan lebih dari delapan puluh centimeter pada wanita dapat di “vonis” sebagai “buncit”.

Perlu pula diketahui, lemak yang tertimbun di perut adalah lemak visceral.

Bukan hanya sulit dihilangkan, lemak ini melekat di organ-organ dalam seperti ginjal, liver, dan sebagainya.

Berbagai penelitian menyebutkan lemak visceral sangat aktif dan menghasilkan hormon serta zat kimia yang bisa menyebabkan gangguan metabolisme dan juga peradangan.

Nah, peradangan inilah yang dapat memicu penyakit.

Lantas bagaimana cfara efektif untuk mengusir perut buncit?

Seperti halnya mengusir lemak di bagian tubuh lain, lemak di perut juga bisa dipangkas dengan meningkatkan aktivitas fisik dan pengaturan pola makan.

Dalam sebuah penelitian, intervensi gaya hidup secara intens selama satu tahun berhasil menurunkan lemak perut sampai dua puluh enam persen dan tingkat kebugaran kardiorespiratori

Dan apa saja yang perlu dilakukan?

Pertama lakukan konseling Intervensi yang dilakukan dalam studi tersebut adalah konseling setiap dua minggu sekali pada empat bulan pertama dan selanjutnya sebulan sekali.

Isi konseling tersebut adalah bagaimana mengatur asupan makanan dan rutin berolahraga.

Pola makan yang disarankan antara lain adalah menambah asupan protein sehat dan mengurangi karbohidrat.

Asupan lemak jenuh juga wajib dibatasi, misalnya daging merah, mentega, dan juga makanan bersantan dan digoreng.

Hindari pula makanan yang mengandung sirup jagung fruktosa tinggi, seperti minuman bersoda, cookies, dan berbagai makanan ringan.

Ingatlah untuk selalu bergerak.

Memilih untuk berjalan kaki ketimbang naik kendaraan untuk jarak yang dekat, berolahraga ringan sambil menonton televisi ketimbang duduk atau tiduran, dan lain sebagainya.

Olahraga kardio saja kurang efektif untuk membakar banyak lemak.

Kombinasikan dengan latihan beban. Bila perlu mintalah bantuan pelatih kebugaran untuk merancang latihan yang tepat bagi Anda.