close
Nuga Sehat

Orgasme Itu “Trending Topic” Tertua di Dunia

Orgasme adalah “trending topic” paling tua dalam sejarah “heboh”nya hubungan antara laki-laki dan perempuana. Topik ini, seperti diungkapkan situs “healthday,” separti yang dikutip “the mirror,” sangat alami akibat perbedaan organ seksual pria dan wanita sehingga membawa perbedaan besar pada situasi orgasme pria dan wanita.

Orgasme pada pria digambarkan lebih konsisten sebagai awal dari sensasi kehangatan yang dalam atau dorongan untuk ejakulasi tak tertahankan.

Setelah itu, pria akan merasakan kontraksi kuat dan sangat menyenangkan, yang melibatkan otot pubococcygeus -otot dasar panggul, otot anus, usus besar, perineum, dan organ seksual. Beberapa pria menggambarkan kontraksi ini sebagai sebuah sensasi pemompaan.

Akhirnya, semprotan cairan hangat semen memperjelas proses yang sebenarnya dari perjalanan semen melalui uretra hingga ejakulasi.

Penting dicatat, tulis “the mirror,” bahwa orgasme dan ejakulasi bukan suatu kejadian dalam waktu bersamaan. Walaupun keduanya terjadi secara bersamaan, seorang pria mungkin bisa mendapatkan orgasme tanpa ejakulasi.

Banyak pria secara salah percaya bahwa ereksi dapat dibangkitkan kembali sesegera mungkin setelah ejakulasi dan mendapatkan klimaks lain dalam waktu singkat, serta menggangap peristiwa itu sebagai orgasme ganda.

Orgasme berulang pada pria yang benar tidak pernah kehilangan ereksinya di antara orgasme. Multiple orgasm meliputi hanya orgasme dan tidak termasuk ejakulasi. Pengecualian hanya berlaku ketika ejakulasi terjadi bersamaan dengan orgasme terakhir dalam sebuah orgasme ganda.

Jadi, dengan belajar mendapatkan orgasme tanpa ejakulasi, seseorang akan mampu mencapai multiple orgasm. Ketika seorang pria memasuki fase recovery, disebut periode refractory, secara fisiologi orgasme berikutnya atau ejakulasi tidak mungkin terjadi.

Celakanya, tulis “healthday,” banyak pria maupun wanita mengalami habatan orgasme. Kesulitan orgasme pada lelaki , mungkin, bisa menghilang kenikmatan. Tapi pada wanita, menurut para ahli, kesulitan orgasme diyakini sebagai penyebab terhambatnya kehamilan dengan jenis kelamin laki-laki.

Spesialis andrologi domestik, Wimpie Pangkahila, misalnya, menjelaskan kalau ingin anak laki-laki, maka ketika melakukan hubungan seksual pada saat subur, wanita harus orgasme lebih dulu.
Tetapi ada faktor penting lain yang juga menentukan jenis kelamin bayi, yaitu perbandingan antara sel spermatazoa X dan Y pada pihak pria.

Hambatan mencapai orgasme pada wanita dipengaruhi berbagai faktor. Wimpie mengatakan belum tentu penyebabnya berasal dari dalam diri wanita. Mungkin saja penyebabnya karena fungsi seksual suami tidak optimal. Katakanlah suami mengalami ejakulasi dini atau fungsi ereksinya tidak optimal.

Mungkin juga karena posisi hubungan seksual tidak efektif, sehingga istri tidak cukup menerima rangsangan seksual selama melakukan hubungan seksual. Karena itu keadaan ini harus diatasi sesuai penyebabnya.

Faktor lainnya infeksi sehingga mengakibatkan rasa sakit setiap kali melakukan hubungan seksual, yang membuat wanita sulit mencapai orgasme.