close
Nuga Sehat

Olahraga Saja Tak Cukup Meraih Langsing

Sebuah studi terbaru yang  dilakukan oleh Loyola University Chicago mengungkapkan bahwa olahraga tak punya kaitan tubuh yang langsing dan bukan pula  kunci untuk mengontrol berat badan.

Selanjutnya  para peneliti tersebut juga menyimpulkan  kurang gerak tak berhubungan dengan kenaikan berat badan.

Penelitian ini merupakan jawaban dari paradigma yang selama ini berkembang bahwa orang yang rajin berolah gerak akan bisa langsing dan mereka yang malas cenderung gemuk.

Studi-studi sebelumnya membuktikan bahwa aktivitas fisik memiliki banyak manfaat sehat, termasuk di antaranya menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.

Riset baru menemukan olahraga mungkin juga meningkatkan selera makan, membuat kita mengompensasi jadi makan lebih banyak atau kurang gerak di sisa hari setelah olahraga.

Riset sebelumnya juga menemukan bahwa ketika seseorang ditanya soal aktivitas fisik, mereka cenderung melebihkan jumlah yang mereka lakukan.

Untuk memberikan ukuran lebih obyektif, peserta memakai alat pelacak yang disebut accelerometer di pergelangan tangan selama seminggu.

Alat tersebut mengukur pengeluaran energi dan jumlah langkah pemakainya.

Peneliti mengukur berat badan, tinggi dan lemak tubuh peserta tersebut.

Setelah pemeriksaan awal, mereka diminta kembali satu hingga dua tahun kemudian.

Mereka yang diteliti berasal dari Ghana, Amerika serikat dan Seycheles.

Di awal kunjungan, peserta dari Ghana memiliki rata-rata berat badan terendah dan warga Amerika yang tertinggi.

Warga Ghana pun lebih fit dari orang Amerika

Orang Ghana memenuhi panduan aktivitas fisik yang disarankan dokter di AS.

Hanya  pria dan  wanita Amerika yang memenuhi panduan tersebut.

Panduan tersebut merekomendasikan olahraga aerobik intensif (seperti jalan cepat) selama  paling tidak dua setengah jam seminggu.

Mengejutkan bagi peneliti, kenaikan berat badan total di setiap negara ternyata lebih besar di antara mereka yang menjalani panduan aktivitas fisik tersebut.

Dalam satu contoh, pria Amerika yang memenuhi panduan olahraga tersebut mengalami kenaikan per tahun, sementara pria yang tak menjalaninya justru mengalami penurunan.

Ketua peneliti Dr Lara Dugas, asisten profesor departemen ilmu kesehatan masyarakat Loyola University mengatakan, “Media memberi tahu kita aktivitas fisik diperlukan untuk menurunkan berat badan. Tapi, sebenarnya diet berperan lebih besar dalam manajemen berat badan.”

Masalahnya adalah sisi asupan yang berlebihan. “Kurang ada penekanan pada ukuran porsi dan apa yang dimakan dari diet terbaru yang sedang disukai,” ujarnya.

Periset menemukan peserta dari Amerika mengonsumsi hampir seribu kalori lebih banyak dari orang Ghana.

“Aktivitas fisik tentu saja sangat penting. Ini merupakan prediktor nomer satu terhadap mortalitas dan morbiditas.”

“ Kami mencoba mengubah pemikiran bahwa olahraga yang membuat kita jadi lebih langsing. Olahraga itu penting untuk kesehatan jantung tetapi pola makan sehat penting untuk berat badan,” katanya.

Sebelumnya, Dr.Richard Cooper dan Dr.Amy Luke dari Loyola University Chicago Stritch Scool of Medicine, yang banyak meneliti tentang olahraga dan obesitas, sudah menegaskan kegiatan fisik saja tidak akan bermanfaat menurunkan berat badan.

“Harapan untuk memiliki tubuh yang lebih langsing dan sehat sulit terwujud jika Anda hanya mengandalkan olahraga secara rutin saja,” tegasnya

Bagaimana pun, Anda perlu membatasi asupan kalori yang masuk.

Latihan keras yang kita lakukan di gym ternyata juga bisa meningkatkan nafsu makan, sehingga kita mengasup lebih banyak makanan.

Karenanya pola makan juga harus diatur.

Kunci untuk memiliki berat badan ideal adalah mengatur asupan kalori, dengan atau tanpa meningkatkan aktivitas olahraga. Hal tersebut juga sudah dibuktikan dalam berbagai penelitian.

“Aktivitas fisik memang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Tetapi, hanya sedikit bukti ilmiah bahwa hal itu bisa melawan obesitas. Resepnya harus lebih tepat, makanlah sedikit kalori untuk menurunkan berat badan,” kata Dr.Richard

Cooper menjelaskan, cukup banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa olahraga dan membatasi kalori akan menghasilkan penurunan berat badan yang setara dengan melakukan diet saja.

Selain itu, penelitian lain juga menyebutkan bahwa tak ada kaitan antara pengeluaran energi dan penurunan berat badan.

“Walau berolahraga memiliki banyak manfaat, tapi seringkali saat aktivitas fisik meningkat asupan kalori pun bertambah,” katanya.

Mental “saya sudah berolahraga keras maka boleh makan apa saja”, harus diubah.

Pola pikir seperti itu justru membuat asupan kalori yang masuk lebih banyak dari yang keluar. Berat badan pun akan stagnan, bahkan bertambah.

“Berolahraga adalah cara yang baik untuk menjaga berat badan, tapi bukan cara terbaik untuk menurunkannya,” kata Dr.Michael Mosley.