close
Nuga Sehat

Mimpi Buruk? Pertanda Masalah Kesehatan

Mimpi buruk?

Ya, hampir semua orang pernah mengalaminya  baik saat  tidur malam hari maupun siang hari.

Lantas apa mimpi terburuk Anda?

Apakah bermimpi tentang bertengkar, berkelahi, nyaris dibunuh, atau bahkan bermimpi soal kematian? Saat bangun, Anda kebingungan, jantung berdebar, dan merasa senang karena mimpi itu sudah berakhir.

Namun jika mimpi buruk sering mengunjungi malam Anda, bisa jadi ini disebabkan oleh masalah kesehatan. Diperkirakan sekitar  dua hingga delapan persen orang dewasa tidak bisa beristirahat karena mimpi mengerikan dan mimpi buruk menyebabkan malapetaka untuk pola tidur mereka.

Mimpi buruk bisa menjadi indikator masalah kesehatan mental seperti kecemasan, gangguan stres pasca-trauma, dan depresi.

Namun beberapa teori beranggapan bahwa mimpi buruk bisa mnejadi cara bagi otak untuk mengatasi dan memproses ingatan yang tak menyenangkan.

Profesor Jason Ellis mengungkapkan bhawa mimpi adalah latihan pemecahan masalah.

“Di bawah kerangka itu, kita umumnya melihat mimpi buruk sebagai bagian dari proses mencoba berurusan dengan materi emosional,” katanya.

“Secara umum, mimpi buruk akan terjadi jika seseornag memiiki masalah tidur yang lama. Misalnya sakit atau insomnia.”

Rata-rata manusia biasanya mengalami setidaknya bermimpi buruk sekali seminggu. Namun semua ceritanya pasti berbeda-beda.

“Jika seseorang sering mengalami mimpi buruk, maka itu tidak normal dan itu jadi sesuatu yang harus diobati,” kata Bill Fish, ahli tidur.

Neil Greenberg, profesor kesehatan mental di King’s College London mengungkapkan bahwa mimpi buruk adalah gejala inti PTSD. Hal ini mungkin terjadi karena peristiwa traumatis sehingga membuat otak seseorang tak mampu memprosesnya.

“Yang terjadi adalah pikiran mereka seringkali secara tak sadar mencoba bermain-main dengan mereka dan mencoba memahami mereka.”

Hal ini menyebabkan ada bagian otak yang tak sadar dan mungkin muncul di pikiran seseorang ketika tertidur. Beban peristiwa traumatis ini mungkin keluar sebagai sebuah mimpi buruk.

Selain masalah kesehatan mental akibat hal-hal traumatik, studi menyebutkan bahwa masalah kesehatan mental yang juga terkait dengan mimpi buruk yang sering terjadi adalah masalah bipolar dan skizofrenia.

Hanya saja, Greenberg mengungkapkan bahwa tak semua mimpi buruk merupakan indikasi masalah kesehatan mental

Mimpi buruk bisa terasa sangat nyata dan mendetail, sehingga menyebabkan kita dalam keadaan panik dan ketakutan saat terbangun. Anda selama ini mengira bahwa mimpi buruk hanya terjadi pada anak-anak.

Bermimpi sebenarnya adalah sebuah proses berpikir; kelanjutan dari kereta pikiran kita selama seharian kita beraktivitas.

“Mimpi buruk adalah ketika kita berpikir tentang masalah-masalah menyulitkan selama REM (Rapid Eye Movement) dan mencoba untuk membereskan mereka. Kita sering mencoba untuk mengabaikan masalah sulit yang mengganggu kita di siang hari, tapi ketika kita tidur dan dipaksa untuk ‘menyendiri’ di dalam kepala kita sendiri, otak akan membahas masalah sulit ini,” ujar Lauri Quinn Loewenberg, seorang analis mimpi profesional dan penulis Dream On It, Unlock Your Dreams Change Your Life.

Konflik yang belum terselesaikan bukan satu-satunya penyebab mimpi buruk pada orang dewasa. Anda dapat memiliki mimpi buruk setelah dipicu oleh sejumlah hal yang Anda lakukan atau temui di saat Anda terbangun seharian, seperti:

Makan makanan atau makanan ringan yang tinggi karbohidrat mendekati jam tidur malam bisa meningkatkan aktivitas otak dan metabolisme tubuh.

Meningkat kedua aktivitas tubuh ini mengarah ke kinerja otak yang berlebihan selama dalam tidur REM, mendorong lebih mimpi.

Ahli biokimia di Universitas Australia dari Tasmania melakukan studi di mana mereka menambahkan mustard dan saus Tabasco ke piring makan enam subyek laki-laki dewasa muda yang sehat.

Rasa pedas dari bumbu ditemukan meningkatkan suhu tubuh selama siklus tidur pertama, juga meningkatkan total waktu siaga dan menyebabkan kegelisahan menjelang tidur di kesemua subyek penelitian.

Makanan pedas bukan hanya satu-satunya pelaku harus diwaspadai.

Sebuah artikel yang diterbitkan oleh The Journal of the Mind and Body menyatakan bahwa junk food — studi menggunakan es krim dan permen sebagai pemicu dalam eksperimen tersebut — memicu lebih banyak aktivitias gelombang otak, menyebabkan tujuh dari sepuluh peserta untuk mengalami mimpi buruk.

Jika Anda menyadari mimpi buruk timbul lebih sering setelah camilan tengah malam Anda, buat peraturan untuk tidak ngemil lagi setelah makan malam, atau setidaknya menghindari makanan berat sebelum tidur.

Obat yang mempengaruhi zat kimia dalam otak (seperti antidepresan), serta beberapa obat tekanan darah, telah dikaitkan dengan timbulnya mimpi buruk sebagai efek samping.

Kurang tidur menyebabkan mimpi buruk, dan mimpi buruk menyebabkan Anda sulit tidur — sebuah lingkaran setan yang tidak ada habisnya.

Jika Anda menyadari mimpi buruk timbul lebih sering saat tidur setelah menghabiskan berhari-hari dengan begadang, pastikan untuk melakukan kebersihan tidur yang tepat (seperti beristirahat sejenak sebelum tidur dengan melakukan teknik bernapas atau memastikan kamar tidur Anda cukup dingin) untuk meningkatkan peluang tidur nyenyak.

Kecemasan, stres, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), bahkan ketakutan setiap hari (dari ketakutan mempermalukan diri sendiri di depan umum, kematian anggota keluarga, hingga kecelakaan bermotor) dan sekadar menonton film horor; semua ini dapat memicu Anda bermimpi buruk. Tetapi akar dari penyebab mimpi buruk dapat dikaitkan dengan masalah dari masa lalu.

Konflik yang belum terselesaikan tidak hilang begitu saja dari pikiran, mereka terpendam dalam benak dan membentuk kepribadian kita.

Trauma masa kecil dapat menyebabkan perasaan tidak aman atau terus mencari pembenaran diri, dan merasa seperti Anda terus-menerus diserang jika Anda menerima kritik.

Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman hidup kita, baik dulu dan sekarang, tidak hanya memiliki pengaruh pada kehidupan kita tetapi dalam mimpi kita juga.

Jika Anda stres hebat, konsultasikan dengan dokter Anda tentang mekanisme cara mengatasi masalah, termasuk perubahan gaya hidup, konseling psikologis, dan/atau obat-obatan.

Masalah tidur seperti sleep apnea dan sindrom kaki gelisah dapat menyebabkan Anda mengalami mimpi buruk kronis yang berulang.

Tanyakan kepada dokter Anda tentang pilihan pengobatan jika Anda menderita gangguan tidur, karena pengobatan dapat membantu meningkatkan kualitas tidur Anda dan juga memperbaiki mimpi buruk.

Mimpi buruk, dan mimpi pada umumnya, terjadi selama tahap tidur rapid eye movement (REM). Tidur REM terjadi setiap 90 menit pada malam hari, dan berhubungan dengan aktivitas otak yang tinggi, gerakan mata yang cepat dan aktivitas motorik yang “dilumpuhkan”.

Tergantung pada berapa lama Anda tidur, tubuh Anda akan melalui empat hingga enam siklus tidur dalam semalam, dan tahap REM akan semakin panjang dengan masing-masing siklus tidur. Kebanyakan mimpi buruk terjadi selama sepertiga terakhir tidur malam Anda.

Amigdala, area depan otak yang berperan dalam pengolahan dan ingatan terhadap reaksi ketakutan dan kemarahan, adalah sosok yang menyutradarai mimpi buruk Anda. Hasil pemindaian otak saat bermimpi menunjukkan aktivitas amigdala yang sangat aktif selama REM.

Hal ini, ditambah dengan peran dari faktor-faktor lain yang telah disebutkan di atas, mungkin menjelaskan mengapa amigdala yang hiperaktif selama REM dapat menghasilkan reaksi ketakutan yang dialami oleh pemimpi dalam bawah sadarnya.

“Setelah kita memasuki tidur REM, ketika bermimpi berlangsung, otak bekerja secara berbeda (sebagian dari otak menjadi “mati” sementara yang lainnya menjadi sangat aktif), jadi tubuh bukannya berpikir dalam istilah dan kata secara harfiah, Anda malah berpikir dalam lambang, gambar, dan simbol sebagai ungkapan perasaan dari lubuk hati paling dalam,” ujar Loewenberg.