close
Nuga Sehat

Jangan Pernah Lecehkan Ubi Ungu

Ubi ungu?

Ya. Jangan pernah melecehkan makanan ini.

Makanan ini memiliki kandungan antioksidan tinggi  dan sering disebut sebagai makanan fungsional atau superfood.

Ubi ungu termasuk dalam makanan yang murah dan  antioksidan yang terdapat dalam ubi ungu adalah antosianin.

Antosianin memiliki manfaat sebagai antioksidan, anti-inflamasi dan mampu merelaksasi pembuluh darah.

Keunggulan lainnya adalah mengandung karbohidrat kompleks sehingga tidak cepat membuat gula darah meningkat, tinggi serat, non-gluten, serta mengandung betakaroten yang tinggi.

Kandungan antosianin dalam ubi ungu sekitar aerates sepuluh miligram sementara pada ubi putih nggak sampai satu miligram.

Antioksidan sendiri merupakan zat penangkal radikal bebas pemicu penuaan dini, peradangan dalam tubuh, hingga kanker.

Dengan segala kelebihan ubi ungu tersebut, menurut Ali, bahan pangan ini bisa digolongkan ke dalam pangan fungsional.

Pangan fungsional artinya dapat diandalkan sebagai pemelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Bahkan, dapat menyembuhkan atau menghilangkan efek negatif dari penyakit tertentu.

Umbi-umbian sebenarnya sudah sejak lama dibudidayakan dan dikonsumi oleh masyarakat Indonesia.

Namun, semakin lama jumlah konsumsinya terus menurun tergeser oleh meningkatnya konsumsi nasi.

Makanan berbasis umbi-umbian sebenarnya bisa menjadi pilihan dalam diservifikasi pangan. Kandungan gizinya yang superior berpeluang untuk dikembangkan sebagai makanan pokok untuk mengurangi konsumsi beras.

Bentuk sederhana dari diversifikasi pangan dapat dilakukan melalui diet pelangi atau pola makan yang memasukkan berbagai makanan alami beraneka warna.

Selain itu, pola makan itu juga bisa diperkenalkan sejak anak-anak.

Ubi ungu bisa dikonsumsi dengan cara direbus, kukus, panggang, atau dikeringkan untuk dibuat tepung.

Ubi jalar merupakan alternatif pangan yang kurang digarap.

Padahal, ubi jalar khususnya ubi ungu, memiliki kandungan gizi, serat, dan antioksidan yang tinggi.

Memang jika dibanding beras yang merupakan serelia, kandungan protein ubi rendah. Tapi, beras tidak punya betakaroten dan antioksidan yang berperan positif pada pemeliharaan kesehatan.

Diversifikasi pangan,  merupakan salah satu pilar utama dalam upaya penurunan masalah gizi. Semakin beragam makanan yang dikonsumsi, makin lengkap zat gizi yang diperoleh tubu.

Umbi-umbian bisa menjadi pengganti karbohidrat non-besar.

Masyarakat juga dapat mengolahnya menjadi berbagai jenis panganan, baik dikukus, rebus, panggang, atau dikeringkan menjadi tepung.

Selain ubi ungu, buah delima juga merupakan salah satu sumber antioksidan dan antiperadangan yang manfaatnya sering disandingkan dengan red wine atau teh hijau.

Penelitian mengenai kandungan gizi delima memang tak sebanyak buah-buahan lain. Tetapi salah zat aktif yang diketahui ada dalam delima adalah polifenol seperti elagitanin yang bermanfaat untuk menghambat aktivasi jalur peradangan.

Ada juga antosianin yang memberikan warna merah pada buah ini sekaligus menjadi antioksidan.

Bila kita sering mengonsumsi buah kaya antioksidan seperti ini risiko terkena penyakit jantung dan kanker bisa ditekan.

Penelitian delapan tahun silam menyimpulkan, jus delima memiliki aktivitas antioksidan dan polifenol yang lebih tinggi dari pada red wine, jus anggur, blueberi, jus apel, dan jus jeruk.

Bahkan jika ekstrak biji delima dibuat jus kapasitas antioksidannya tiga kali lebih banyak dari teh hijau atau red wine.

Studi berskala kecil pada manusia juga menunjukkan, mereka yang rutin minum jus delima setiap hari risikonya terkena penyakit jantung lebih rendah.

Hal ini karena jus delima akan menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kadar Kolesterol baik.

Saat ini zat aktif delima juga tengah diteliti untuk mengetahui apakah bermanfaat untuk memperlambat keganasan kanker prostat.

Kegunaan dari antioksidan adal menahan  radikal bebas pada kulit antara lain kerusakan pembuluh darah kulit yang membuat kulit jadi tipis dan melebar, serta warna kulit tidak merata.

Kondisi itu sebenarnya bisa dicegah dengan antioksidan.

Penelitian menunjukkan, antioksidan terbukti mampu membantu menstabilkan beberapa molekul radikal bebas yang berkembang di dalam jaringan kulit, membentuk kolagen alami, dan memproduksi elastin agar kulit tetap kenyal.

Selain untuk kulit, konsumsi suplemen antioksidan juga bermanfaat mengatasi penurunan kondisi tubuh akibat penuaan.

Misalnya saja perlindungan mata, saraf, gangguan sistem imun dan metabolisme, hingga masalah otot.

Ada berbagai jenis antioksidan, yaitu vitamin A, C, dan E, beta kartoen, polifenol, dan selenium.

Tapi ada juga yang tidak bisa dibentuk tubuh seperti karotenoid. Dari asupan makanan bisa didapatkan tapi jumlahnya tidak mencukupi sehingga perlu antioksidan yang bermutu