close
Nuga Sehat

Jangan “Musuhi” Alpukat Kala Anda Diet

Apakah Anda termasuk salah seorang yang “memusihi” alpukat ketika menjalani diet.

Ya, alpukat seringkali dijauhi dan dianggap sebagai musuh oleh mereka yang sedang menjalani program diet.

Alasannya, buah yang satu ini dianggap menyumbang lemak dan dapat mengacaukan diet.

Namun, sebetulnya Anda tidak perlu menjauhi alpukat saat sedang diet. Berikut lima alasannya mengapa hal tersebut bisa

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Heart Association melakukan penelitian terhadap 45 orang obesitas yang dibagi ke dalam tiga kelompok.

Kelompok pertama melakukan diet rendah lemak tanpa alpukat.

Kelompok kedua melakukan diet lemak sedang  tanpa alpukat. Sedangkan kelompok ketiga melakukan diet tinggi lemakt.

Hasilnya?

Kadar LDL (low-density lipoprotein) atau kolesterol ‘jahat’ pada kelompok yang mengonsumsi alpukat lebih rendah tiga belas setengah  miligram dibandingkan dengan kelompok pertama dan kelompok kedua.

Mengapa demikian?

Hal ini dikarenakan kandungan lemak tak jenuh rantai tunggal yang terkandung di dalam alpukat dapat menurunkan kadar kolesterol yang tinggi.

Ganti minyak yang Anda gunakan untuk memasak dengan minyak alpukat. Minyak alpukat kaya akan asam lemak tak jenuh dan asam lemak oleat yang dapat menurunkan tumpukan lemak di perut.

Berdasarkan studi yang dilakukan di Penn State University menyebutkan bahwa orang yang mengonsumsi empat puluh gram  minyak tinggi oleat setiap hari selama empat minggu, dapat mengurangi lemak di perut sebesar satu koma enam persen dibandingkan dengan jenis minyak lainnya.

Jurnal yang diterbitkan di Diabetes Care juga menunjukkan hal yang sama. Orang yang melakukan diet tinggi lemak tak jenuh rantai tunggal dapat mencegah distribusi lemak di perut.

Alpukat dinilai dapat memberikan rasa kenyang yang lama. Hal ini dikemukakan dalam studi yang dipublikasikan di Nutrition Journal.

Orang yang mengonsumsi setengah2 buah alpukat saat makan siang, kurang memilki keinginan untuk makan lagi sesudahnya hingga empat puluh persen.

Satu alpukat  terdiri dari  enam puluh empat kalori, enam gram lemak, empat gram karbohidrat, tiga gram serat, dan satu gram protein.

Tak heran jika perut Anda langsung terasa penuh setelah makan alpukat.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan di Nutrition Journal, disebutkan bahwa orang yang mengonsumsi satu buah alpukat setiap hari dapat menurunkan risiko kejadian sindrom metabolik sebanyak lima puluh persen.

Selain itu, orang yang rutin mengonsumsi setengah erut. Hal ini tentu juga dibarengi dengan pola makan yang sehat dan olahraga rutin.

Sebuah studi yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition membandingkan kelompok yang melakukan diet tinggi lemak jenuh dengan kelompok yang melakukan diet lemak tak jenuh rantai tunggal (asam oleat – seperti yang terdapat pada alpukat.

Penelitian tersebut dilakukan selama tiga minggu. Kemudian aktivitas fisik dan kecepatan metabolisme para responden diperiksa setelah makan.

Hasilnya? Metabolisme tubuh pada kelompok yang melakukan diet asam oleat lebih tinggi 4,5% jika dibandingkan dengan kelompok yang melakukan diet asam palmitat.

Jadi, Anda tak perlu khawatir untuk makan alpukat meski sedang diet. Begitu juga dengan jenis makanan yang mengandung lemak tak jenuh rantai tunggal (seperti yang terdapat pada alpukat. Jenis makanan yang sebaiknya Anda hindari adalah makanan yang digoreng atau bersantan.