close
Nuga Sehat

Cara Mudah Perlambat Kepikunan

Jurnal  jurnal JAMA Neurology hari ini, Kamis, mengungkapkan bahwa  aktivitas-aktivitas menyenangkan,  seperti menonton film atau aktif bersosialisasi mampu menahan atau memperlambat  penurunan daya ingat terutama untuk mereka yang berusia lanjut.

Memang secara keseluruhan,penurunan daya ingat dihindari, namun ketajaman penurunannya bisa diperlambat.

Beberapa kegiatan sederhana tapi menyenangkan, seperti membuat kerajinan, menonton film atau pertunjukan, serta bermain games, diketahui bisa menurunkan risiko terjadinya gangguan kognitif ringan.

Walau gangguan itu tidak berat, tapi orang yang mengalami gangguan kognitif ringan umumnya juga beresiko terkena penyakit Alzheimer dan demensia di kemudian hari.

Penggunaan komputer, misalnya untuk bermain games, memiliki manfaat paling besar dalam hal memperbaiki kemampuan memori dibanding melakukan kerajinan atau menonton.

Yang menarik, ternyata hobi membaca menurut studi tersebut tidak menurunkan risiko gangguan kognitif.

Para ahli menduga, walau aktivitas itu bermanfaat bagi kesehatan mental, tetapi untuk merangsang otak diperlukan keterampilan teknik dan manual.

Untuk Anda tahu, hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan daya ingat

Selain perbuatan menyenangkankan di atas, nonton filem dan sosialisasi,  gaya hidup sehat dapat menyelamatkan mereka  dari demensia

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa pola hidup sehat dapat mengurangi risiko pengembangan penyakit di otak saat mereka tua.

Pimpinan penelitian yang juga ahli bedah Lord Darzi mengatakan, orang-orang harus bertindak cepat untuk mencegahnya dengan mengubah pola makan dan olahraga, serta merangsang otak mereka melalui permainan puzzle.

Menurut dia, perubahan itu dapat mencegah ‘gelombang penderitaan’ banyak negara yang diperkiraan teradapat delapan ratus ribu penderita demensia.

“Ini adalah salah satu tantangan kesehatan terbesar yang kita hadapi,” kata Darzi.

Ia memperingatkan masyarakat untuk tidak menunggu obat menyembuhkan demensia ditemukan. Yang harus dilakukan saat ini adalah melatih otak misalnya dengan mempertajam keterampilan bermain catur, memecahkan teka-teki silang, atau bermain puzzle.

Mengatur pola makan sehat, olahraga, dan terus melatih otak harus dilakukan sejak masih muda. Darzi mengatakan, ada bukti bahwa penurunan mental mulai terjadi pada usia sekitar 40 tahun.

“Makan makanan yang sehat, hindari obesitas dan banyak latihan adalah penting untuk kesehatan otak, karena apa yang baik untuk hati kita juga baik untuk kepala kita,” terang dia.

Studi ini melihat setengah dari seribu pria dan wanita yang melakukan perubahan pola makan mereka dan memulai pelatihan otak. Suasana hati mereka juga juga diatur dengan meningkatkan kegiatan sosial.

Hasil penelitian menunjukkan perubahan itu dapat mengurangi tekanan darah seseorang.

Untuk diketahui, menurut Darzi, tekanan darah tinggi yang tidak diobati bisa membuat seseorang enam puluh persen lebih berpotensi terkena demensia.

Selain itu, penderita diabetes tipe 2 yang umumnya kelebihan berat badan juga berisiko terkena demensia.

Hasil studi ini akan disampaikan dalam acara World Innovation Summit untuk Kesehatan di Doha pada bulan Februari mendatang.

Penelitian lain yang dipimpin oleh Dr Craig Thorley dan Dr Stephanie Marion menemukan bahwa kemampuan seseorang untuk mengingat, akan berkurang, jika dia bekerja dalam sebuah kelompok dibanding jika yang bersangkutan bekerja sendirian.

“Masing-masing anggota kelompok memiliki strategi sendiri-sendiri untuk mengingat informasi. Misalnya, si A memilih untuk mengingat informasi dalam suatu bentuk urutan, si B memilih untuk mengingat dalam urutan yang terbalik dari A,” jelas Thorley.

Ketika berkolaborasi, para anggota kelompok saling mendengarkan satu sama lain, mengingat kembali informasi menggunakan strategi masing-masing dan antara strategi tanpa sadar akan saling bersaing dan menjadi terganggu.

Hal ini menyebabkan setiap anggota kelompok berkinerja buruk dan hasilnya performa mengingat keseluruhan kelompok ikut buruk.

Sedangkan individu yang bekerja sendiri dapat menggunakan strategi mengingat informasi yang mereka sukai tanpa gangguan, sehingga bisa mengingat dengan lebih baik.

Dalam studi tersebut, enam puluh empat studi mengingat sebelumnya kolaboratif dianalisis secara statistik.

Hasil ini menunjukkan bahwa, ketika mengingat bersama-sama, penghambatan kolaboratif terjadi sebagai anggota kelompok mengganggu strategi pengambilan masing-masing.

Belajar kelompok dapat membantu dalam beberapa kasus, bagaimanapun, seperti ketika orang-orang datang bersama-sama untuk mengingat hal-hal yang sebelumnya mereka elajari sendiri.

“Bekerja dalam kelompok, berarti orang akan terekspos oleh hal-hal yang mungkin sudah mereka lupakan dan ini meningkatkan memori mereka di kemudian hari.”

“ Salah satu konsekuensi penting dari hal ini adalah, hal tersebut akan mendorong orang untuk bekerja bersama-sama dalam mengingat sesuatu yang bermanfaat bagi belajar individu,” kata Dr Stephanie Marion.