close
Nuga Sehat

Awas!! Berpikir Tidak Positif = Kolesterol

Berpikir positiflah! Itu pesan orang bijak. Ternyata berpikir positif tidak hanya memperbaiki kesehatan jiwa, tapi juga dapat meningkatkan kadar kolesterol “baik” atau lebih dikenal dengan “high density lipoprotein” yang dikenal juga dengan istilah “hdl.” Berpikir positif itu juga bisa menurunkan kadar trigliserida dan molekul lemak yang perperan dalam pengerasan pembuluh arteri.

Para ahli dari “Havard School of Public Health” dalam penegasan terbarunya tentang hubungan berpikir positif dengan penurunan kadar kolesterol mengindikasikan, bahwa orang usia paruh baya yang berpikir positif terhadap hidupnya memiliki kadar HDL lebih baik yang melindungi jantung, sekaligus menurunkan kadar kolesterol “jahat” low density lipoprotein atai istilahnya “ldl.”

Menurut para peneliti, salah satu alasannya mungkin berhubungan dengan kecenderungan orang yang berpikir positif adalah untuk memiliki berat badan yang terjaga serta pola makan yang sehat.

Para peneliti menganalisa data dari 990 orang berusia antara 40 sampai 70 tahun yang telah diwawancara dan diperiksa di laboratorium. Berdasarkan hasil wawancara, peserta dapat dinilai tingkat optimisme-nya yang diberi skala 6 sampai 30 berdasarkan pendapat mereka menilai beberapa kalimat.

Orang dengan rasa optimistis tinggi memiliki kadar HDL yang tinggi pula. Untuk setiap kenaikan lima poin dalam skala optimisme yang telah dibuat, HDL dalam darah meningkat satu miligram per desiliter. Para peneliti mengatakan, jumlah tersebut akan menurunkan tiga persen risiko penyakit jantung. Sebagai perbandingan, olahraga rutin dapat menurunkan risiko penyakit jantung sebanyak 6 persen.

Ketua penulis studi Julia Boeh mengatakan, hasil studi ini menambah bukti bahwa kesehatan jiwa dan fisik saling berkaitan, dan melihat dunia dengan optimisme memiliki manfaat bagi kesehatan.

Franz Messerli, ahli kardiologi dari St. Luke’s-Roosevelt Hospital di New York yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa, “masih meragukan untuk mengatakan optimisme menyebabkan perubahan di kadar kolesterol. Mungkin keduanya dapat dikaitkan dengan variabel ketiga yaitu gaya hidup.

Peneliti dari Havard sebenarnya pun telah meneliti faktor gaya hidup seperti konsumsi alkohol, pola makan, dan berat badan yang dikaitkan dengan optimisme serta lemak dalam darah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa orang yang memiliki optimisme memiliki kecenderungan untuk memiliki gaya hidup yang lebih baik sehingga berpengaruh terhadap kadar lemak di dalam tubuhnya.

Jumlah orang dewasa yang mengatakan mereka memiliki kadar kolesterol yang tinggi terus meningkat. Kabar baiknya adalah mengetahui bacaan kolesterol bisa membuat kita menanggapi masalah kolesterol secara lebih serius.

Kebanyakan perbincangan mengenai kolesterol selalu berisi angka-angka. Namun tak banyak orang yang mengetahui bahwa kolesterol adalah faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.

Ketika kolesterol dan lemak berkeliaran melalui sistem peredaran darah, keduanya berulangkali akan berbenturan dengan dinding-dinding arteri. Sebagian akan menempel dan mempersempit arteri sehingga bisa menyumbat aliran darah ke jantung.

Pola makan orang di zaman modern ini membuat mereka terlalu banyak mengasup sumber-sumber kolesterol sehingga angka kolesterol mereka tidak sehat.

Untuk dinyatakan normal, kadar kolesterol jahat Anda idealnya kurang dari 100 dan kadar kolesterol baik lebih dari 40. Sementara kadar trigliserida sebaiknya kurang dari 150.

Kadar kolesterol harus dicek melalui pemeriksaan darah karena kebanyakan tidak bergejala sehingga orang tidak menyadari kolesterol mereka naik.

Mengetahui kadar kolesterol adalah langkah awal yang penting untuk melakukan tindakan pencegahan dan penurunan kadar kolesterol sehingga risiko Anda terkena penyakit jantung dan stroke bisa ditekan.