close
Nuga Sehat

Anda Tahu Penyebab Kerontokan Rambut?

Anda tahu penyebab rambut rontok hingga mengakibat kepala Anda botak?

Nah, menurut laman kesehatan “medical daily” hari ini, Jumat, ada tiga penyebabnya yang salah satunya entam mana yang paling dominan.

Ketiganya, adalah  faktor genetik, hormonal dan aspek lingkungan.

Mana penyebab pasti dari ketiga itu, sulit untuk dipastikan.

Bentuk paling umum kerontokan rambut, baik bagi pria maupun wanita, adalah androgenetic alopecia atau kebotakan terpola.

Diperkirakan lebih dari sembilan puluh lima persen pria yang menderita kerontokan rambut dipengaruhi oleh androgenetic alopecia.

Meskipun banyak orang mengira bahwa kebotakan atau kerontokan rambut hanya dialami pria, faktanya ada banyak juga wanita yang mengalami hal serupa.

Kita kehilangan lima puluh hingga seratus helai rambut setiap hari dan ini wajar.

Banyak orang tidak memerhatikannya karena ada seratus ribu lebih folikel di kulit kepala kita, angka lima pulouh hingga seratus  dianggap tidak signifikan.

Itulah faktanya.

Selain alasan ilmiah itu, menurut medical daily, bertebaran mitos seputar rambut rontok ini.

Dan, kalau Anda membacanya jangan lantas dipercaya

Pertama sering kebotakan dikaitkan dengan kebiasaan mengenakan topi

Percaya?

Nggaklah, kecuali Anda memakai topi dengan begitu ketat sehingga mengganggu sirkulasi folikel, Anda bisa memakai topi sesering yang Anda suka tanpa mengalami kerontokan rambut.

Traksi alopecia, atau kerontokan yang disebabkan oleh kerusakan folikel rambut, adalah kondisi yang sering kehilangan diasosiasikan dengan pemakaian topi.

“Padahal, ikatan atau kepang rambut yang terlalu kencang, lebih mungkin menyebabkan traksi alopecia,” kata pendiri tDr. Ken Anderson.

Ada juga yang mengatakan kebotakan diwariskan dari ibui

Memang, genetika memang memainkan peran utama dalam kerontokan rambut.

Namun, kemungkinan pihak ayah atau ibu menurunkan gen kerontokan rambut, adalah sama besarnya.

Ada penelitian yang mengatakan bahwa gen rambut rontok diturunkan melalui kromosom X yang kita terima dari ibu kita.

Namun, penelitian yang lebih baru telah mengidentifikasikan bahwa gen rambut rontok juga ada di kromosom Y yang dimiliki oleh ayah Anda.

Artinya, ada berbagai faktor genetik yang dapat mempengaruhi kerontokan rambut, bukan hanya gen tunggal yang ditemukan pada kromosom X.

Selain genetik, perubahan hormonal juga dapat menyebabkan kerontokan rambut.

Perpanjangan hormon testosteron pria menjadi dihidrotestosteron  merupakan penyebab langsung dari rambut rontok.

Testoteron juga ada pada beberapa wanita. Muncul hampir di antara beberapa wanita.

Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan yang kelebihan hormon testosteron lebih mungkin untuk menderita kerontokan rambut.

Perubahan hormon testosteron menjadi DHT dapat memberi dampak buruk pada folikel rambut.

Untungnya, ada perawatan rambut rontok seperti Propecia dan Rogaine yang efektif menurunkan kadar hormon DHT rambut rontok dapat dicegah dan dalam beberapa kasus bahkan rambut bisa tumbuh lebat kembali.

Ya, rambut yang cenderung menipis sejalan dengan usia, tapi rambut rontok karena traksi alopecia dapat terjadi mulai usia puber.

Kerontokan rambut pada usia muda, cenderung lebih sulit untuk diobati.

Rambut rontok dapat mulai terjadi sejak usia remaja untuk pria, dan usia dua puluhan untuk wanita.

Dalam kasus tersebut, penting untuk berkonsultasi dengan seorang spesialis restorasi rambut untuk menyingkirkan penyebab atipikal rambut rontok, seperti sindrom ovarium polikistik, gangguan hormonal yang umum terjadi pada wanita. Gangguan hormonal ini memiliki gejala, salah satunya adalah rambut rontok,”kata Anderson.

Beberapa penelitian juga mengatakan bawa trauma fisik dan emosional termasuk penambahan berat badan tiba-tiba, kondisi medis tertentu, atau kematian seseorang dalam keluarga, dapat menyebabkan rambut rontok.

Namun, sebenarnya stres tidak secara langsung menyebabkan kerontokan.

Stres menguras simpanan vitamin B12 dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk menyalurkan darah, oksigen, dan nutrisi ke jaringan tubuh kita, termasuk rambut.

Stres yang umum terjadi sehari-hari seperti misal stres karena kemacetan atau pekerjaan, tidak menyebabkan kerontokan.

“Yang menyebabkan kerontokan adalah stres yang sangat berat seperti misal kehilangan orang yang Anda cintai,” kata Anderson.