close
Nuga Sehat

Jangan Pernah untuk Melewatkan Sarapan

Sarapan adalah hal penting yang tak boleh dilewatkan.

Sarapan sehat tak hanya memberi Anda energi, tapi juga meningkatkan metabolisme tubuh, menyeimbangkan kadar gula darah, membantu menjaga berat badan, meningkatkan kesehatan jantung serta fungsi kognitif.

Melewatkan sarapan hanya akan berujung pada berbagai macam masalah termasuk stres, kelelahan, dan peningkatan risiko obesitas.

Tak sarapan akan membingungkan hormon rasa lapar sekaligus membuat Anda makan berlebih di kemudian hari.

“Banyak orang merasa rakus sebelum tidur hanya karena mereka belum makan cukup di pagi hari. Itu artinya, tubuh mereka berusaha menebus itu,” ujar ahli gizi, Kim Larson, mengutip Forbes.

Namun, banyak orang melakukan kesalahan dalam memilih waktu sarapan. Kesibukan harian membuat banyak orang terlambat sarapan.

Padahal, waktu terbaik untuk sarapan adalah dua jam setelah bangun. “Semakin cepat Anda sarapan setelah bangun, semakin baik untuk metabolisme Anda,” ujar Larson.

Jika Anda berkegiatan di pagi hari seperti olahraga, misalnya, Anda bisa terlebih dahulu mengonsumsi makanan ringan seperti pisang atau roti panggang alpukat saat dua puluh hingga tiga puluh menit sebelum berkegiatan pagi.

Namun, jika Anda mampu berolahraga atau berkegiatan tanpa mengisi perut terlebih dahulu, Anda bisa sarapan setelah keringat berkucuran.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sarapanlah dengan sehat. Beragam cara dilakoni orang untuk sebuah sarapan sehat. Berikut cara sarapan sehat, bahkan untuk waktu pagi hari yang sibuk.

Sarapan kerap dilewatkan dengan berbagai alasan termasuk waktu yang terbatas atau padatnya aktivitas. Padahal sarapan jadi ‘bahan bakar’ untuk memulai hari dan ini penting.

Bagi Yonatan Bhakti, seorang pelatih sekaligus praktisi kesehatan, komitmen untuk hidup sehat juga berarti menjaga pola makan.

Meski telah memasuki usia ke-53 tahun, selama beberapa tahun terakhir ia aktif mengikuti kompetisi lari. Bagi Yonatan, sarapan memiliki arti penting dan hal ini ia harapkan diterapkan pula oleh orang-orang di sekitarnya.

“Buat saya sarapan bukan hanya penting tapi critical,” katanya saat ditemui di Bistro Baron, Plaza Indonesia, Rabu (11/4).

Yonatan menuturkan sarapan juga jadi fuel alias bahan bakar untuk kegiatannya sehari-hari. Apalagi ia masih aktif mengikuti lomba lari. Beberapa lomba pernah ia ikuti antara lain, Powerman Indonesia yakni perpaduan lomba lari plus sepeda dan Sydney Marathon yakni maraton sepanjang 42 kilometer.

Setiap pagi ia memulai aktivitas dengan konsumsi jus sayur dan buah. Sayuran dan buah yang biasa ia konsumsi seperti brokoli, blueberi, stroberi, zuccini, batang seledri dan biji flax.

“Sarapan itu makanan yang paling bisa kita kontrol, coba kalau makanan lain seperti makan siang atau malam, ini sulit,” ujarnya.

Sedangkan untuk makan siang, ia mengonsumsi apa yang disediakan. Namun, Yonatan tetap memilih apa yang akan ia konsumsi.

Jika ada pilihan nasi padang dan gado-gado, kata dia, pilihan akan jatuh pada gado-gado. Ia memiliki kebiasaan menyantap muesli plus susu almond di antara waktu sarapan dan makan siang. Kebiasaan ini membuatnya mampu mengontrol asupan makan siang.

“Saya biasa bawa sendiri dan dipadukan dengan dried fruit seperti aprikot atau kismis,” tambahnya.

Tak sempat sarapan di rumah? Sarapan juga bisa dibawa ke tempat kerja. Jus sayur yang ada kerap ia bawa untuk dinikmati di kantor. Menurutnya, sering membawa makan dari rumah akan menimbulkan kebiasaan.

“Kunci hidup sehat itu bawa makanan sendiri,” katanya.

Mengapa demikian? Sebab orang tahu makanan seperti apa yang dimakan serta proses pembuatannya. Sedangkan saat makan siang, orang cenderung makan begitu saja tanpa tahu asal muasalnya.

Bagi Yonatan, sarapan memiliki muatan cinta di dalamnya. Mereka yang masih tinggal dengan keluarga atau sudah berumah tangga, sarapan jelas disiapkan oleh orang yang dikasihi. Apapun yang disiapkan, selain terjamin isinya, juga ada muatan cinta dan perhatian dari mereka yang membuat.

Pernah suatu ketika, lanjutnya, ada seorang kawan yang bertanya jika sang istri menyiapkan nasi goreng untuk sarapan. Ia pun menjawab bahwa hal ini tak masalah.

“Nasi goreng kan kita tahu buatnya di mana, pakai minyak apa, dan kita tahu orang yang kita cintai tidak akan memasukkan bahan-bahan yang tidak layak kita konsumsi,” tuturnya.