close
Nuga News

Rabu “Biadab,” 2.600 Orang Demo Damai Dibunuh Tentara Mesir

Ratusan jenazah dijejerkan di sebuah masjid usai dikafankan. Para jenazah ini merupakan bagian dari 2.600 korban yang tewas ditembak tentara di Kairo, Mesir, dalam Rabu “biadab”

Rabu berdarah di Mesir melukai hati kemanusiaan. Melukai hati dunia dengan korban terbesar dalam sebuah demonstrasi damai. Dan tentara Mesir yang “haus” kekuasaan menjadi peminum darah anak bangsanya. Tentara Mesir adalah “biadab.” Untuk itu semua, tentara Mesir harus di”musnah”kan lewat kebijakan tunggal dan satu kata secara global.

Demikian rangkuman berita dari berbagai sumber media yang dikutip hingga hari Jumat, 16 Agustus 2013. Media, dari Al-Jazzera, CNN, Sky News maupun Washington Post serta lama media portal.

Dan hari Rabu kelabu, selain menyatakan setidaknya 638 orang tewas, Kementerian Kesehatan Mesir juga menyebutkan tak kurang dari 4.000 orang terluka dalam insiden berdarah yang bermula dari upaya paksa pihak keamanan Mesir mengusir demonstran pendukung Presiden terguling Mesir Mohammad Mors.

Berlainan dengan data resmi pemerintah, data yang dipublikasikan Ikhwanul Muslim menyatakan lebh dari 2.600 orang tewas dan lebih dari 10.000 orang terluka. Data Ikhwanul Muslim ini disertai nama, alamat dan identitas korban lainnya. Dan kalau data Ikhwanul Muslim ini benar, militer Mesir harus di”jeblos”kan sebagai “pembunuh” terbesar sepanjang sejarah kehidupan demokrasi modern.

Rabu berdarah atau Rabu paling biadab dengan mengerahkan kendaraan lapis baja dan buldoser, polisi anti-huru-hara Mesir menghancurkan perkemahan dan aksi duduk para demonstran di dua lokasi utama tempat pendukung Morsi telah menggelar aksi protes selama 6 pekan terakhir. Aksi pendukung Mursi berlangsung sejak militer menggulingkan kekuasaan Mursi yang terpilih dalam pemilu demokratis pada Juli 2012.

Kementerian Kesehatan Mesir dalam pernyataannya mengatakan, 288 korban tewas berasal dari perkemahan terbesar demonstran di distrik Nasr Kota Kairo. Sementara 90 korban tewas lain berasal dari perkemahan yang lebih kecil di al-Nahda Square di dekat Universitas Kairo. Selebihnya tewas dalam bentrok pendukung Mursi dan pasukan keamanan di beragam tempat.

Mohammed Fathallah, juru bicara kementerian, mengatakan sebelumnya bahwa tubuh berlumuran darah yang berderet di Masjid El Imam di kota Nasr tidak termasuk dalam korban tewas resmi. Tidak ada pernyataan yang memastikan apakah data terbaru ini sudah memasukkan korban tewas yang dikumpulkan di masjid tersebut.

Sementara itu, di dalam masjid, nama para korban tewas tertulis di kain kafan mereka. Sebagian jenazah terlihat bekas terbakar. Selain itu, nama 265 korban meninggal juga terpampang dalam selembar daftar yang ditempel di dinding masjid. Bau mayat tak tertahankan dari dalam masjid ini.

Banyak kalangan mengeluh pihak berwenang mencegah pemberian izin penguburan jenazah para korban ini, meskipun Ikhwanul Muslimin telah mengumumkan beberapa pemakaman diadakan untuk para korban yang telah teridentifikasi. Fathallah membantah ada pencegahan pemberian izin itu.

Omar Houzien, relawan yang membantu mencari korban “pembantaian” itu, mengatakan, jenazah-jenazah tersebut dibawa ke dalam masjid dari pusat medis di perkemahan demonstran pada saat-saat terakhir penyapuan polisi ke perkemahan karena ada kekhawatiran jenazah itu akan dibakar polisi.

Terpisah, Pemerintah Mesir menguburkan 43 petugas kepolisian yang juga menjadi korban dalam insiden “Rabu berdarah” tersebut. Menteri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim, yang juga membawahi kepolisian, memimpin langsung penguburan itu.

Meski data korban tewas yang dilansir Pemerintah Mesir sudah mengerikan, Ikhwanul Muslimin mengatakan, korban tewas sesungguhnya diperkirakan mencapai 2.600 orang. Korban luka pun mencapai 10.000-an orang.

Kecaman dan kutukan bertubi-tubi datang pada Pemerintah Mesir, baik dari kalangan Muslim maupun Barat, atas insiden “pembantaian” ini. Presiden Amerika Barack Obama juga sudah menyatakan membatalkan latihan militer bersama tahunan kedua negara meski tak ada pernyataan menghentikan bantuan 1,3 miliar dollar AS untuk militer Mesir ataupun menyebut penggulingan Mursi adalah kudeta.

Tags : slide