close
Nuga News

MUI Prediksi Idul Fitri 8 Agustus 2013

Apakah Idul Fitri tahun ini akan dirayakan bersamaan? Termasuk Muhammadiyah! Majelis Ulama Indonesia, memprediksi lebaran akan jatuh pada tanggal 8 Agustus 2013 dan bisa dirayakan bareng dengan ormas Islam lainnya.

Optimisme MUI ini didasarkan atas posisi hilal yang sudah di atas dua derajat pada hari Rabu. Kendati demikian, pemerintah tetap akan menggelar sidang itsbat. “Insya Allah tahun ini kita Idul Fitrinya bareng,” kata Ketua Umum MUI, KH Ma’aruf Amin di Gedung MUI Senin, 5 Agustus 2013.

Menurutnya, karena cara untuk menetapkan permulaan Ramadan maupun Syawal harus melalui sidang itsbat, maka fatwa MUI juga harus melalui sidang itsbat,” ungkapnya.

Dia juga meminta agar pemerintah, khususnya Kepolisian dapat menjamin keamanan dan kenyamanan umat Islam dalam merayakan Idul Fitri. “MUI juga mengimbau para khatib salat Idul Fitri, senantiasa menebarkan dan mendorong keimanan dan ketaqwaan serta memperbanyak silaturahim,” tutupnya.

Sementara itu, Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama juga memprediksi Hari Raya Idul Fitri 1434 H akan jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013. Prediksi ini sama dengan yang diungkapkan oleh MUI.

Menurut Ketua Lajnah Falakiyah PBNU, KH Ghazalie Masroeri, prediksi itu menggunakan metode hisab penyerasian yang dilakukan di Jakarta dan juga dimuat dalam alamanak PBNU 2013.

“Ijtima atau konjungsi akan terjadi pada Rabu 7 Agustus 2013 pukul 04.50 lewat 21 menit WIB. Tinggi hilal saat dilakukan pengamatan tiga derajat 49’60 dengan posisi miring ke selatan. Hilal akan berada di ufuk selama 17 menit satu detik. Berdasarkan kriteria imkanurrukyah prediksi hisab NU maka awal Syawal jatuh pada 8 Agustus,” kata Ghazalie.

Namun, kata dia, NU juga akan menyelenggarakan hilal di seluruh Indonesia di 90 titik strategis dengan menugaskan 110 pelaksana rukyah bersitifikat nasional beserta alim ulama, ahli hisab, ahli astronomi, ahli fiqih dan warga Nahdliyin setempat.

“Hisab awal bulan qomariyah bersifat prediksi. Keshohihan hasil hitungan hisab perlu diuji dengan rukyah atau pengamatan hilal di lapangan dengan rukyah yang berkelanjutan akan meningkatkan kualitas dan keshohihan hisab,” ujarnya.

Nantinya, sambung Ghazalie, jika pada pelaksanaan rukyah telah berhasil melihat hilal, maka Hari Raya Idul Fitri tetap jatuh pada Kamis, 8 Agustus. Namun, saat pelaksanaan tak terlihat hilal, maka Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Jumat, 9 Agustus.

“Setelah pengamatan hilal melalui rukyah ini, NU akan mengikuti sidang isbat yang diselenggarakan Kementrian Agama. Dalam sidang ini, NU melaporkan hasil penyelenggaraan rukyahnya, sekaligus memberikan kontribusi bagi pengambilan keputusan,” tuturnya.

Dikatakannya, NU akan melakukan ikhbar atau pengumuman resmi jatuhnya Idul Fitri setelah hasil sidang isbat diumumkan Kementerian Agama. “Ikhbar juga berfungsi sebagai penguat atau koreksi terhadap isbat,” jelasnya.