close
Nuga Life

“Wanita Itu Tukang Tindas Nomor Satu”

Wanita itu penindas. Tak ingin disaingi. Tukang hasut. Dan melecehkan sesamanya, serta berkolaborasi untuk memenuhi ambisinya.

Benarkah?

Situs “the huffingtonpost” membenarkan setengah dari berbagai stempel tentang keburukan perilaku wanita, terutama di tempat kerja itu. Situs terkenal di Amerika Serikat itu menempatkan “bullying,” atau penindasan, sebagai perilaku paling sadis dari wanita di tempat kerja.

“Bullying,” tulis “huffingtonpost,” dalam pembukaan artikelnya, ternyata tidak berakhir di bangku sekolah. Di dunia kerja pun kita bisa menghadapi bullying. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, empat puluh persen pelaku penindasan adalah wanita.

Wouw. Hebat. Dan ini bukan sebuah kejutan, tulis “huffingtonpost.”

Bentuk penindasan di tempat kerja biasanya berupa tindakan nonfisik, misalnya menjadi bahan ejekan atau gosip, dikucilkan dari lingkungan pertemanan, memberi label dan mengintimidasi, baik yang berkaitan dengan penampilan atau kinerja kita.

Menjadi korban penindasan bukan hanya berpengaruh pada kinerja kerja, tapi juga kesehatan secara umum. Kondisi tersebut bisa menyebabkan sakit kepala, kehilangan nafsu makan, tekanan darah tinggi, insomnia, serangan panik, bahkan depresi.

Ada beberapa alasan mengapa beberapa wanita melakukan penindasan kepada rekannya yang lain, antara lain mereka senang merasa berkuasa, terutama jika orang yang ditindas tidak bisa membalas.

Ketakutan kariernya akan terancam oleh orang lain juga berpotensi membuat seseorang menggencet. Orang yang cenderung perfeksionis dan merasa memiliki kemampuan lebih pada satu bidang pekerjaan juga bisa menjadi penindas.

Faktor lain yang berperan adalah stres dan tekanan dari kantor untuk menunjukkan performa tinggi membuat mereka menekan bawahannya atau rekan kerjannya.

Lantas, bagaimana cara kita mengenali apakah kita sedang ditindas atau hanya berhadapan dengan bos yang sulit? Ada beberapa tanda yang perlu Anda perhatikan:

– Tanda paling nyata dari tindakan penindasan adalah hal tersebut terjadi berulang-ulang, bukan cuma si bos yang sedang mengalami suasana hati yang buruk.

– Tindakan penindasan bisa berupa teriakan, intimidasi, mempermalukan kita di depan orang lain, misalnya kritik tajam tanpa memberi masukan, bergosip buruk tentang Anda, atau mengambil pujian atas kerja orang lain.

– Secara umum, wanita sering melakukan penindasan secara halus, bahkan bentuknya bisa hanya berupa pengabaian atau tatapan mata yang menusuk.

– Wanita pada dasarnya adalah seorang pembaca emosi yang baik, sehingga mereka bisa mengenali perubahan perlakuan dari orang lain.