close
Nuga Life

Tidur Bareng Bisa Maraih Kabahagiaan?

Ternyata untuk meraih kebahagiaan di antara suami dan istri itu tidak jauh dan bertele-tele.

Menurut tulisan terbaru di rubrik “lifestyle”nya, “dna of india,” mengungkapkan hasil sebuah studi dari Amerika Serikat  bahwa kualitas tidur bersama suami dan istri bisa memengaruhi suasana rumahtangga.

Studi menyebutkan bahwa suami istri yang sering tidur malam bersama dan cukup tidur , lebih bahagia dan optimis pada pernikahan yang mereka jalani.

Studi yang diproduksi oleh sejumlah peneliti di Florida State University, menguraikan bahwa kebiasaan tidur malam yang dianggap sepele oleh pasangan suami istri justru kunci kebahagiaan.

Peneliti mempelajari fungsi tidur pada keseharian manusia, termasuk daya konsentrasi, kebahagiaan, dan kepuasaan dalam pernikahan.

Peneliti bahkan menuliskan bahwa satu dari tiga pernikahan yang bermasalah ditemukan terjadi masalah sulit tidur pada salah satu pasangan.

Studi yang melibatkan enam puluh delapan pasangan pengantin baru ini melakukan eksperimen selama tujuh hari.

Lalu, setiap hari, pasangan diminta untuk mencatat lama waktu tidur.

Selanjutnya, mereka juga harus secara jujur menuliskan pendapat dan pandangan mereka soal pernikahan yang baru dijalani tersebut.

Hasilnya, pasangan suami istri yang tidur lebih lama dalam satu ranjang mengaku bahwa mereka merasa bahagia saat terbangun dan selama beraktivitas sepanjang hari.

Sebaliknya, pasangan yang kurang tidur justru terlihat berjarak dan sering berselisih pendapat.

“Penemuan kami ini memiliki pesan penting bahwa jangan menyepelekan tidur. Sebab, kurang tidur terbukti bisa memberikan pengaruh buruk pada keberlangsungan sebuah hubungan,” ujar Heather Maranges, rekan penulis studi.

Studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Family Psychology.

Tentu pstudi itu tidak harus diterima oleh para ahli secara serempak.

Seorang pakar seks malah secara bertentangan mengatakan bahwa pernikahan yang sehat dan langgeng bisa diwujudkan apabila suami istri bersedia tidur di ranjang yang berbeda.

Lantas kenapa  demikian?

Rachel Kramer Busel, pakar seks dan penulis Dirty Dates: Erotic Fantasies for Couples, menjelaskan bahwa hubungan pribadi dengan pasangannya semakin hangat ketika mereka memutuskan pisah ranjang.

“Kami merasa bahwa kami bukan pasangan yang kompatibel untuk tidur bersama dalam satu ranjang,” terang Kramer kepada Yahoo Health.

“Saat tidur bersama, tak satu pun dari kami memiliki kualitas tidur yang baik. Parahnya, kami jadi merasa lebih sering bertengkar,” imbuhnya.

Ternyata, Busel tidak sendirian. Pasalnya, menurut beberapa penelitian mengatakan bahwa sebelas sampai dengan empat puluh persen pasangan memilih tidur di ranjang yang berbeda setiap malam.

Pada penelitian lain, bahkan menemukan bahwa tidur bersama pasangan dalam ranjang yang sama, tidak baik untuk kesehatan karena membuat kualitas tidur menurun hingga 50 persen.

Kembali pada kisah Busel. Ketika dia dan pasangan merasa bahwa tidur bersama membuat hubungan semakin buruk. Mereka pun memutuskan untuk tidur di kamar yang berbeda.

Ganjilnya, keduanya malah merasa lebih bahagia. Sebab, kualitas tidur mereka bergulir lebih baik dan hubungan mereka pun terasa sangat hangat ketimbang sebelumnya.

Sebuah penelitian lain oleh para ahli dari University of California Los Angeles, Amerika Serikat mengungkapkan, kebahagiaan secara verbal atas kesuksesan atau prestasi yang diraih oleh pasangan dapat menjadi kunci bagi keutuhan pernikahan.

Ungkapan verbal tersebut dapat berupa ucapan selamat atau pujian yang Anda berikan kepada pasangan sebagai apresiasi atas keberhasilannya.

Untuk meneliti, para ahli merekam pembicaraan para pasangan yang membincangkan hal-hal positif maupun negatif yang dialami salah satu di antara mereka, seperti promosi jabatan hingga masalah keluarga.

Ketika tim peneliti kembali mengecek pembicaraan dua bulan kemudian, mereka menemukan bahwa pasangan yang paling menunjukkan antusiasme dan pujian sebagai respon atas kabar gembira yang dibawa oleh pasangannya adalah pasangan yang paling bahagia.

Selain itu, penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa faktanya, kebahagiaaan lewat kata-kata yang Anda sampaikan pada pasangan merupakan salah satu indikator yang baik terhadap sebuah komitmen, kepuasan, dan cinta kasih.

Cara ini jauh lebih baik ketimbang Anda selalu mendampingi pasangan ketika ia mengalami hal negatif.

Para peneliti juga menyatakan bahwa ketika seseorang mengungkapkan peristiwa positif yang dialami kepada pasangannya, maka ia pun membagikan kekuatan yang dimilikinya.

Lalu, apabila Anda menunjukkan ingin ikut merayakan dan mengakui kemampuan pasangan, maka ini akan membentuk rasa percaya diri si dia.

“Pada akhirnya, ini akan membuat pasangan Anda merasa percaya diri dengan kehidupannya dan hubungan yang dijalinnya bersama Anda,” ungkap tim peneliti. Penelitian ini pun melaporkan bahwa mengucapkan selamat dengan tulus dan sepenuh hati adalah rahasia sukses pernikahan yang bahagia.