close
Nuga Life

Pemilik Tangis

Menangis itu “milik” wanita?

Begitu selalu ungkapan yang dituding oleh lelaki dengan aksi menangis.

Padahal, sebenarnya, menangis itu milik semuanya.

“milik” ketika perasaan menjadi lebih baik pada saat kecewa atau sedih.

Menangis itu sendiri memang identik dengan perilaku manusia di kala mengungkapkan emosinya, baik itu amarah ataupun ungkapan bahagia.

Sebuah studi yang dipimpin oleh psikolog dari Tilburg, Belanda, Profesor Ad Vingerhoets, mengungkap alasan ilmiah mengenai baik atau tidaknya menangis.

Vengerhoets, yang juga penulis buku Why Only Humans Weep: Unravelling the Mysteries of Tears mengungkapkan bahwa rata-rata wanita menangis sebanyaktiga puluh hingga enam puluh empat kali per tahun.

Sedangkan untuk pria, rata-rata hanya menangis enam hingga tujuh belas kali per tahunnya.

Vingerhoets mengatakan, besar kemungkinan testosteron memengaruhi pria untuk tidak mempunyai keinginan menangis.

Sedangkan pada wanita, tingkat hormon prolaktin yang tinggi disebut dapat memicu tangis.

Seperti dikutip dari The Guardian, hormon prolaktin sendiri akan sangat meningkat saat kehamilan.
Pada masa itu pula dipastikan wanita akan lebih sering menangis dari biasanya.

Kesedihan, yang mengaktifkan sistem syaraf simpatik dan membuat orang merasa gelisah, diprediksi akan lebih cepat selesai ketika sistem parasimpatik dipicu.

Survey menemukan, bahwa menangis dapat mengurangi ketegangan.

Namun biasanya, tangisan itu keluar setelah mengingat kejadian di masa lalu.

Dalam sebuah laboratorium yang menginduksi tangisan kepada beberapa orang, dilaporkan bahwa mereka akan lebih merasa tertekan.

Studi yang dilakukan oleh Universitas California di Berkeley menampilkan klip seratus lima puluh wanita yang menyaksikan dari film Steel Magnolias, di mana terdapat adegan seorang Ibu menangis di pemakaman putrinya.

Hasilnya, tiga puluh tiga wanita menangis dan sisanya tidak. Mereka yang menangis lebih merasa sakit dan tertekan dalam waktu yang cukup panjang.

Para peneliti tersebut berargumentasi bahwa menangis membentuk tekanan yang lebih besar, yang membuat rasa sakit itu kian lama untuk disembuhkan.

Menangis sendiri sering diidentikkan dengan perasaan tidak berdaya dan hanya dapat membuat seseorang merasa lebih baik ketika tangisannya itu dapat memperbaiki situasi yang dihadapinya.

Studi juga menunjukkan bahwa kenyamanan dari seseorang yang dekat, membuat orang berpikir bahwa menangis adalah ide yang baik.

Jika menangis diidentikan dengan rasa malu, maka hal itu tidak dapat membuat Anda merasa lebih baik.

Artinya, menangis yang baik adalah tangisan yang dilakukan tanpa Anda merasa buruk pada saat menangis
Kaum wanita memang identik dengan perasaan yang lembut dan gampang terharu.

Pada banyak momen, bukan hanya kesedihan tapi juga membahagiakan, wanita lebih mudah mengeluarkan air mata.

Wanita dan air mata sering dianggap sebagai sahabat baik yang sulit terpisahkan.
Ternyata hal itu bukan hanya karena “cengeng”, tapi ada alasannya mengapa kaum hawa lebih gampang menangis dibandingkan para pria.

Meski begitu, ternyata secara biologis pria memang dibentuk untuk meneteskan air mata hanya sedikit.

“Beberapa penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa pria memiliki saluran air mata yang lebih besar di mata mereka, sehingga kecil kemungkinan untuk membuat air mata ke titik tumpah dari kelopak mata ke pipi,” kata Geoffrey Goodfellow, seorang profesor di Illinois College of Optometry di Chicago.

Penelitian lain mengungkapkan, perempuan memang memiliki saluran air mata yang lebih pendek dan dangkal. Penelitian itu dilakukan dengan mengukur tengkorak pria dan wanita.

Kondisi hormonal, terutama testosteron, juga akan menghambat keluarnya air mata.

Seperti diketahui kadar testosteron dalam tubuh pria jauh lebih banyak dibanding wanita.

Pada pasien laki-laki yang mengidap kanker prostat misalnya, akan lebih cenderung menjadi lebih emosional ketika diobati dengan obat yang menurunkan kadar testosteron mereka.

Tapi ini bukan hanya tentang testosteron.

William Frey H. dan timnya menganalisis susunan kimiawi air mata emosional dan membandingkannya dengan air mata yang disebabkan oleh iritasi pada mata.

Ternyata, air mata emosional mengandung prolaktin, hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang berhubungan dengan emosi.

Wanita dewasa cenderung memiliki kadar prolaktin serum hampir enam puluh persen di atas rata-rata dari pria. Perbedaan ini secara keseluruhan menjelaskan mengapa wanita lebih sering menangis.

Sebelum pubertas, kadar serum prolaktin pada perempuan dan laki-laki sama, mungkin ini sebabnya tingkat menangis anak laki-laki dan perempuan tak banyak berbeda.

Kita bisa menangis karena berbagai alasan. Ada yang baru bisa meneteskan air mata setelah mengalami musibah.

Yang lain mungkin sudah menangis setelah menonton film yang menguras emosi. Namun, menangis karena alasan emosi adalah ciri dari manusia.

Air mata sebenarnya tidak hanya keluar karena kita merasa sedang emosi. Setidaknya ada tiga jenis air mata.

Pertama adalah air mata untuk melindungi mata, disebut dengan air mata basal.

Kedua, air mata yang keluar secara refleks untuk merespon iritasi, misalnya debu atau zat yang dikeluarkan bawang.

Terakhir adalah air mata emosi.

Tags : slide