close
Nuga Life

Kecerdasan Anak Diwarisi dari Ibu, Lho!

Tingkat kecerdasan anak tidak diwarisi dari ayah, tapi dari seorang ibu.

Ya, begitulah hasil sebuah riset yang dipublikasikan oleh Psychology Spot.

Studi itu  menjelaskan bahwa setiap bayi yang lahir memiliki kondisi gen yang berbeda-beda, tergantung dari genetik ayah dan ibu.

Faktor genetik ibu memengaruhi tingkat kecerdasan anak.

Oleh karena itu, para pria sebaiknya mencari istri yang cerdas.

Tingkat kecerdasan, menurut studi, hanya diturunkan dari pihak ibu.

Banyak yang berpendapat bahwa kecerdasan anak datang dari pola asuh ayah dan ibu yang tepat.

Namun, untuk soal tingkat kecerdasan, tidak selalu begitu. Pasalnya, gen cerdas terbentuk dari kromosom X dan wanita membawa dua kromosom tersebut.

Artinya, wanita dua kali berpeluang mewariskan kecerdasan pada anak ketimbang kromosom X dari pria.

Kemudian, penelitian menuliskan bahwa jika tingkat kecerdasan ayah lebih tinggi daripada ibu, tetapi kesempatan itu sangat kecil untuk menurun pada anak.

“Jika gen cerdas diwariskan dari gen ayah dan ibu maka gen ayah gugur dan tidak aktif,” tulis hasil studi.

Namun, ada beberapa gen tertentu dari ayah yang aktif turun pada anak, tetapi bukan gen cerdas.

Bukti lain diungkapkan oleh The Medical Research Council Social and Public Health Sciences Unit di AS pada tahun 1994 silam dan mempelajari 12.686 responden berusia 14 hingga 22 tahun.

Fokus studi tersebut adalah IQ anak, ras, edukasi, dan status sosial ekonomi.

Hasilnya, gen cerdas pada anak diturunkan dari pihak ibu.

Selain mwarisi tingkat kecerdasan dari ibu, peran seorang ayah dalam mendidik dan membesarkan anak tak kalah hebatnya.

Dalam hal ini, biasanya orang-orang memiliki kepercayaan bahwa yang paling berpengaruh pada tumbuh kembang anak adalah ibunya.

Namun, hal ini dibantah dengan adanya penelitian baru dari Michigan State University  bahwa peran ayah sebagai orangtua tidak hanya mencari nafkah.

Pada penelitian ini menyebutkan bahwa setiap ayah juga bertanggung jawab untuk mengurus psikologi dan kesejahteraan anak.

Temuan terbaru dari MSU ini menunjukkan bahwa cinta dan dukungan dari seorang ayah ini memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan anak-anaknya, baik dalam kognitifnya, keterampilan sosial, maupun penguasaan bahasa.

Hal ini pun berpengaruh dari anak balita hingga mereka menginjakkan kaki di kelas V sekolah dasar.

Menjawab sebuah pernyataan, Claire Vallotton, profesor dan peneliti utama pada penelitian ini, mengatakan bahwa menurut gagasan sebelumnya, ayah tidak memiliki efek langsung dan hanya ibu yang memengaruhi perkembangan anak-anak.

Akan tetapi, penelitian ini menunjukkan bahwa ayah benar-benar memiliki efek langsung pada anak-anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kehadiran seorang ayah sangat penting dalam keseharian anak-anak.

Memang, pada umumnya orang akan membayangkan sosok ibu ketika ditanya figur orangtua yang mengasuh.

Padahal, ayah di era modern ini mengambil peran tak kalah besar dalam membesarkan anak-anaknya.

Banyak anak yang lebih memilih ibu mereka, terutama anak yang masih kecil, karena adanya ikatan fisik yang kuat selama sembilan  bulan sebelum dilahirkan.

Seorang anak memang akan tumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan lebih kuat dengan kehadiran orangtuanya secara lengkap.

Anak butuh ayah karena sosok ayah memberikan sesuatu yang berbeda dari ibunya. Anak laki-laki menjadikan ayahnya panutan agar mereka bisa berperilaku sebagai seorang laki-laki.

Sementara anak perempuan melihat ayah mereka sebagai contoh untuk bersosialisasi dengan dunia pria.

Penelitian membuktikan bahwa ayah, atau kehadiran ayah, dalam tumbuh kembang anak sangat penting. Seorang anak yang ayahnya yang terlibat dalam pengasuhan, memiliki kompetensi kognitif  dan lebih berhasil dalam akademiknya. Selain itu, anak-anak juga akan lebih menikmati sekolah serta aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler.

Selama bertahun-tahun, penelitian menunjukkan, anak yang memiliki ayah yang baik akan tumbuh menjadi anak yang tidak terlalu agresif, memiliki kepercayaan diri yang baik, serta gangguan perilaku yang lebih rendah.

Anak yang tumbuh dalam peran aktif ayahnya dalam pengasuhan juga akan lebih tahan menghadapi stres dan frustasi, serta kemampuannya menyelesaikan masalah dan beradaptasi lebih baik.

Anak-anak yang tumbuh dengan kehadiran ayahnya di rumah juga lebih jarang mengalami masalah emosional yang menyebabkannya melakukan kekerasan di usia dewasa.

Ayah merupakan role model untuk anak-anaknya, dan cara mereka memperlakukan istrinya, ibu dari anaknya, berpengaruh pada kehidupan anak di masa depan.

Penelitian membuktikan, anak laki-laki yang ayahnya kurang respek pada istrinya akan tumbuh menjadi anak yang lebih agresif pada perempuan, sementara pada anak perempuan akan cenderung terjebak dalam hubungan tidak sehat dengan pria.

Jika kita membicarakan pentingnya seorang ayah, mungkin akan lebih jelas jika kita mengetahui apa yang terjadi ketika peran ayah tidak ada.

Dari sudut pandang ekonomi, anak yang tidak memiliki ayah cenderung lebih miskin secara ekonomi dibandingkan dengan anak yang orangtuanya lengkap.

Bagi anak perempuan, ketiadaan figur ayah berkaitan dengan risiko anak menikah muda. Ayah memiliki fungsi sebagi pelindung, baik fisik atau emosional.

Sebagai sosok orang yang kuat secara tradisional, ayah berperan sebagai pelindung dari semua ancaman yang mungkin dialami anak, misalnya bullying atau kekerasan

Tags : slide