close
Nuga Life

Kecanduan Seks Itu Memang Benar Ada

Banyak pasangan yang bila salah satunya mengalami kecanduan seksual berdampak pada putusnya hubungan, pernikahan tertekan, rasa malu, dan sejumlah masalah lainnya.

“Tak hanya orang yang kecanduan seksual yang menderita dalam hubungan tersebut, pasangan mereka juga mengalami penderitaan besar gara-gara perilaku pasangannya,” tulis laman Addiction,, 05 September 2016.

Masalah yang bisa terjadi pada hubungan bila salah satu di antaranya pecandu seks Berakhirnya sebuah hubungan

Ketika mengetahui pasangannya pecandu seks, banyak pasangan memilih mengakhiri hubungan.

Ini merupakan hal yang umum terjadi dalam hubungan orang yang memiliki kecanduan seksual.
Tak heran bila sekitar empat puluh  persen pecandu seks mengalami pernikahan yang penuh tekanan dan kecemasan.

Akibat lain, perselingkuhan Ini merupakan dampak dari betapa sulitnya bagi pria atau wanita untuk tetap menerima pasangan yang melakukan hubungan seks dengan orang lain.

Apalagi para pecandu seks cenderung melakukan penghianatan cinta berulang kali.

Penghianatan janji suci tentu tak membuat nyaman dan membuat hubungan lebih cepat berakhir.

Dampak paling buruk adalah terjadinya penyakit menular

Seperti diketahui, pecandu seks rentan melakukan hubungan dengan banyak orang. Hal ini membuatnya berisiko terinfeksi HIV, AIDS, HPV, gonore dan penyakit menular seksual lainnya dan bisa mendatangkan malapetaka pada hubungan.

Jika  pecandu seks sudah menikah, hal ini membuat pasangan resmi rentan terkena penyakit menular seksual.

Bila Anda atau orang yang Anda sayangi mengalami kecanduan seks, kemungkinan besar Anda akan merasa terasing, terisolasi, depresi, marah, atau merasa malu, hingga bukan tak mungkin Anda pun memerlukan bantuan.

Tapi bila Anda kecanduan seks, Anda bisa jadi mudah terlibat hubungan dengan orang lain secara seksual atau emosional meski Anda belum mengenal mereka dengan baik, demikian menurut Sex and Love Addicts Anonymous.

Melansir laman PsychGuides,  umumnya para pecandu seks kerap khawatir ditinggalkan sehingga tetap berada dalam hubungan yang tak sehat atau terlibat dari satu hubungan ke hubungan lainnya.

Ketika sendirian, mereka akan merasa kosong atau kesepian.

Dampak kecanduan seks bisa parah.

Menurut Departemental Management USDA, sekitar tiga puluh delapan persen pria dan empat puluh lima persen wanita dengan kecanduan seks terinfeksi penyakit kelamin akibat perilaku mereka.

Kehamilan di luar nikah juga menjadi dampak dari perilaku berisiko ini.

Dalam sebuah survei terungkap, hampir tujuh puluh persen wanita yang kecanduan seks melaporkan mereka mengalami setidaknya satu kali kehamilan yang tidak diinginkan karena perilaku mereka.

Kecanduan seks bukanlah mitos belaka. Dalam dunia medis, kecanduan seks merupakan suatu gangguan yang dipicu karena adanya ketidakseimbangan produksi kimiawi di otak dan produksi hormon seks.

Bisa juga gangguan ini dipicu karena adanya trauma di masa lalu si penderita.

Seseorang didefinisikan sebagai pecandu seks saat perilakunya keluar dari kontrol, dan mulai memiliki dampak negatif pada hidupnya.

Kecanduan tersebut bisa berupa keinginan kuat untuk melakukan hubungan seks, masturbasi, menonton porno, atau menggoda lawan jenis.

Melansir laman Menxp,  adal fakta tentang kecanduan seks yang patut Anda kenali sejak dini.

Jika Anda merasakan berada di zona ini, Anda dapat pergi ke terapis untuk mengatasinya

Penderita gangguan bipolar sangat rentan menjadi pecandu seks. Ketika mereka mendapatkan serangan panik, mereka akan memiliki gairah seks yang tinggi.

Pengguna mirasantika juga berisiko tinggi menjadi pecandu seks. Biasanya hal ini terjadi ketika mereka ingin tobat dari pemakaian obat-obatan atau miras. Berhubungan intim atau seks menjadi pelarian untuk menggantikan kecanduan.

Penderita pelecehan seksual. Banyak pecandu seks merupakan salah satu dari korban pelecehan seksual. Studi menunjukkan jika tindakan seks merupakan obat dari trauma di masa lalu.

Penderita Borderline Personality Disorder. Penderita gangguan ini mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi yang mereka miliki, termasuk dalam urusan gairah. Jika tidak dikontrol, penderita akan memiliki kecanduan seks yang tinggi.

Penderita sindrom asperger, memiliki gangguan pada pertumbuhan intelektual. Tingkahnya seperti penderita autisme. Hampir sebagian sindrom ini menderita kecanduan seksual yang berbahaya.

Lantas ada pertanyaan yang menggelitik apakah  kecanduan seksual itu benar-benar ada atau hanya kesalahpahaman kita dalam memaknai artinya?

Seorang Psikolog sekaligus Peneliti dari UCLA Semel Institute for Neuroscience and Human Behavior, Rory Reid, PhD, LCSW mengatakan bahwa kecanduan seksual itu adalah kesalahpahaman umum yang terjadi di masyarakat luas.

“Kondisi ini tidak lebih dari gangguan makan yang berkaitan dengan makanan atau judi patologis yang berkaitan dengan uang,” kata Rory.

Sedangkan pecandu seks, dinilai Rory bukan sekedar orang-orang yang mendambakan banyak aktivitas seksual.

Justru yang terjadi adalah sebaliknya, pecandu seks memiliki masalah mendasar seperti stres, cemas, depresi, dan malu, yang mendorong mereka melakukan itu.

Bahkan, Certified Counselor di Menninger Clinic in Houston, John O’Neill, LCSW, LCDC, CAS, CART mengatakan bahwa kecanduan seksual tidak dapat digunakan untuk mendiagnosa gangguan mental.

“Orang-orang akan mencari bantuan, dan ada juga mereka yang terdiagnosa tidak perlu mendapatkan bantuan. Jika mereka menderita itu, kita akan membantu mereka,” kata John menambahkan.