close
Nuga Life

Bagaimana “Melerai” Pertengkaran Suami-Istri?

Seorang ulama besar Jakarta pernah “bertaruh,” datangkan kepada saya sepasang suami istri yang tidak pernah bertengkar. Saya akan katakan mereka tidak normal.”

Betulkah pertengkaran suami istri sesuatu yang normal?

Ahli ilmu jiwa secara serempak mengatakan, “betul.” Dan mereka juga juga menegaskan pertengkaran di antara pasangan adalah sebuah hidup yang sangat “ideal.”

Yang perlu, kata mereka, bagaimana “melerai” amarah usai pertengkaran itu dan apa saja yang “pantang” di semburkan lewat kata-kata saat pertengkaran terjadi. Dan bagaimana kalau pertengkaran terus menerus terjadi, dan selalu berulang dengan pola yang sama, apakah hal ini bisa membahayakan hubungan atau bahkan pernikahan?

Kalau Anda sekadar khawatir namun tak melakukan apa pun untuk memperbaikinya, sikap tersebut bisa saja memengaruhi hubungan. Namun jika Anda tergerak untuk memperbaiki keadaan, dan mencari cara mengatasi pertengkaran, ini petanda baik.

Louann Schwager Tung, coach dan healer, mengatakan ketika pasangan sering bertengkar dengan pola yang sama, segera ubah pola tersebut. Sebelum mencari tahu bagaimana caranya, Tung menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi ketika Anda bertengkar hebat dengan pasangan.

“Secara fisiologi, ketika Anda marah, kesal, frustasi, terjadi kondisi yang chaos dalam tubuh dan ritme jantung Anda menjadi tak beraturan. Ini menyebabkan aliran darah ke otak berkurang. Dan ini adalah waktu terburuk bagi Anda untuk beradu argumen dengan pasangan,” jelasnya.

Yang bisa Anda lakukan saat merasa kesal, jengkel, marah, apa pun emosi negatif lainnya adalah segera alihkan perhatian Anda. Tinggalkan situasi tersebut, menjauhlah dari pasangan atau berbagai kondisi yang membuat Anda marah. Lakukan berbagai hal lain untuk menenangkan diri sendiri.

“Lakukan sesuatu sampai Anda merasa tenang, kemudian baru diskusikan masalah tersebut dengan pasangan,” saran Tung.

Ia juga menyarankan Anda untuk melakukan sesuatu hal yang konyol namun membuat Anda merasa lebih baik. “Buat suara-suara aneh atau mulailah tertawa untuk menghilangkan kemarahan atau energi negatif lainnya,” tuturnya.

Dengan memulihkan diri dari amarah, Anda dapat berpikir lebih jernih sekaligus bisa mengubah pola pertengkaran. Anda dan pasangan pun mampu menyelesaikan masalah lebih baik.

Patti Stanger, ahli percintaan, pemilik biro jodoh premium “Millionaire’s Club”, dan bintang reality show “Millionaire Matchmaker” mengungkapkan, kalimat yang harus dihindari saat Anda sedang marah atau adu mulut dengan pasangan.

Hindari mengucapkan kata-kata makian, atau kutukan saat bertengkar dengan si dia. Cobalah untuk membalik kondisi, Anda pasti tak mau ada orang yang memaki atau mengutuk Anda kan? Selain itu, Anda pasti akan marah jika ada orang lain memaki-maki orang yang Anda cintai ini kan? Nah, karena itu jangan lakukan hal yang sama padanya untuk alasan apapun.

Sama seperti sumpah serapah, hindari memberinya nama julukan yang kasar. Misalnya, “si bego” dan “si matre” dan lain-lain. Ingatlah, Anda beradu mulut dengan orang ini karena Anda mencintainya dan akan selalu mencintainya. Tidak sepantasnya jika hanya karena satu-dua kesalahan yang dilakukannya Anda lantas memberinya label yang bernada merendahkan.

Pertengkaran yang terjadi antara Anda dan pasangan adalah masalah pribadi Anda berdua. Ketika sumber masalah terletak pada kehidupan pribadi Anda, jangan mengambinghitamkan teman-temannya.

Ini jelas bukan waktu yang tepat untuk mengungkapkan bagaimana Anda tidak menyukai teman-temannya. Perkataan Anda tentang mereka akan membuat kehidupan sosial Anda jauh lebih rumit.

Jangan sekalipun Anda mengungkapkan rasa tidak suka Anda pada keluarganya saat sedang bertengkar. Mungkin saja orangtuanya atau mertua Anda menjengkelkan, tapi saat sedang marah bukan waktu yang tepat untuk mengungkapkan kekesalan Anda.

Persoalan keluarga adalah hal rumit dan sensitif, salah bicara satu kata saja tentang orang-orang yang dicintainya, bisa-bisa malah membuat ia tak lagi cinta pada Anda.

Tak salah kok jika Anda mengenal baik mantan pacarnya dan bertanya tentang sifat-sifatnya. Yang salah adalah ketika Anda membenarkan ucapan mantan kekasihnya tentang sifat buruknya. Sebaiknya, jangan memihak mantannya untuk hal-hal yang sensitif.

Semua hal yang diucapkan dalam sebuah pertengkaran adalah hal sensitif. Ia dan mantannya putus karena sebuah alasan, dan Anda tentu tidak ingin segera berstatus “mantan” karena hal bodoh yang Anda katakan.

Patti mengungkapkan bahwa kata-kata ini adalah kata yang paling buruk dan berlebihan dalam sebuah hubungan. “Tidak peduli betapa marahnya Anda padanya, saya tahu, Anda tidak berharap dia mati. Setelah Anda mengatakan sesuatu sekeji itu, wajar saja jika ia merespon dengan perkataan keji lainnya,” jelasnya.

Anda pasti tidak ingin ia mengatakan hal yang sama kejinya, apalagi jika hal itu terucap dari orang yang Anda pikir selama ini mencintai Anda. Ujung-ujungnya, kata-kata keji ini hanya akan membuat Anda berdua merasa tersakiti satu sama lain.