close
Nuga Life

Awas! Banyak Nonton TV Cepat Mati

Berapa lama Anda berada di depan televise? Satu jam. Dua jam. Atau sepanjang hari.
Sadarkah Anda, kulau kematian sedang mengintai?

Penelitian yang dimuat dalam Journal of the American Heart Association, 25 Juni 2014, menyebutkan orang yang menonton televisi lebih dari tiga jam per hari berisiko mati lebih cepat.

Miguel Martinez-Gonzalez, penulis utama laporan itu, mengatakan menonton televisi tergolong kegiatan yang menghabiskan waktu dengan tidak bergerak. Menurut dia, ada kecenderungan perilaku tak aktif ini semakin meningkat.

“Temuan riset kami sesuai dengan hasil studi sebelumnya yang menyatakan durasi menonton televisi punya hubungan dengan tingkat kematian,” kata Martinez-Gonzalez, yang juga profesor di Departemen Kesehatan Publik pada Universitas Navarra, Pamplona, Spanyol.

Dalam risetnya, para peneliti mempelajari perilaku belasan ribu lulusan universitas di Spanyol yang muda dan sehat.

Penelitian tersebut untuk mencari hubungan antara perilaku terlalu banyak duduk dan risiko kematian akibat menonton televisi, bermain komputer, dan menyetir.

Durasi pengamatan terhadap para partisipan rata-rata berlangsung sekitar delepan tahun lebih tahun. Peneliti mendapat laporan pemicu itu disebabkan faktor kardiovaskular, t kanker, dan sisanya dengan sebab beragam.

Risiko kematian naik dua kali lipat untuk orang yang menonton televisi lebih dari tiga jam per hari ketimbang mereka yang melihat tayangan di televisi dengan durasi yang lebih singkat.

Peneliti tidak menemukan hubungan yang berarti antara durasi menghabiskan waktu dalam mengoperasikan komputer dan menyetir dengan kematian dini.

“Seiring dengan pertambahan usia populasi, perilaku tak aktif terutama karena menonton televisi semakin jelas. Kondisi ini membawa beban tambahan dalam peningkatan masalah kesehatan yang berhubungan dengan penuaan,” kata Martinez-Gonzalez.

Untuk memperkecil risiko kematian dini, Martinez-Gonzalez menyarankan orang dewasa untuk meningkatkan aktivitas fisik, menghindari duduk terlalu lama, dan mengurangi waktu menonton televisi menjadi satu atau dua jam per hari.

Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan aktivitas aerobik tingkat sedang minimal seratus lima puluh menit atau setidaknya tujuh puluh lima menit olahraga dengan intensitas tinggi per minggu.

Bahkan, setelah para peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain seperti merokok, minum alkohol, asupan kalori berlebih dan masalah kesehatan lainnya, angka risiko kematian akibat penyakit yang dipicu oleh perilaku berlebihan menonton TV tidak berubah.

“Meskipun kami menemukan bahwa olahraga tidak sepenuhnya menghilangkan risiko yang terkait dengan menonton televisi berkepanjangan, tapi bagi mereka yang ingin mengurangi waktu menonton televisi, dianjurkan untuk menjalani program olahraga yang teratur sebagai aktivitas pengganti,” kata Keadle dalam rilisnya.

Temuan ini semakin menambah bukti, bahwa menghabiskan terlalu banyak waktu untuk duduk, merupakan ancaman serius bagi kesehatan.

Meski penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat, namun ancaman yang sama bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang demografi atau wilayah darimana Anda berasal.

Para peneliti menduga bahwa menonton televisi dalam jumlah besar dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi karena merupakan kegiatan tetap dan mudah dilakukan.

“Alasan lain kami berpikir menonton televisi dapat dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi adalah banyaknya waktu menonton televisi setiap hari bisa menjadi penanda bahwa orang tersebut kesepian dan memiliki dukungan sosial sangat sedikit,” kata Martinez-Gonzalez lebih lanjut.

Studi llainnya di Inggris mengungkapkan setiap menonton televisi satu jam sehari dapat meningkatkan resiko penyakit jantung sekira tujuh persen.

Di Inggris diketahui, rata- rata orang menghabiskan waktu sekira empat jam per hari untuk berada di depan televisi.

Hal ini sungguh mengkhawatirkan, karena penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Inggris.

“Tubuh kita tak didesain untuk duduk terlalu lama,” kata Katrien Wijndaele salah seorang peneliti dari National Medical Research Council (MRC), Singapura seperti dilansir

Ia mencontohkan, saat ini banyak orang yang menyaksikan pertandingan sepakbola Piala Dunia di depan televisi selama berjam-jam, dan itu bisa memicu resiko penyakit jantung yang lebih tinggi.

Sementara itu, Dr Ong Hean Yee, ahli penyakit jantung dari Khoo Teck Puat Hospital, mengatakan, orang bisa terhindar dari resiko penyakit jantung akibat menonton televisi asalkan meluangkan waktu untuk berolahraga