close
Nuga Bola

Koeman Gagal Merajut Puing Barca di Clasico

Usai sudah laga :el clasico” di Nou Camp ketika Ronald Koeman meninggalkan lapangan sembari mengerling dengan sudut pandang “patah arang”  kearah Zenidene Zidane seetelah hasil laga jilid pertama Barcelona melawan Real Madrid itu berakhir dengan skor satu berbanding tiga.

Koeman memang pantas “patah arah,” karena pertaruhan dari tanggungjawabnya untuk membangkitkan “puing” kehancuran Barca tak berhasil di laga prestise itu.

Mantan kapten tim “van oranye” itu memang khusus didatangkjan ke Barca dengan satu tugas, membangun kembali superiortas “el barca” di laga laga La Liga.

Hasilnya?

Justru Real Madrid yang mampu menari di atas keinginan Barca itu. Ya, Real memang mampu menari di atas serakan persoalan yang ingin dirajut Koeman itu.

Barca kalah satu gol berbanding tiga gol dari Real Madrid.

“Alih-alih menyalahkan  drama Sergio Ramos, Barcelona lebih pantas mengkhawatirkan kesiapan mereka, terutama lini belakang untuk menghadapi musim ini,” tulis media Spanyol,” marca.”

Dan dalam laga itu lini belakang Barcelona patut jadi pihak yang disalahkan di balik kekalahan menyakitkan dari Real Madrid di El Clasico kali ini.

Bek-bek Barcelona tidak berhasil menampilkan tembok yang tebal untuk menghalau serangan Madrid.

Hal tersebut masih ditambah oleh kecerobohan-kecerobohan yang dilakukan sehingga Sergio Ramos yang penuh trik dan pengalaman bisa memaksimalkan hal tersebut dengan baik.

Pada menit kelima, lini belakang Barcelona sudah kehilangan fokusnya dalam mengantisipasi serangan Real Madrid.

Serangan Los Blancos sejatinya sederhana, namun kemudian menjadi berbahaya karena koordinasi lini belakang Barcelona yang lemah.

Petaka bermula dari operan Nacho Fernandez ke arah Karim Benzema. Marco Asensio bergerak di sisi kiri pertahanan Barcelona saat Benzema mulai menggiring bola.

Tidak ada niat dari pemain Barcelona untuk langsung menutup pergerakan Benzema. Mereka semua hanya membayangi.

Kesalahan Barcelona, mereka tidak melihat Valverde berlari cepat dari tengah lapangan. Sergio Busquets tidak kuat mengejar, Pique mencoba menutup Benzema, dan Clement Lenglet malah mewaspadai Asensio yang berada di sisi luar.

Alhasil, satu umpan terobosan dari Benzema membuat Valverde berdiri bebas di kotak penalti. Penyelesaian apik membuat Real Madrid unggul satu gol

Setelah berhasil menyamakan skor kesalahan kedua lini belakang Barcelona kembali menguntungkan Real Madrid di babak kedua,

Dalam sepak bola era ini, pemain bertahan tentu tak lagi bisa iseng dan jahil dalam mengawal lawan termasuk lewat tarikan baju. Bila mereka berjumpa lawan yang pandai bersandiwara seperti Sergio Ramos, mereka bakal celaka.

Merasa kaus miliknya ditarik Lenglet, Sergio Ramos melakukan hal terbaik yang bisa dilakukan. Terjatuh dengan penuh drama meskipun tarikan itu tak terlalu kuat dan ia dalam kondisi tak menguasai bola.

Setelah momen itu, Madrid melakukan protes dan meminta wasit melihat  Dalam tayangan ulang, wasit Juan Martinez Munuera tentu melihat bahwa memang ada tarikan baju yang dilakukan Lenglet ke Sergio Ramos.

Wasit jelas bisa menunjuk titik putih dengan asumsi tarikan baju itu bisa mengganggu upaya Sergio Ramos untuk menyambut umpan.

Sergio Ramos menuntaskan aksinya dengan sempurna karena eksekusi penalti yang dilakukannya sukses menggetarkan gawang. Sergio Ramos dengan cerdik memanfaatkan kecerobohan Lenglet yang semestinya tidak perlu melakukan tarikan.

Gol Sergio Ramos jelas krusial karena membuat skor menjadi dua gol berbanding satu gol. Pada kondisi seri, Barcelona sempat menggedor pertahanan Real Madrid dan menghasilkan sejumlah peluang berbahaya.

Sementara setelah tertinggal  Barcelona justru tidak banyak menghadirkan ancaman. Real Madrid justru jadi pihak yang bernafsu untuk mendapatkan gol ketiga di sisa waktu yang ada.

Lini belakang Barcelona yang buruk makin diperlihatkan secara telak pada gol ketiga Real Madrid.

Neto, yang sebelumnya melakukan beberapa penyelamatan gemilang malah ikut membuat kesalahan. Bola yang coba ditangkapnya saat berduel dengan Vinicius Jr. lepas.

Rodrygo lalu mendorong bola ke arah Modric. Modric kemudian mempermainkan Neto sebelum menendang ke gawang yang coba ditutup oleh Pique dan Sergino Dest. Modric mencetak gol dan Real Madrid pulang dengan skor tiga gol berbanding satu gol.

Barcelona boleh tak terima dengan kekalahan ini dan menunjuk VAR jadi kambing hitam, namun sebelum itu mereka harus lebih dulu menyadari bahwa lini belakang mereka memang benar-benar memprihatinkan.

Laga “clasico” itu juga mencatat masih kebuntuan Lionel Messi sebagai mesin gol Barca.

Tidak hanya gagal mencetak gol Messi juga tak mampu  memberikan assist saat  Dan catatan ini kembali memperpanjang kebuntuan Messi di “clasico”.

Satu-satunya gol Barcelona di laga ini dicetak Ansu Fati usai menerima umpan Jordi Alba. Sedangkan Madrid bisa mencetak tiga gol melalui Federico Valverde, penalti Sergio Ramos, dan Luka Modric.

Messi sendiri bermain penuh di laga ini. Namun, La Pulga tidak mampu menempatkan namanya di papan skor.

Messi sebenarnya peluang mencetak gol  Ia berhasil mengecoh Sergio Ramos dan melepaskan tembakan dari jarak dekat tetapi dengan gemilang digagalkan oleh Thibaut Courtois.

Setelah itu, Messi tidak banyak memberikan ancaman ke pertahanan Madrid. Hingga laga usai, bintang Barcelona itu gagal mencetak gol.

Dilansir dari ESPN, Messi sudah gagal mencetak gol atau memberikan assist di El Clasico dalam enam laga terakhir. Hal itu berarti Messi puasa gol dan assist sejak kepergian Cristiano Ronaldo ke Juventus pada dua tahun lalu.

Di laga kontra Madrid, Messi tercatat melakukan tiga usaha mencetak gol selama berada di lapangan. Dari tiga upaya itu, dua tepat mengarah ke gawang.

Namun, peluang yang didapat Messi berakhir sia-sia karena selalu bisa digagalkan Courtois yang tampil apik di bawah mistar Los Merengues.

Barcelona melepaskan empat tembakan tepat sasaran di laga ini. Tiga peluang bisa dimentahkan Courtois dan hanya satu yang berujung gol Ansu Fati.

Tags : slide