close
Nuga Bola

“Don Carletto” Kini Kolomnis di “Goal”

Carlo Ancelotti, mantan pelatih klub-klub hebat Europa, seperti AC Milan, PSG, Real Madrid dan Chelsea, kini hadir sebagai sumber opini untuk raksasa brand sepakbola digital terbesar dunia, “Goal.”

Ancelotti akan memberikan opininya lewat kolom wawancara. “Ia akan menjadi kolumnis utama untuk liputan Liga Champions UEFA,” tulis “goal,” dalam rilis terbarunya, 19 Oktober 2015.

“Don” Carlo, begitu lelaki itu disapa adalah nama paten dengan karier sepakbola gemilang yang telah diarunginya selama lebih dari empat dasawarsa.

Sebagai pemain, Ancelotti merupakan gelandang elegan andalan Arrigo Sacchi dalam tim legendaris AC Milan yang menjuarai dua Liga Champions, dan ia juga pernah merengkuh Scudetto bersama AS Roma.

Usai alih profesi menjadi pelatih, Ancelotti memimpin Milan, Chelsea, Paris Saint-Germain, serta Real Madrid menggondol sederet trofi, termasuk tiga titel Liga Champions.

Ia berpisah dengan Madrid akhir musim lalu — dan pekerjaan besar berikutnya untuk Don Carletto adalah sebagai kolumnis untuk Goal.

“Saya menyukai fakta bahwa, melalui Goal, saya bisa tetap berada di dunia sepakbola dan terus menjalin kontak dengan banyak sekali fans di seluruh dunia,” kata Ancelotti.

“Ini membuat saya bisa tetap bersentuhan dengan dunia saya dan memberikan opini saya tentang sepakbola. Itulah yang saya cintai.”

“Sepakbola adalah dunia menakjubkan, ini dunia saya dan akan tetap menjadi dunia saya untuk waktu yang sangat, sangat lama. Ini cara hebat untuk saya tetap terlibat sekalipun tanpa tim.”

Sebagai kolumnis Goal, Carlo akan memberikan pandangan dan wawasannya terkait Liga Champions musim ini melalui serangkaian kolom dan video eksklusif.

Dalam wawancara pertamanya sebagai kolumnis Goal, Carlo Ancelotti membantah kalau ia akan melatih Inter Milan

Alasannya tak pernah melatih Inter adalah, karena keterikatan erat dan respek untuk AC Milan.
“Mustahil bagi saya untuk menerima kemungkinan menukangi Internazionale,” katanya.

Selain lumayan lama memperkuat tim sebagai pemain, Don Carletto juga menghabiskan delapan tahun di bangku pelatih Sang Iblis, mempersembahkan dua gelar Liga Champions dan sebuah Scudetto.

Ancelotti pun memastikan, didasari latar belakang tersebut, ia tak akan “berkhianat” dengan menukangi Nerazzurri.

“Saya tidak bisa melatih Inter. Karena saya melewati bertahun-tahun di Milan, ini soal respek terhadap sejarah saya dan sejarah klub yang telah saya latih,” katanya kepada Goal.

“Ada banyak skuat yang harus saya hindari. Saya tak boleh menentang sejarah saya.”

Ancelotti mengaku sempat mempertimbangkan balik ke Milan pada musim panas kemarin sebelum membatalkannya lantaran ia harus menjalani operasi punggung yang membutuhkan periode rehabilitasi panjang.

“Saat saya selesai dengan Real Madrid, ada kontak dengan Galliani. Kami bertemu di Madrid, tapi saya harus menjalani operasi ini,” beber Ancelotti.

“Ketika itu saya akan menepi empat bulan dan tak akan bisa berada di kondisi 100 persen.”

“Jadi, meski sedikit mengecewakan saya, itu adalah hal tepat untuk dilakukan dan Milan memahami ini.”

Kendati kesempatan tersebut terlewatkan, Ancelotti enggan mencoret peluang untuk melatih Milan lagi pada masa mendatang. Hal serupa berlaku pula untuk Paris Saint-Germain, mantan timnya yang lain yang pernah dibawa Carletto menjuarai Ligue 1 Prancis.

“Saya memiliki peruntungan baik untuk menikmati diri di mana pun saya melatih,” tutur mantan gelandang Italia ini.

“Untuk alasan ini, saya tak bisa mengatakan saya tak akan kembali ke satu klub atau klub lainnya. Saya pastinya bersedia kembali ke Milan, seperti halnya saya bersedia kembali ke PSG.”

“Terlepas dari bagaimana segala sesuatunya berakhir di mantan klub, itu adalah pengalaman-pengalaman di mana saya mempunyai memori luar biasa,” tuntasnya.