close
Nuga Bola

“Clasico,” Laga “Idiom” Aneh di Barnebeu

“El Clasico” adalah perlawanan dari sebuah “idiom,” semakin sering sebuah peristiwa terjadi, semakin meredup nilai pentingnya. “El Clasico” dengan tandas menyatakan tidak terhadap “idiom itu.

Laga itu, yang akan disirkan langsung oleh RCTI, Senin dinihari, 24 Maret 2014, oukul 02.45 WIB, menegaskan, sesering apa pun ia dipentaskan, pertandingan dua “maestro” La Liga itu tetap menjadi “sumbu” pemberitaan dan akan dinantikan publik sepakbola global.

Penyebabnya? Banyak faktor yang menjadi daya dukung dan daya rangsang laga ini. Bukan hanya rivalitas, tapi ada unsure emosional dan sentimentilitas yang membungkusnya.

Faktor kesejarahan dan perbedaan “ras.” Juga superioritas etnis, antara “Espanola” dan “Catalonia” yang medeterenian. Masih ada faktor “ibukota” dan marjinalitas etnis. Semuanya menjadi bungkus dari laga “clasico” ini, betapapun modernnya rasionalitas berpikir zaman yang menyertainya.

Dengan alasan yang campur aduk itu, seterpuruk apa pun Madrid atau Barca dalam prestasinya di La Liga, mereka jelas tidak mau menanggung malu pada panggung El Clasico.

Dari rasionalitas yang bisa disederhanakan dalam musim ini, persaingan kedua tim dalam perburuan gelar juara, Madrid boleh memimpin klasemen, namun jarak mereka dengan Barca hanya empat poin.

Andai Barca menang akhir pekan ini, maka jarak tinggal satu poin.

Ada anggapan bahwa Real Madrid mulai bangkit jadi penguasa La Liga sementara Barcelona di akhir siklus kesuksesan. Belum tentu. Dan laga “clasico” akhir pekan nanti pasti akan menjadi pengadilnya.

Laga dengan Real Madrid bagi Barca akan jadi kesempatan untuk merapatkan lagi persaingan jadi juara musim ini. Tapi sebagaimana El Clasico selalu terjadi, lawatan ke Santiago Bernabeu akan sangat sulit buat Blaugrana.

Di Camp Nou, pada laga pertama “clasico” versi La Liga Barcelona berstatus pemuncak klasemen, dan kali ini gantian Madrid yang berada di posisi teratas kala menjamu Blaugrana di Santiago Barnebue, Senin dinihari WIB, 24 Maret 2014..

Dengan performa yang belakangan mengendur, Barcel;ona saat ini berada di posisi tiga . Sementara Madrid punya empat angka lebih banyak.

“Itu akan menjadi pertandingan yang membuka kesempatan kami kembali ke persaingan juara, dan itu sudah cukup jadi motivasi buat kami untuk sepenuhnya fokus pada laga tersebut,” sahut Andres Iniesta di situs resmi klubnya.

“Kami harus memberikan performa yang mendekati sempurna – itu yang harus kami lakukan saat menghadapi Madrid dan kami sanggup melakukannya. Kami tak bisa menerima hasil selain kemenangan – itu harus menjadi mentalitas kami sejak hari ini sampai Minggu, taka ada keraguan sama sekali,” tegas pelatih Barca, Gerrado Martino kepada “Mmarca.”.

“Kami harus percaya pada diri kami sendiri, seperti setiap kali kami menjalani pertandingan seperti ini, Kami tidak tertinggal 20 pertandingan dari puncak klasemen, serta tak ada perbedaan besar pada hasil atau cara kami bermain,” tambah Martino.

Martino mengakui Madrid di musim ini tampil impresif kendati di awal-awal sempat kurang meyakinkan. Mereka berada dalam rentetan 31 laga tak terkalahkan di semua ajang. Mereka juga berpeluang meraih treble winner, di mana kini sudah menapaki final Copa del Rey dan baru saja memastikan diri ke perempatfinal Liga Champions.

Dan bagi Carlo Ancelotti, ini adalah rentetan laga tanpa pernah kalah terpanjang selama kariernya sebagai pelatih.

Ancelotti pun paham, timnya sedang berada dalam momentum bagus. Oleh karenanya dia tidak berencana untuk melepas kakinya dari pedal gas.

Barca, juga, belum menutup peluang meraih tiga gelar, tapi laju mereka cenderung kurang meyakinkan. Los Cules kerap gagal meraih kemenangan kala bertemu lawan-lawan yang relatif lebih lemah. Dalam lima pertandingan terakhir misalnya, Barca harus menelan dua kali kekalahan masing-masing atas Real Sociedad dan Real Valladolid.

Hasil-hasil tak maksimal tersebut membuat anak-anak Catalan dinilai sudah tak segarang beberapa musim sebelumnya, kala ditangani Pep Guardiola. Bersama Pep, Barca memang menjalani masa keemasan dengan 14 gelar hanya dalam empat tahun.

“Madrid adalah favorit untuk laga nanti setelah sekian waktu,” kata Valdano kepada SER dikutip Football Espana.

“Mereka berjalan di dua kecepatan berbeda, Madrid jelas sedang bangkit dan Barca memberikan kesan mereka sedang memasuki akhir dari sebuah siklus,” lanjutnya.

“Mari kita lihat apakah pertandingan nanti membuktikan firasat ini,” demikian pria Argentina ini.

Tags : slide