close
Nuga Tekno

Facebook Hapus PostingTwitter di Linimasa

Pengguna Twitter geger mengetahui kicauan mereka yang dibagikan ke Facebook, tiba-tiba hilang secara permanen.

Hilangnya postingan itu bukan murni kesalahan pengguna, melainkan perubahan application programming interface atau API baru Facebook. API yang baru itu mencegah pengguna Twitter secara otomatis membagikan tweet mereka ke akun Facebook miliknya.

Dilaporkan Tech Crunch, pengguna terdampak mendapati semua postingannya di Facebook, termasuk percakapan yang dikirim via Twitter, hilang dari linimasa.

Beberapa pengguna mencoba mencari tahu bagaimana mengembalikan tweet mereka di Facebook melalui laman bantuan Facebook.

Banyak di antara mereka adalah pengguna Facebook yang menggantungkan fitur cross-posting Twitter ke Facebook, untuk menjaga agar akun Facebook mereka tetap aktif.

Terlebih, dengan membagikan kiriman di dua platform dalam satu waktu, bisa memperluas jaringan diskusi bagi audiens lebih efisien.

“Saya telah mengaktifkan fitur tweet cross-posting bertahun-tahun, sejak awal fitur itu hadir. Kini, ribuan postingan dari Facebook saya kosong tanpa pemberitahuan apa pun,” ungkap salah satu editor Tech Crunch,

Ia mengatakan jika fitur tersebut membantunya untuk tetap berdiskusi dengan temannya di Facebook yang tidak memiliki akun Twitter, dan sebaliknya.

Hal yang paling disayangkan pengguna adalah hilangnya data secara permanen tanpa informasi apa pun dari Facebook terlebih dahulu.

Baru-baru ini, Facebook memang sesumbar telah mengubah API platformnya untuk mencegah aplikasi pihak ketiga mengirim postingan ke Facebook.

Perombakan ini merupakan rangkaian cara Facebook menanggapi skandal Cambridge Analytica yang menyalahgunakan delapan puluh tujuh juta akun pengguna, melalui aplikasi pihak ketiga.

Facebook mencoba menambal setiap celah untuk mencegah kejadian sama terulang kembali.

Salah satunya dengan menyetop aplikasi pihak ketiga untuk membagikan postingan ke Facebook dengan meminta penggunanya melakukan log-in. Ketentuan itu mulai berlaku per Agustus tahun ini.

Sebelum API dirombak, pengguna bisa mengaktifkan fitur cross-posting dari Twitter web di menu “Apps”.

Setelah diaktifkan, setiap kicauan yang diposting akan muncul di profil Facebook pengguna.

Menanggapi hal ini, Facebook mengatakan telah menyadari masalah ini dan mencoba menyelesaikannya.

Sebelumnya, Twitter sendiri semakin tegas pada para pengguna. Kali ini, pengguna atau akun yang punya jejak negatif dalam berkomentar saat video live streaming di Periscope akan mulai diblokir secara bertahap.

Tindakan tegas ini diambil karena semakin banyak akun tak bertanggung jawab yang melayangkan komentar negatif dan tak sesuai aturan pada video yang ditayangkan di Periscope.

Tak edikitkomentar tersebut kemudian memicu perdebatan yang berujung pada perselisihan antar-pengguna. Twitter menegaskan fitur chat atau obrolan di live streaming Periscope seharusnya memberi pengalaman menonton yang aman bagi broadcaster dan penontonnya.

Bukan malah membuat suasana menjadi panas dan memicu perseteruan. “Panduan Komunitas Periscope berlaku untuk semua siaran baik di Periscope dan Twitter.

Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk membangun layanan yang lebih aman, kami meluncurkan penerapan pedoman kami yang lebih tegas terkait dengan chatting yang ditulis pengguna selama live streaming,” ungkap pihak Periscope dalam blog resminya.

Proses pemblokiran akun ini akan dimulai pada pertengahan  Agustus lalu

Untuk menentukan akun mana saja yang akan diblokir, Twitter akan me-review terlebih dahulu jejak komentar dari setiap akun yang terdaftar.

Pengguna lain pun bisa ikut berkontribusi dalam proses ini dengan melaporkan akun-akun yang seringkali berkomentar negatif dan tak sesuai aturan.

Upaya ini merupakan bagian dari pemberantasan akun-akun penyebar spam yang telah dimulai Twitter beberapa waktu lalu.

Bahkan menurut laporan, selama dua bulan terakhir Twitter sudah memblokir  tujuh puluh juta akun yang terindikasi sebagai akun palsu yang bisa berkicau otomatis.

Pemblokiran masif seperti ini sejatinya dikhawatirkan bakal menyebabkan pengguna Twitter di kuartal kedua tahun ini menurun.

Namun ternyata hal kekhawatiran tersebut tak mengendurkan upaya Twitter.

Bahkan menurut seorang petinggi Twitter, hal itu tidak masalah karena yang diblokir adalah akun-akun yang jarang sekali berkicau sehingga tidak berpengaruh banyak pada jumlah pengguna aktif.

Vice President for Trust and Safety Twitter, Del Harvey dalam sebuah wawancara berbeda, sempat mengatakan bahwa ada perubahan kebijakan sebagai upaya perusahaan mendukung kebebasan berbicara sekaligus memastikan keamanan platformnya.

Sebelumnya, Twitter kerap mendapat kritik karena dinilai tidak banyak menindak para pengguna yang melakukan hal buruk, seperti spam, bully, atau kampanye berita bohong

Dengan kebijakan ini, Twitter berharap akan terus dapat menjadi tempat berpendapat yang bebas dan aman.