close
Nuganomics

Hari Ini Harga Emas Global Kembali Naik

Setelah sehari mengalami kejatuhan, hari ini, Kamis pagi WIB, harga emas kembali cemerlang setelah diberitakannya ekonomi Europa yang memburuk.

Seperti ditulis laman keuangan “Bloomberg,” pagi ini, harga emas naik 1 persen pada perdagangan hari Rabu (14/8). Kenaikan karena kurva yield Treasury AS berbalik arah dan data ekonomi yang buruk dari zona euro memicu kekhawatiran resesi dan mendorong investor memilih ke safe-haven.

Harga emas di pasar spot naik nol kom delapan persen menjadi seribu lima ratus empat belas dollatr per ounce, setelah merosot sebanyak dua persen pada hari Selasa. Sementara harga emas berjangka AS naik nol koma tujuh puluh lima  persen

Kurva imbal hasil keuangan AS berbalik arah untuk pertama kalinya sejak dua belas tahun lalu, sebuah tanda bahwa ekonomi terbesar dunia itu mungkin menuju resesi.

“Dengan ekonomi utama di zona euro yang melaporkan pertumbuhan negatif, mungkin saja kita akan melihat resesi. Jadi, untuk emas khususnya, itu meningkatkan ekspektasi dari apa yang akan dilakukan Federal Reserve AS dalam hal pelonggaran suku bunga,” kata Jeff Klearman, manajer portofolio di GraniteShares.

“Tidak ada yang bisa mengalahkan emas dalam waktu dekat ini. Mungkin ada kemungkinan dmana harga emas kembali naik,” ucapnya lebih lanjut.

PDB zona eropa hampir tidak tumbuh pada kuartal kedua 2019 karena ekonomi di seluruh blok kehilangan kekuatan ekonomi. Sebut saja Jerman, ekonomi mereka terpengaruh karena perlambatan global yang didorong oleh konflik perdagangan dan ketidakpastian Brexit.

Ini terjadi setelah data menunjukkan pertumbuhan dalam output industri China pada bulan Juli naik paling lambat dalam lebih dari 17 tahun.

Saham global jatuh dengan adanya risiko resesi. Membatalkan keuntungan dari sesi sebelumnya yang didorong oleh keputusan Washington untuk menunda tarif pada beberapa barang China yang dijadwalkan akan dimulai bulan depan.

“Geopolitik juga tetap mempengaruhu pasar cukup besar, yang juga mendukung kenaikan harga emas dan perak,” kata Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals.

“Kerusuhan sipil di Hong Kong tetap menjadi fokus di antara para pedagang dan investor di seluruh dunia,” tambah dia.

Dalam sesi perdagangan pada hari Rabu, emas pada awalnya melonjak ke level tertinggi selama enam tahun karena kerusuhan di Hong Kong dan pelemahan Peso Argentina, sebelum berbalik arah untuk jatuh dua persen.

Investor sekarang menunggu konklaf tahunan Federal Reserve AS di Jackson Hole, Wyoming, minggu depan untuk mendapatkan petunjuk tentang lintasan suku bunga di masa depan. Investor melihat peluang 68,8 pereen dari penurunan suku bunga 25 basis poin oleh bank sentral AS bulan depan.

Sehari sebelumnya, Rabu, harga emas sempat turun bersamaan dengan mencairnya ketegangan perang dagang Amerika Serikat dengan Cina.

Kemarin harga emas   berbalik arah dari sesi sebelumnya ketika mencapai puncaknya sejak enam  tahun terakhir”

Ini terjadi  setelah Amerika Serikat mengatakan akan menunda tarif pada beberapa produk China dan di tengah berita bahwa kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan.

Harga emas di pasar spot turun  nol koma tujuh persen menjadi seribu lima ratus satu dollar per ounce, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak April enam tahun silam  di seribu lima ratus tiga puluh empat dollar

Sementara harga emas berjangka AS turun  nol koma tiga persen.

Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan pemerintahan Trump akan menunda tarif  sepuluh persen untuk produk-produk Cina tertentu, termasuk laptop dan ponsel, yang telah dijadwalkan mulai bulan depan.

“Pencairan, mungkin pertimbangan kembali atas tarif yang diusulkan baru-baru ini telah menguras panas dari reli (emas) untuk saat ini,” kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif Logam Mulia dan Dasar di BMO.

“Meskipun ini tidak secara dramatis meredupkan pandangan positif keseluruhan untuk harga emas, itu akan merusak momentumnya dalam jangka pendek,” lanjut dia.

Saham AS berubah positif dan dolar naik di tengah kabar tersebut, dengan momentum lebih lanjut juga datang dari berita bahwa kedua belah pihak (AS dan China) telah sepakat untuk melakukan komunikasi telepon pada perdagangan dalam dua minggu ke depan.

“Emas akan diperdagangkan dalam posisi defensif hingga dua minggu ke depan; akan ada beberapa pembelian di dips tetapi pergerakan eksplosif lebih tinggi yang telah kita lihat dalam dua minggu terakhir tidak diharapkan dengan pembicaraan perdagangan menggantung di pasar, “kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures.

Kenaikan emas ke ketinggian lebih dari 6 tahun sebelumnya pada hari itu dipicu oleh kekalahan di peso Argentina dan pemrotes bentrok dengan polisi di bandara internasional Hong Kong, setelah penerbangan terganggu untuk hari kedua.

Fokus pasar sekarang adalah pada simposium tahunan The Federal Reserve AS pada pekan depan untuk petunjuk tentang lintasan suku bunga di masa depan.

Pedagang melihat kemungkinan sembilan koma dua persen dari penurunan suku bunga dua puluh lima basis poin oleh bank sentral AS September ini.

Sehari sebelumnya,  harga emas masih mengalami kenaikan  tipis di penutupan perdagangan  dan bertahan di atas level psikologisnya.

Hal ini terjadi karena kekhawatiran investor akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global karena perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” Selasa pagi WIB,  harga emas di pasar spot naik hampir satu  persen ke level tertingginya, seribu lima ratus sepuluih dollar per ounce

Untuk harga emas AS berjangka AS kenaikannya juga berada pada angka yang sama.

“Emas sedang menguji level rebound karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan pembicaraan perang dagang (antara AS dan China),” jelas analis ActivTrades, Carlo Alberto De Casa.

“Sejauh ini masih ada ruang bagi harga emas untuk terus naik karena memang pasar saham sedang terguncang,” tambah dia.

Perkembangan terakhir, perang dagang yang melibatkan AS dengan China masih terus belum diketahi ujungnya. Presiden AS Donald Trump pada Jumat lalu mengatakan bahwa dirinya belum siap untuk membuat kesepakatan dengan China.

“Untuk mendorong harga emas ke level yang lebih tinggi, kita perlu kejutan negatif di sisi ekonomi, keuangan dan geopolitik. Jika tidak melihat eskalasi lebih lanjut, kita akan cenderung melihat harga emas di bawah tekanan,” kata analis Commerzbank, Eugen Weinberg.

Tags : slide