close
Nuganomics

Emas Meredup Oleh Data Manufaktur AS

Harga emas di Comex Merchantil Exchange, hari ini, Selasa WIB, 02 April, meredup bersamaan dengan terbitnya data manufaktur Amerika Serikat.

Seperti ditulis laman ekonomi dan keuangan global “bloomberg,”  harga emas beringsut turun dipicu data manufaktur AS yang menguat dari perkiraan, mengimbangi lesunya angka penjualan ritel.

Dengan harga paladium melonjak tiga persen.

Harga emas di pasar spot merosot npl koma dua persen per ons. Sementara harga emas berjangka AS lebih rendah nol koma tiga  persen  per ounce.

“Penjualan ritel yang buruk jelas memberi emas penarik jangka pendek, terutama pada tingkat di mana tidak terlalu banyak pihak yang ingin menjual secara agresif,” kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif Logam Mulia di BMO.

Penjualan ritel AS secara tak terduga turun pada bulan Februari, memperkuat pandangan pertumbuhan ekonomi AS yang lesu pada kuartal pertama. Ini menekan dolar, memperkuat daya tarik emas di antara pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Namun, emas batangan menyerah setelah data menunjukkan terjadi rebound dalam aktivitas manufaktur AS pada bulan Maret.

Data mengikuti angka pengeluaran konsumen yang lebih lemah dari perkiraan pada Januari dan pertumbuhan pendapatan sederhana di Amerika Serikat, mengipasi kekhawatiran bahwa pertumbuhan global yang melambat menyebar ke ekonomi terbesar di dunia.

Zona euro dan inflasi inti menunjukkan pelambatan pada Maret, mendukung keputusan Bank Sentral Eropa untuk menunda rencana pengetatan kebijakan moneter.

“Kami masih berpikir ekonomi global melambat dalam horizon dua belas hingga delapan belas bulan, terutama di AS, yang seharusnya membantu emas dalam jangka panjang,” kata analis Julius Baer, ​​Carsten Menke.

Ekspektasi Federal Reserve AS akan menahan diri dari rencana kenaikan suku bunga dan ketidakpastian di sekitar pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan membantu laju emas, kata para analis.

Sementara untuk logam mulia lainnya, harga paladium melonjak tiga  persen

“Ada lebih banyak sisi positifnya daripada sisi negatifnya, terutama jika ekonomi Tiongkok membaik”, kata Wong.

Sejumlah ahli mengatakan, harga emas berpotensi naik dalam beberapa bulan mendatang.

Ini didorong kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan drama politik seiring upaya Inggris memutuskan hubungannya dengan Uni Eropa.

Sentimen itu membayangi harga emas dan dinilai jadi katalis untuk pegang emas. Pada Jumat pekan ini, parlemen menolak kesepakatan Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk ketiga kalinya. Ini meningkatkan kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang dikenal sebagai Brexit.

Brexit dinilai sebagai skenario terburuk untuk aset berisiko tapi keuntungan untuk harga emas yang dapat mengambil manfaat dari gejolak.

“Banyak faktor positif seperti Brexit, dan aksi beli oleh bank sentral pada kuartal ini,” tutur Chintan Karnani, Analis Insignia Consultan, seperti dikutip dari laman Marketwatch,.

Ia optimistis terhadap pergerakan harga emas ke depan. Akan tetapi, penguatan harga emas tersebut akan temui perjalanan yang bergejolak dalam waktu dekat.

Kekhawatiran tentang pertumbuhan global yang lambat telah membebani bursa saham pada pekan ini dan mendorong imbal hasil obligasi lebih rendah di seluruh dunia.

Imbal hasil yang lemah dapat angkat emas sebagai alternatif investasi. Akan tetapi, hal itu dapat mendorong permintaan dolar AS. Dolar AS yang menguat membebani  komoditas sehingga relatif mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Imbal hasil obligasi bertenor sepuluh tahun naik  pada Jumat pekan ini. Imbal hasil obligasi tersebut berada di level terendah dalam lima belas bulan.

Di wall street, indeks saham acuan cenderung menguat. Indeks saham Dow Jones menguat   Hal ini didorong optimisme pembicaraan negosiasi perdagangan AS-China.

Laporan terbaru menunjukkan China cenderung membuat konsesi pada aspek perdagangan yang disukai negosiator AS termasuk hak kekayaan intelektual. Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin menuturkan, pembicaraan di China konstruktif dan akan berlanjut di Washington.

“Meski pun tergelincir dalam jangka pendek, prospek jangka panjang untuk emas dan sektor komoditas yang lebih luas tetap konstruktif terutama karena risiko portofolio diimbangi dan dipermanis oleh harga yang didiskon,” ujar Hakan Kaya, Direktur Neuberger Berman.

Ia optimistis terhadap pergerakan harga logam lainnya seperti nikel, tembaga dan komoditas lain. Hal ini dipicu kekhawatiran perang dagang yang bebani AS dan China mereda.

Tags : slide