close
Nuganomics

Emas Antam Turun Tipis Awal Pekan Ini

Hari ini, Senin, 02 November 2015, PT Aneka Tambang Tbk atau Antam, yang menjadi patokan perdagangan emas domestik, mencatat awal yang tidak menggembirakan setelah menjual emas lebih murah Rp 1.000 per gram di banding dari harga penutupan penjualan pekan lalu.

Selain harga jual yang turun, harga pembelian kembali alias buyback juga ikut turun.

Seperti dikutip “nuga,” dari situs perdagangan logam mulia Antam, Senin pagi WIB, harga emas batangan turun cukup besar ke posisi Rp 552.000 per gram, dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin Rp 553.000 per gram.

Sementara harga pembelian kembali oleh emiten berkode ANTM itu dipatok Rp 498.000 per gram, lebih rendah dari posisi perdagangan pekan lalu Rp 500.000 per gram atau turun Rp 2.000 per gram.

“Untuk transaksi pembelian Emas Batangan datang Langsung ke PT Antam Tbk UBPP Logam Mulia setiap harinya kami batasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean saja,” kata Antam dalam situsnya.

Antam menjual emas dengan ukuran mulai satu gram hingga lima ratus gram.

Sementara itu, di pasar global, selama sepekan terakhir emas mengalami stagnasi karena tidak adanya dukungan isu dan sentiment besar yang membuatnya bergerak ke atas.

Seperti ditulis “reuter,” harga emas tak banyak berubah pada perdagangan Jumat waktu New York, atau Sabtu pagi WIB.

Dalam pekan sebelumnya harga emas sempat mengalami tekanan karena adanya sentimen negatif dari Bank Sentral Amerika Serikat.

“Nuga,” yang mengutip Reuters, mendapati harga emas di pasar spot, hanya sedikit berubah dibanding dengan perdagangan sehari

Dalam sepekan ini, harga emas mengalami penurunan satu koma empat persen. Merupakan penurunan terbesar dalam sembilan pekan terakhir.

“Pasar jelas mengantisipasi apa yang akan terjadi. Ada rencana dari Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga,” jelas analis Mitsubishi, Jonathan Butler.

Ia melanjutkan, koreksi di harga emas memang wajar karena banyak hal yang bisa mempengaruhinya.

Di awal Oktober harga emas sempat melonjak karena danya perkiraan bahwa Bank Sentral AS tidak akan menaikkan suku bunga pada tahun ini sehingga menekan nilai tukar dolar AS.

Ttekanan pada dolar AS tersebut membuat harga emas melambung karena pelaku pasar yang bertransaksi dengan menggunakan mata uang di luar Dolar AS memburu emas.

Namun kenaikan harga emas tersebut tertahan di pekan ini karena Bank Sentral AS memberikan indikasi bahwa tidak menutup kemungkinan kenaikan suku bunga akan dilakukan di Desember nanti.

Empat hari lalu harga emas berjangka sempat ditutup menguat pada perdagangan awal pekan sehingga menutupi kerugian dari sesi sebelumnya.

Penguatan emas itu didukung dari dolar Amerika Serikat tertekan menjelang pertemuan bank sentral AS atau The Federal Reserve.

Hal itu lantaran dolar AS turun membuat komoditas menjadi lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

“Kami sudah mempertahankan proses konstruktif untuk harga emas. Kami juga mengakui memang dalam perjalanannya tidak mudah,” ujar Joni Teves, Analis UBS seperti dikutip dari laman Marketwatch.

Teves menambahkan, bank sentral AS diperkirakan tidak menaikkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter bank sentral AS pada pekan ini.

Kenaikan suku bunga bank sentral AS akan membuat investasi emas berkurang.