close
Nuga Travel

Pergeseran Tren Wisata ke Virtual Tour

Wisata alam secara virtual memang lagi marak belakangan ini.

Kita lihat, ada sejumlah pegiat wisata alam yang membuka ruang virtual melalui sosial media untuk mengundang pemirsanya menelusuri satu destinasi tertentu.

Ini tentu satu tren menarik, khususnya di masa pandemi. Menjelajahi suatu spot wisata alam meski di ruang virtual boleh jadi punya sensasi khas yang cukup berbeda bila jelajah langsung dilakukan.

Di sisi lain, wisata virtual juga bisa jadi adaptasi baru mengantisipasi keterbatan akses karena pandemi. Betapa di masa pandemi kita berada pada suasana yang sangat dilematis.

Di satu sisi, kita harus membatasi kegiatan, di sisi lain bidang wisata juga harus bergerak.

Sebagai negara yang memiliki ragam destinasi kelas dunia  poten  ini harus dikembang walaupun lewat  teknologi informatika.

Cara ini  bisa dijadikan jalan keluar dengan mendorong wisata virtual.

Melalui wisata virtual kita dapat menyaksikan keindahan alam, keanekaragaman hayati. Sehingga bisa membangkitkan aktivitas merasa dekat dengan alam yang merupakan suatu sikap penting yang perlu ditumbuhkan untuk pembangunan berkelanjutan.

Wisata virtual bisa menjadi marketing tool atau pemicu peningkatan wisata di masa normal baru terutama kala  penutupan wisata alam

Dengan adanya pandemi berdampak positif bagi alam, dan memberikan waktu untuk alam beristirahat dari hiruk pikuk pengunjung, dan memulihan ekosistem secara alami.

Virtual tour memiliki spektrum, layaknya warna. Dari spektrum bentuk pengalaman, Virtual tour memang tidak bisa  menggantikan pengalaman wisata yang sesungguhnya, namun bermanfaat bagi banyak orang dan tempat dengan keterbatasan.

Dari spektrum karakter acara, virtual tour itu engaging dan interpretif, yang sangat memikat serta melibatkan pengunjungnya.” tambahnya.

Konservasi tidak harus dilakukan di tempat yang jauh dan pesan tersebut bisa disampaikan dengan mendorong perubahan gaya hidup.

Ekowisata sebagai bagian layanan ekosistem di kawasan konservasi bertumpu pada keseimbangan pengelolaan ekologis dan sosiologis.

Aktivitas ekowisata di kawasan konservasi harus memperkuat fungsi dasar perlindungan dan pengawetan yang dimanifestasikan dalam pesan konservasi.

Virtual tour merupakan media alternatif penyampaian pesan konservasi yang efektif dan efisien dalam bentuk promosi dan edukasi interpretasi alam, budaya dan inisiatif keberlanjutan di destinasi ekowisata

Perubahan iklim itu nyata dan sesuatu yang sangat penting untuk disikapi.

Pariwisata memiliki faktor eksternal yang sangat mempengaruhi, dimana perubahan iklim menjadi faktor utama disamping faktor lain seperti bencana alam, penyakit menular, konflik sosial/politik dan terorisme.

Virtual tour tidak hanya menyajikan sebuah perjalanan wisata ke destinasi yang ditawarkan, akan tetapi juga dapat menjadi sarana untuk mengedukasi peserta tentang masalah lingkungan, konservasi dan sosial.

Wisata virtual juga bisa jadi momen penggalangan dana perbaikan lingkungan. Hal ini menarik, mengingat, isu-isu perubahan iklim dan pengelolaan kawasan konservasi merupakan konten yang menarik untuk dikemas dan disampaikan ke audiens.

Tags : slide