close
Nuga Tokoh

Telah “Pergi” Ikon Rock Itu, Hari Moekti

Ikon rock Indonesia yang berkibar ditahun delapan puluhan telah berpulang.

Ya, Hari Moekti, sang ikon telah pergi untuk selamany.

Iya juga, telah meninggal seorang dai kondang dalam usia enam puluh satu tahun.

Hari Moekti, yang bernama asli Hariyadi Wibowo, meninggal dunia pada Minggu malam WIB di Cimahi, Jawa Barat.

Dan kabar duka itu disampaikan oleh vokalis sekaligus pengacara Kadri Mohamad melalui akun Facebook miliknya.

“Inna lillahi wa innailaihi rojiun. Harry Moekti teman duet saya di MAKARA Band. Semoga dilapangkan jalannya ke surga,” tulis Kadri pada akun Facebook-nya,

Adik Hari Moekti, Moekti Chandra, juga menyampaikan kabar duka itu melalui pesan berantai yang juga sampai ke grup whatsapp para wartawan.

“Asslamaualaikum wrwb. Telah meninggal dunia kakak tercinta, sahabat pejuang, pendakwah pemberani hariyadi wibowo HARI MOEKTI doa nya, semoga arwah kakanda pejuang diterima disisi Allah SWT,” tulis Moekti.

Hari Moekti lahir di Cimahi  Ia menjadi vokalis grup rock  Makara Band. Setelah itu, sebagai vokalis, ia bergabung dalam grup Krakatau dan band Adegan, sebelum kemudian memutuskan untuk mendalami agama.

Nyanyian-nyanyiannya yang populer adalah “Lintas Melawai”, “Ada Kamu”, dan “Satu Kata”.

Kini taka da lagi  raungan gitar saat Hari. Tak ada pula untaian syair bertema percintaan muda-mudi, seperti kerap ia nyanyikan

“Hanya insan mulia yang selalu dapat bersama dalam satu tujuan menegakkan khalifah dan khilafah. Allahu Akbar…”  yang tersisa dari pekik Hari Moekti

Hari Moekti memang sudah cukup lama meninggalkan gemerlap dunia tarik suara. Dia memilih hijrah menekuni ilmu agama hingga akhirnya dikenal sebagai penceramah.

Perjalanan hijrah Hari Moekti tak lepas dari kegelisahannya saat masih mengeluti dunia tarik suara.

Dalam sebuah acara, Hari mengaku kehidupannya sebagai musisi dipenuhi oleh kegelisahan.

“Salat enggak pernah puas, terkenal enggak pernah puas,” ujar Hari Moekti seperti direkam oleh akun YouTube Vertizone TV.

Dalam selimut kegelisahan itu, pelantun tembang Hanya Satu Kata ini mengaku didatangi seorang pendakwah yang tak ia sebutkan namanya.

Hari Moekti bercerita peristiwa itu terjadi pada 1995. Pendakwah yang mendatanginya mengaku diutus oleh seorang ulama dari Timur Tengah.

Sang pendakwah lalu menasihati Hari soal kehidupan. Salah satunya soal kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan Hari.

Hari menuturkan dalam acara tersebut, pendakwah itu menyatakan kebiasaan baik yang ia lakukan salah.

“Mati aku,” kata Hari mengingat reaksinya saat mendengar pernyataan pendakwah tersebut.

“Padahal saya itu santunan, anak yatim, sunatan massal. Pokoknya, orang perlu uang, saya kasih.”

Hari juga mengaku tersinggung dengan nasihat pendakwah itu. Namun, kata Hari, dari ketersinggungan itu dia justru disadarkan bahwa Allah menyayanginya.

“Orang-orang yang tersinggung oleh ayat-ayat Allah yang disampaikan khatib, mubalig, dan yang saya sampaikan ke mas Hari, itu berarti mas Hari dalam kasih sayang Allah,” tutur Hari menirukan ucapan pendakwah tersebut.

Interaksi Hari dengan pendakwah itu berakhir dengan ajakan kepada dirinya untuk berhijrah.

Meski meyakini karier musiknya bakal memudar jika berhijrah, Hari akhirnya memilih jalan hijrah dengan mantap.

“Maka saya enggak takut kehilangan lagi ketenaran, tak takut menjadi orang miskin karena enggak ada lagi keahlian saya selain menyanyi. Saya yakin bakal miskin. Benar, itu. Begitu tobat, dua bulan setengah bangkrut, tetapi rupanya itu jalan keluar yang Allah berikan,” ujar Hari.

“Artinya, Allah sayang sama aku, aku enggak akan makan uang haram lagi dari dunia artis kalau hijrah dan enggak balik lagi…” tutur dia melanjutkan.

Jalan hijrah pun ditempuh. Seiring waktu, pengetahuan Hari soal agama bertambah. Penampilannya ikut berubah.

Hari juga mulai aktif berdakwah, hingga publik mulai melihatnya berdakwah secara terbuka mengenai khilafah.

Tags : slide