close
Nuga Tekno

Jangan Suka Memakai Nama Anomin

Telah lama nama anonym di media sosial menjadi masalah. Sudah banyak korban berjatuha. Dan tak sedikit pengguna media sosial yang menggunakan nama anonim atau nama samaran untuk akun mereka.

Masalah ini mendatangkan kesulitan bagi banyak orang. Dan Mark Zuckerberg, CEO dari media sosial yang menjadi mayoritas di dunia, Facebook, mengutarakan imbauannya kepada pengguna Facebook untuk tidak menggunakan nama anonim dalam akun mereka.

“Sangat penting orang-orang menuliskan diri mereka dengan nama asli mereka. Di luar sana, ada banyak komunitas online yang terpisah dari realitas dan dunia,” kata Zuckerberg dikutip dari Venturebeat.

Zuckerberg menambahkan bahwa salah satu hal yang dapat dimanfaatkan melalui Facebook adalah untuk mencari orang-orang yang berhubungan dengan pengguna melalui nama asli mereka dangan sangat mudah.

Sehingga, orang-orang yang pada awalnya kehilangan koneksi mereka satu sama lain dapat terhubung kembali melalui jejaring sosial ini.

Selain itu, Zuckerberg meyakini bahwa akun anonim adalah sebuah alat yang digunakan para pelaku kejahatan untuk melakukan tindakan kriminal dengan target para pengguna Facebook.

“Ada banyak alasan, tapi secara keseluruhan, saya pikir adalah hal terpenting adalah alasan kenapa Facebook hadir,” kata Zuckerberg.

Penggunaan nama asli dalam akun Facebook memang sudah direkomendasikan sejak lama. Namun kebijakan ini banyak ditentang oleh para komunitas transgender. Pasalnya, kebanyakan pelaku transgender lebih memilih menggunakan nama baru dibandingkan nama yang diberikan ketika mereka lahir.

Di Indonesia sendiri, akun anonim banyak digunakan oleh pengguna Facebook dan Twitter. Bahkan di beberapa negara, akun anonim telah ditertibkan dengan alasan keamanan.

Selain itu, Facebook juga menyadari bahwa para penggunanya ingin mendapat sebuah cara untuk menyatakan rasa tidak suka mereka pada konten yang tidak mereka sukai karena selama ini, perusahaan jejaring sosial tersebut hanya menyediakan tombol “Suka” atau like untuk memperlihatkan respons positif.

Namun, secara tegas Facebook menyatakan tidak akan membuat tombol “Tidak Suka” pada layanan. Pernyataan ini dikatakan langsung Zuckerberg.

“Beberapa orang telah meminta tombol ‘Tidak Suka’ sehingga mereka dapat mengatakan sesuatu yang tidak baik. Tapi saya pikir itu tidak bagus untuk masyarakat,” ujar Zuckerberg seperti dikutip dari Venture Beat.

Zuckerberg mengakui bahwa tombol “Suka” memang sering disalahartikan. Ketika seseorang memuat foto yang memperlihatkan sedang sakit dan pengguna lain memberikan tombol “Suka” pada gambar tersebut, namun bukan artinya pengguna lain menyukai ketika ia berada dalam kondisi sakit.

“Tombol like sangat berharga karena itu adalah cara cepat untuk berbagi sentimen positif,” kata Zuckerberg.

Zuckerberg menambahkan bahwa sejauh ini banyak cara yang dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan mereka pada Facebook.

Dalam kehidupan manusia ada banyak emosi yang dapat diungkapkan seperti sedih atau bahkan tragis. Tapi juga banyak orang yang tidak ingin mendapatkan komentar dengan emosi seperti itu. Hal inilah yang menjadi pertimbangan pihak Facebook untuk tidak menghadirkan tombol-tombol yang lebih ekspresif.

“Kita telah berbicara tentang bagaimana orang dapat mengekspresikan emosi secara lebih luas,” kata Zuckerberg.