close
Nuga Tekno

Ini Jawaban WhatsApp Tentang “Mati Suri”nya

Mati suri selama tiga jam di Minggu dinihari WIB, persisnya pukul 02.12, WhatsApp, aplikasi pesan langsung itu seperti menutup diri dengan hanya berkicau dengan kata maaf yang terus menerus atas kejadian yang mendebarkan itu.

Peristiwa “kematian” layanan pesan langsung yang baru saja diakusisi Face dengan harga 19 miliar USD, membuat dunia terguncang dan mulailah berhamburannya reorik “hoax” dengan segala macam isinya.

Bukalah twitter. Telusuri siulan pengguna yang hampir semuanya bernada “hoax.” Ada pula kasus dari migrasinya pengguna dengan ancaman akan membunuh WhatsApp.

Terguncangkah WhatsApp atas kasus ini?

Nampaknya tidak, Sama seperti tidak terguncangnya Jan Koum, sang pendiri, yang lebih suka bersikap jujur dengan kasus terbaru yang menimpa nisnisnya itu.Koum memberi kata pencerahan kepada publik tentang kasus itu dengan mengatakan, di luar kemampuan saya untuk menjaganya tetap “hidup.”

Sejumlah pengguna WhatsApp mengeluhkan tidak dapat mengirim dan menerima pesan sejak Minggu pukul 02.00 WIB. Tak hanya di Indonesia, pengguna di sejumlah negara pun mengalami hal serupa. Layanan WhatsApp mengalami masalah kurang lebih selama tiga jam pada hari itu.

Pihak WhatsApp sendiri sudah mengakui adanya masalah dalam layanan milik mereka ini. CEO WhatsApp, Jan Koum, sendiri yang maju memberikan penjelasan.

“Ini telah menjadi masalah terpanjang dan terbesar dalam beberapa tahun belakang dan memengaruhi semua pengguna kami,” tulis Koum dalam e-mail ke situs teknologi The Verge.

Menurut Koum, yang menjadi penyebab matinya layanan mereka adalah karena router jaringan yang mengalami kerusakan. Masalah tersebut membuat pengguna tidak bisa mengakses server-server milik WhatsApp.

Saat ini, WhatsApp memiliki 600 server untuk melayani pengiriman hingga 50 miliar pesan per hari yang dikirim dan diterima oleh 450 juta penggunanya.

Penjelasan detail dari masalah tersebut tidak diungkap oleh Kuom. Namun, ia berjanji akan mengambil langkah pencegahan agar masalah yang sama tidak terulang kembali.

Matinya layanan WhatsApp disebutkan tidak ada hubungannya dengan pemberitaan besar-besaran atas pembelian perusahaan oleh Facebook.

Seperti diketahui, perusahaan aplikasi WhatsApp telah dibeli oleh Facebook senilai 19 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 223 triliun. Akuisisi dengan nilai yang fantastis ini diumumkan pada Kamis 20 Februari 2014.

Layanan WhatsApp yang “lumpuh” Minggu dinihari WIB, 23 Februari 2014, pukul 02.00, sudah kembali normal dengan sebuah pesan maaf, seperti yang tertulis dalam Twitternya,” “Layanan WhatsApp sudah kembali normal, kami minta maaf atas masalah sebelumnya.”

Permintaan maaf itu muncul dua jam setelah lumpuh, dan sempat menimbulkan kepanikan yang luar biasa pemakaiannya di seluruh dunia. Penuh tanda tanya dan saling bersiul di Twitter, WhatsApp membalas kicauan itu dengan penuh rasa penyesalan dan menjanjikan “kekacauan” itu tidak akan terulang.

Layanan pesan instan WhatsApp, seperti dilaporkan, tidak dapat diakses pada Minggu dini hari. Jutaan pengguna mengeluhkan tidak dapat mengirim dan menerima pesan mulai sekitar pukul 02.00 WIB.
Keluhan itu didengar pemilik aplikasi tersebut yang langsung melakukan perbaikan. Ya, WhatsApp memang mengakui bahwa sistem mereka sempat bermasalah.

“Maaf, saat ini kami sedang mengalami masalah pada server, dan semoga hal ini bisa cepat teratasi,” kicau akun resmi WhatsApp melalui Twitter.

Tanpa menyebut secara spesifik masalah yang dimaksud layanan WhatsApp kini sudah berangsur pulih di berbagai negara, termasuk di Indonesia yang sebelumnya juga dilaporkan terkena dampaknya.