Site icon nuga.co

Ini Alasan Sony Picture Kalah dari Peretas

Sony punya alasan kenapa harus kalah dari peretas karena tak ada pilihan lain, selain membatalkan penayangan film “The Interview.”.

“The Interview, yang berkisah mengenai rencana pembunuhan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dibatalkan penayangannya untuk meredam aksi peretasan lanjutan dari “hacker” yang di organisir oleh negara komunis itu.

“Ini merupakan pilihan kami satu-satunya. Jaringan bioskop yang bekerja sama dengan kami memutuskan untuk mundur dan tidak mau meluncurkan atau menayangkang film tersbeut. Kami tidak punya pilihan lain,” ujar juru bicara Sony, seperti dikutip News Sky, Sabtu 20 Desember 2014.

Namun begitu, Sony berjanji pembatalan ini tidak akan berlangsung lama. Mereka sedang mencari cara untuk merilis film tersebut di platform tayangan yang lain. Mereka berupaya untuk mencari alternatif pengganti bioskop.

“Kami masih mengupayakan, semua orang yang mau melihat film itu akan bisa menyaksikannya dalam waktu dekat,” ujar pihak Sony.

CEO Sony, Michael Lynton juga membela diri atas aksi pembatalan yang dilakukan oleh perusahaan, hanya sekedar untuk memenuhi tuntutan hacker.

“Kami mengalami serangan yang paling buruk dalam sejarah Amerika. Kami akan memberikan kesempatan kepada publik Amerika untuk bisa melihat film ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Obama mengecam tindakan Sony yang menyetujui pembatalan film The Interview. Menurut Obama, Amerika akan merespon serangan ini dalam waktu yang tepat nanti.

“Seandainya mereka berbicara dengan saya terlebih dahulu sebelum memutuskan memenuhi tuntutan hacker. Kita tidak bisa membiarkan bangsa diktator dari negara lain ikut campur dalam kegiatan sensor di negara ini,” kata Obama.

Banyak informasi yang tersebar usai studio Sony Picture Entertainment dibobol oleh peretas akhir bulan lalu.

Salah satu informasi yang terkuak, sistem keamanan Sony Picture memang lemah dan pantas saja menjadi bulan-bulanan peretas yang menamakan Guardian of Peace .

Melansir Phys, disebutkan beberapa minggu sebelum serangan GoP, studio Sony itu memang memiliki kelemahan perangkat lunak yang dikelola oleh staf teknik tak kompeten.

Informasi ini terkuak berdasarkan ulasan lebih dari 32 ribu email korporat yang telah dicuri peretas. Ulasan itu beredar di internet.

Salah satu ulasan mengungkap email dari CEO Sony Picture, Michael Lynton, yang senantiasa mengingatkan adanya celah pada email serta password dirinya.

Sang bos studio Sony itu tak jera mengingatkan stafnya agar mengatasi celah itu, sebab emailnya sering digunakan untuk menyurati keluarga, perbankan, perjalanan dan wisata keluarganya.

Bocoran itu juga memuat fotokopi paspor AS dan SIM beserta lampiran pernyataan perbankan.

File email yang dicuri juga mengungkap keamanan internet di jaringan Sony Picture memang longgar. Beberapa celah bisa terlihat dari sisipan password ke email, penggunaan password yang mudah ditebak.

Ironisnya, bocoran mengatakan Sony tak piawai mengenkripsi informasi sensitif misalnya gaji, pendapatan perusahaan, rencana strategis dan informasi medis karyawan.

Para ahli keamanan mengatakan kelalaian itu sering ditemui pada perusahaan Amerika, yang kerap serampangan dalam hal enkripsi.

“Kebanyakan orang yang mengatakan tak ada kelalaian keamanan itu, adalah bohong,” jelas John Callas, salah satu pendiri dan Kepala Teknologi Silent Circle Inc, perusahaan global yang melayani komunikasi enkripsi.

Sayangnya meski emailnya memiliki celah, bos studio Sony malah mempercayakan password emailnya kepada sang asistennya, David Diamond untuk mengingat password-nya.

“Saya masih perlu password untuk akun Amazon Anda,” tulis Diamond kepada Lynton pada Agustus lalu.

Exit mobile version