close
Nuga Tekno

Indonesia “Aman” dari “Cyber” Global

Kalah dalam kecepatan dan peringkat penduduk yang melek internet, Indonesia ternyata unggul di indeks keamanan “cyber” global serta memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang mengakses internet.

Untuk tingkat indeks keamanan cyber global Indonesia berada di urutan ketiga dari daftar yang dirilis International Telecommunication Union dan ABI Research dariseratus sembilan puluh tiga negara di dunia.

“Indonesia termasuk negara yang di ukur tingkat keamanan cyber-nya oleh badan telekomunikasi dunia atau ITU. Kita berada di posisi tiga belas,” kata Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure Rudi Lumanto.

Ia mengatakan wakil Asia yang masuk dalam peringkat lima terbaik dunia hanya Malaysia, yang menduduki peringkat ketiga bersama Australia atau hanya satu peringkat di bawah Amerika dan Kanada.

Malaysia bahkan sanggup mengalahkan Jepang dan Korea dalam penilaian ini.

“Ada lima komponen utama yang dinilai dalam indeks ini yaitu ukuran legal, ukuran teknis, ukuran kelembagaan, peningkatan kapasitas, dan kerja sama,” katanya.

Ia menjelaskan, penilaian legal meliputi kelengkapan regulasi terkait kejahatan cyber dan ukuran teknis antara lain dilihat dari ada tidaknya organisasi semacam CERT/CIRT/CSIRT beserta standar dan penerapannya.

Rudi melanjutkan, ukuran kelembagaan dilihat dari kebijakan terkait kelembagaan, peta jalan pengelolaan, badan atau lembaga yang bertanggung jawab dan tolok ukur nasional sementara peningkatan kapasitas dilihat dari ada tidaknya pengembangan standar, sumber daya manusia terampil, sertifikasi profesional, dan sertifikasi kelembagaan.

Sementara ukuran kerja sama dinilai dari ada tidaknya kerja sama dalam negeri, kerja sama antar-lembaga, kerja sama swasta dan pemerintah serta kerja sama internasional.

Di Indonesia, ID-SIRTII juga merilis laporan tahunan keamanan cyber dalam acara National Security Day di Bandung pada November 2014.

“Sejumlah ruang lingkup itu seperti jumlah serangan cyber dan karakteristiknya di Indonesia, kegiatan pembangunan CERT, kegiatan peningkatan kapasitas dan kegiatan kerja sama, yang semua ini hanya masuk dan berkontribusi pada tiga ukuran Global Cyber Security Index,” katanya.

Menurut laporan tahunan ID-SIRTII tersebut, Indonesia yang mendapat serangan cyber lebih dari empat puluh dua juta sepanjang 2014 dan berisiko besar terkena dampak keamanan cyber yang lemah.

Sementara itu, dalam rilis yang dikeluarkan lembaga penyedia layanan cloud global, Akamai Technologies Inc, menjabarkan hasil riset kecepatan akses internet di Indonesia berada di urutan seratus satu dari ratusan negara yang di surevi

Di negeri ini, Akamai mencatat kecepatan akses internet rata-rata sebesar dua koma lima Mbps, atau naik lima koma satu persen dari angka sebelumnya.

Angka dua koma lima Mbps yang tercatat pada kuartal II 2014 sudah jauh lebih tinggi dibandingkan enam bulan sebelumnya, pada kuartal IV 2013, yang menunjukkan bahwa kecepatan akses internet rata-rata Indonesia terpantau hanya sebesar satu koma enam Mbps.

Meski mengalami peningkatan kecepatan, peringkat internet Indonesia justru turun dari urutan ke- sembilan tiga menjadi urutan ke-seratus satu di seluruh dunia karena beberapa negara lain mencatat kenaikan kecepatan lebih tinggi.

Vietnam, misalnya, mencatat kenaikan kecepatan akses internet rata-rata sebesar 4empat puluh dua persen dari dua Mbps pada kuartal I 2014 menjadi dua koma sembilan Mbps sehingga peringkatnya naik mengalahkan Indonesia.

Di wilayah Asia Pasifik, kecepatan akses internet rata-rata di Indonesia hanya lebih kencang dari India yang duduk di urutan terbawah dengan catatan dua Mbps. Negara berikutnya yang terdapat di ranking kedua terbawah, Filipina, menorehkan angka kecepatan yang sama dengan Indonesia.

Adapun urutan teratas antara lain diduduki Korea Selatan dan Jepang, yang sekaligus memegang predikat sebagai penyedia akses internet terkencang di dunia.

Kecepatan akses di masing-masing negara yang masuk dalam daftar sepuluh negara dengan “internet terkencang” tercatat turut mengalami kenaikan. Peningkatan terbesar dialami oleh Hongkong yang mencatat angka kecepatan rata-rata akses internet sebesar delapan belas persen.

Korea Selatan menunjukkan peningkatan yang lebih kecil, sekitar empat persen, tetapi negara ini masih duduk di urutan teratas akses internet terkencang dengan angka rata-rata sebesar dua puluh empat koma enam Mbps, jauh lebih tinggi dibandingkan Hongkong yang duduk di urutan kedua yang mencatat kecepatan rata-rata lima belas koma tujuh7 Mbps.

Jepang tergeser dari posisi kedua terkencang di kuartal sebelumnya menjadi urutan keempat dengan capaian rata-rata empat belas koma sembilan Mbps. Secara umum, daftar sepuluh negara dengan internet terkencang dari Akamai masih didominasi oleh para “pelanggan” lama.

Di samping Korea Selatan, Hongkong, dan Jepang, negara-negara lain yang termasuk dalam daftar ini adalah Swiss, Belanda, Swedia, Latvia, Irlandia, Ceko, dan Romania.

.

Tags : slide