close
Nuga Tekno

Google Siap Membikin Media Sosial Baru

Google dikabarkan tengah merampungkan aplikasi media sosial baru bernama “Shoelace”.

Aplikasi berbasis lokasi ini dibuat sebulan setelah Google Plus dimatikan.

Ketimbang membuat media sosial dengan fitur masif seperti Facebook, Shoelace mirip dengan salah satu fitur Event di Facebook. Event untuk mengatur acara dan kegiatan lokal berbasis wilayah. Perusahaan telah melakukan uji coba aplikasi di kota New York, Amerika Serikat.

Dilansir The Verge, pengguna dapat membuat daftar kegiatan yang disukai. Lalu, Shoelace dirancang untuk merekomendasikan serangkaian kegiatan lokal yang dapat pengguna pilih, fitur ini disebut Loop

Selain itu, pengguna juga dapat mengatur acara sendiri dan didukung dengan teknologi peta antarmuka. Shoelace disebut sebagai pengganti Google+ yang ditutup pada awal April lalu.

Kendati demikian, seperti yang diberitakan Android Police, Google sempat meluncurkan jejaring sosial media serupa yakni Schemer  Sayangnya, aplikasi itu “pensiun” setelah dua tahun mengudara.

Berbeda dengan jejaring sosial media lainnya, Shoelace berfokus pada pertemuan antar pengguna yang memiliki minat yang sama dan memudahkan mereka untuk merencanakan pertemuan lebih lanjut di masa depan.

Pada tahap uji coba kali ini, Google bermitra dengan komunitas terpilih di kota New York. Namun perusahaan membatasi aplikasi Shoelace yang hanya dapat dijalankan pada sistem operasi Android

Menyoal masalah privasi, melalui laman resmi Shoelace, perusahaan menyatakan sangat menaruh perhatian pada masalah itu. Maka ketika pengguna berhasil menginstal aplikasi, pengguna diharuskan untuk segera bergabung dengan komunitas yang bermitra dengan mereka.

“Kami sangat memperhatikan keselamatan dan privasi di Shoelace. Setelah menginstal aplikasi, kami meminta setiap pengguna untuk bergabung dengan sebuah komunitas,” tulis Juru Bicara Shoelace.

“Kami juga bekerja keras untuk memastikan bahwa semua yang Anda lihat di Shoelace selaras dengan standar komunitas kami.”

Ya, Google resmi  memberhentikan layanan media sosialnya yakni Google Plus

Sebelumnya, Google mengumumkan layanan Google+ akan dihentikan mulai  April lalu. Pengumuman ini dikeluarkan oleh Google kepada seluruh pengguna Google+ lewat surel.

Dalam surel yang dikirimkan, Google juga mengungkapkan alasan di balik penutupan layanannya.

“Keputusan kami untuk menghentikan Google+ karena endahnya penggunaan dan sulitnya tantangan untuk mempertahankan layanan yang sesuai ekspektasi pengguna,” tulis Google dalam surel kepada pengguna Google+.

Seharusnya, berdasarkan pengumuman tersebut semua akun dan halaman Google+ tak bisa lagi digunakan. Google juga memastikan akan menghapus semua konten, termasuk foto dan video di arsip album dari layanan Google+.

Perusahaan yang berbasis di Mountain View, California ini mengatakan proses penghapusan konten penggunanya butuh waktu beberapa bulan. Selama waktu tersebut, pengguna tetap bisa melihat aktivitas pertemanan Google

Pengguna bisa mengamankan seluruh data yang sempat dibagikan lewat Google+ dengan mengunduh dan menyimpannya sebelum April.

Seiring dengan rencana tersebut, pengguna tidak bisa lagi membuat profil, halaman, komunitas, atau acara baru lewat Google+.

Rencana penutupan Google+ sebenarnya sudah diungkap sejak Oktober tahun lalu. Selain sepi pengguna, Google sempat tersandung kasus kebocoran data pengguna yang membuat perusahaan mematikan sementara layanan Google+.

Sementara itu, belum lama ini, – Google semakin matang menyiapkan peluncuran sistem operasi terbarunya, Android Q. Dilansir dari TechRadar, Google telah menambah beberapa fitur baru Android Q seperti mode gelap dan perbaikan bug.

Saat ini, sebagian pengguna ponsel Android dapat mencoba OS baru

Salah satu fitur baru yang dinanti adalah Dark Theme atau mode gelap. Pembaharuan Android Q ini merupakan perubahan terbesar dari Android Pie

Fitur Dark Theme menjadi salah satu fitur yang telah lama dinanti. Dalam Google I/O sempat ada ponsel demo yang telah disematkan fitur Dark Theme.

Sayangnya, saat itu uji coba terbatas pada menu pengaturan. Nantinya, Tech Radar mengungkap pengguna memiliki dua opsi cara untuk mengaktifkan mode gelap.

Namun, keduanya berada dalam naungan notifikasi. Cara pertama adalah dengan dedikasi tombol pengaturan cepat Tema Gelap yang beralih antara Tema Cahaya default dan Tema Gelap baru.

Cara kedua adalah menyalakan mode Battery Saver, yang secara otomatis mengaktifkan Android Q Dark Theme. Fitur ini dinilai menjadi ‘anugerah’ bagi ponsel dengan layar OLED, yang akan membakar lebih sedikit piksel dengan dasarnya mematikan piksel di wilayah tampilan yang sengaja hitam