close
Nuga Tekno

Facebook Bikin Pesan Dampingi Instagram

Tak cukup bagi Facebook yang telah memiliki WhatsApp, Facebook Messenger dan Instagram.

Perusahaan media sosial terbesar sejagat ini diketahui tengah menggarap sebuah aplikasi pesan instan baru bernama Threads. Threads, seperti media sosial pada umumnya, merupakan aplikasi pesan instan yang dirancang untuk berbagi berbagai macam konten seperti teks, foto, serta video yang dapat dipercantik dengan beragam tools yang ada.

Namun perbedaannya, pengguna Threads juga dapat membagikan informasi yang lebih intim di antara para pengguna, seperti misalnya lokasi real-time, kecepatan, hingga status baterai.

Karena dapat membagikan konten yang lebih rinci, pengguna Threads juga hanya akan bisa membagikan informasi tersebut kepada kawan-kawan terdekat yang ada pada daftar “close friends” pada akun Instagram si pengguna Threads.

Artinya, Threads akan menjadi “pendamping” bagi Instagram dan bukan jadi pesaing.

Dikutip dari The Verge, , aplikasi ini disebut sudah mulai diuji coba secara internal oleh Facebook. Kendati demikian belum diketahui dengan jelas seperti apa model media sosial ini nantinya.

Apakah Threads akan mirip dengan Instagram Stories, atau justru mengusung model lain yang lebih menarik ketimbang Instagram Stories. Belum dapat dipastikan pula kapan kemungkinan Threads akan diluncurkan.

Bahkan tidak tertutup juga kemungkinan Threads bakal “layu sebelum berkembang” alias mati sebelum diluncurkan layaknya aplikasi Direct pada Instagram.

Sementara sampai saat ini, pihak Instagram sendiri masih enggan untuk memberikan komentar terkait kabar tersebut. Ini bukan pertama kalinya Instagram dikabarkan bakal memiliki aplikasi perpesanan mandiri yang dibuat secara terpisah.

Sebelumnya, Instagram diketahui tengah menggarap aplikasi pesan bernama Direct. Direct mulai dikembangkan sejak akhir tahun lalu, namun usianya tak panjang.

Meski telah diuji di sejumlah negara, pada bulan Mei tahun lalu, Instagram menghentikan proyek pengembangan Direct dan menyetop semua dukungannya.

Direct mendapat respon yang cukup negatif dari para penguji karena lebih rumit digunakan setiap kali pengguna ingin berkirim pesan. Facebook Inc., sebagai induk perusahaan Instagram kemudian mengalihkan para karyawan yang bekerja di Direct ke Facebook Messenger.

Selain itu, Facebook pun sebelumnya dikabarkan ingin menggabungkan WhatsApp, Facebook Messenger dan Instagram dalam satu aplikasi

Facebook yang menjadi induk perusahaan dari WhatsApp dan Instagram, akan mengganti nama resmi kedua platform media sosial tersebut.

Pihak Facebook melalui juru bicara resminya pun telah mengonfirmasi kabar penggantian nama resmi WhatsApp dan Instagram ini.

Perubahan nama kedua aplikasi ini pertama kali terendus oleh seorang jurnalis yang berasal dari media ternama, The Information, yang kemudian dikonfirmasi oleh juru bicara Facebook.

Menurut juru bicara Facebook, nama resmi WhatsApp dan Instagram nantinya akan berganti dengan embel-embel kata “from Facebook”, di belakang WhatsApp dan Instagram.

Perubahan nama ini ditujukan untuk memperjelas kepemilikan Facebook atas kedua platform tersebut.

“Kami ingin memperjelas produk dan layanan yang merupakan bagian dari Facebook,” kata juru bicara tersebut.

Dengan demikian, nama resmi WhatsApp akan berganti menjadi “WhatsApp from Facebook” dan Instagram pun akan berubah nama menjadi “Instagram from Facebook”.

Kendati demikian, menurut sumber terdekat, nama WhatsApp dan Instagram yang muncul pada perangkat pengguna akan tetap sama seperti sebelumnya, tanpa penambahan “from Facebook” sebagai nama belakang.

Facebook sendiri beberapa waktu lalu diminta untuk mengurangi dominasinya dengan memisahkan layanan Instagram dan WhatsApp, karena dianggap melakukan praktik monopoli.

Hal tersebut diutarakan oleh salah satu pendiri Facebook, Chris Hughes. Menurutnya, Komisi Perdagangan AS  juga mesti menegakkan hukum anti-trust dengan membatalkan akuisisi Facebook atas Instagram dan WhatsApp.

Facebook Instagram dan WhatsApp yang bernaung di bawah Facebook memang sama-sama telah meraksasa, sehingga makin mengukuhkan dominasi induknya di ranah sosial.

Publik pun jadi tak punya pilihan lain kecuali menggunakan produk Facebook. Sebab, tidak ada aplikasi alternatif yang berarti selain milik mereka.

Menurut Hughes, “kesalahan terbesar” FTC adalah memberi lampu hijau untuk akuisisi Instagram dan WhatsApp oleh Facebook. Efeknya buruk buat kompetisi, karena Facebook menjadi terlalu kuat untuk disaingi.

“Kalau tidak mengakuisisi pesaing, Facebook menggunakan monopolinya untuk menggulung kompetitor atau menjiplak teknologi mereka,” imbuh Hughes.