close
Nuga Sport

Yamaha Tak Lagi Bersama Valentino Rossi

Bos Yamaha Lin Jarvis mengakui mereka tidak lagi memiliki masa depan bersama pebalap veteran Valentino Rossi.

Hasil buruk yang didapatkan Rossi tampaknya membuat Yamaha sadar mereka tak bisa lagi mengandalkan The Doctor untuk bersaing ketat di MotoGP. Kontrak Rossi sendiri bersama Yamaha hingga setahun kedepan.

Sejauh ini, Rossi hanya mampu meraih dua podium dalam sembilan seri di MotoGP

Pebalap asal Tavulia Italia itu bahkan belum satu pun menang sejak MotoGP Belanda 2017.

“Dengan segala hormat kepadanya, masa depan Yamaha di MotoGP tidak lagi berjalan dengan Rossi. Dia bisa berada di sini dan bersaing untuk satu, dua, atau tiga tahun, tapi tingkat ketergantungan kami kepadanya telah berubah,” ujar Jarvis seperti dikutip dari Marca.

Yamaha disebut-sebut mulai memikirkan pebalap lain untuk menggantikan sosok Rossi sebagai pebalap andalan mereka demi meraih gelar juara MotoGP.

Jarvis juga menyebut situasinya sekarang amat berbeda dibandingkan ketika The Doctor meninggalkan Yamaha ke Ducati

“Itu suatu hal yang berbeda karena pada saat itu [Rossi ke Ducati] dia marah kepada kami,” terang Jarvis.

Menginjak 40 tahun, Rossi dinilai sudah tak lagi mampu bersaing dengan pebalap-pebalap yang jauh lebih muda dari dirinya.

“Kejayaannya bersama Yamaha sudah selesai. Yamaha akan tetap maju tanpanya, tanpa sang presiden, dan tanpa saya. Semua perusahaan pasti akan melalui masa-masa transisi.”

“Yamaha yang memiliki sekitar 70 ribu pekerja, bukan sebuah pengecualian. Hal ini tidak berarti Vale [Rossi] sudah tak penting. Saya harap dia masih bisa menjadi duta bagi perusahaan ini,” kata Jarvis.

Sementara itu mantan teknisi MotoGP Juan Martinez menyebut Valentino Rossi masih memiliki kecepatan dan keberanian untuk menjadi juara dunia, namun sudah tidak memiliki lagi dorongan bawah sadar karena usia.

Memasuki usia gaek Rossi menjadi pebalap tertua di MotoGP. Setelah satu dekade menjadi juara dunia, pebalap tim Yamaha itu masih mengincar gelar juara dunia kedelapan di ajang balap motor kelas utama.

Untuk sementara dalam klasemen MotoGP 2019, Rossi kehilangan daya saing. The Doctor berada di peringkat keenam dengan nilai 80 dan tercatat tiga kali gagal finis.

Menurut Martinez, Rossi masih memiliki kemampuan bersaing di barisan terdepan. Tetapi ada faktor yang tidak bisa dilawan pebalap asal Italia tersebut.

“Sulit untuk mengatakan apa yang salah dengan Valentino saat ini. Satu-satunya hal yang terjadi adalah waktu berlalu untuk semua orang. Seharusnya ini tidak mengurangi apa yang sudah ia lakukan,” kata Martinez dikutip dari Marca.

“Untuk menjadi juara dunia dibutuhkan kecepatan, keberanian, dan kadang-kadang bahkan alam bawah sadar, jelas semuanya terkait dengan bakat. Jika Anda termakan usia itu akan memengaruhi ketidaksadaran, dan pada waktu-waktu tertentu, itu membuat batasan pada diri Anda,” paparnya.

Martinez tidak menyalahkan pilihan Rossi terus membalap dan bersaing dengan pebalap-pebalap yang jauh lebih muda dan malah justru memberi penilaian positif.

“Kita harus mengapresiasi apa yang telah Valentino beri kepada kita, ini adalah hidup dan Anda tidak bisa melawannya. Akan menyenangkan jika dia berada di usia yang sepantar dengan yang lainnya, bagi olahraga kita ini akan fantastis.”

“Tetapi saya percaya baginya kita mulai mendekat pada akhir bukan awal,” jelas Martinez.

Sebelumnya, Valentino Rossi, mengungkit kejayaan masa lalu usai terpuruk di paruh musim ini .

Di musim ini Rossi belum mampu menjadi pemenang dalam sembilan seri yang digelar. Catatan itu menambah panjang puasa kemenangan Rossi usai terakhir kali diraih di MotoGP Belanda  dua tahun lalu.

Pada paruh pertama musim ini, Rossi sempat tampil apik di seri-seri awal dengan dua kali naik podium. Tetapi setelah itu performa Rossi jeblok, bahkan gagal finis di MotoGP Italia, Catalonia, dan Belanda.

Di MotoGP Jerman yang menjadi penutup jeda Rossi harus puas finis di posisi delapan. Hasil itu membuat pebalap gaek tersebut berada di peringkat keenam klasemen sementara MotoGP musim ini dengan  delapan poin dan makin tertinggal dari Marc Marquez.

“Tentu saja saya tidak suka [kekalahan beruntun], tetapi saya pernah mengalami itu dalam karier saya, dan saya bisa kembali,” kata Rossi.

Meski terpuruk di musim ini, Rossi tidak menganggap hasil tersebut buruk. Rossi juga masih bisa membanggakan catatan kemenangannya di level elite,

Catatan Rossi itu masih di atas legenda MotoGP Giacomo Agostini , sementara juara bertahan Marquez mengoleksi 49 kemenangan.

“Saya sudah memenangi delapan puluh sembilan kali . Saya tidak terlalu buruk,” ucap Rossi sembari tertawa.

Dengan menempati posisi keenam klasemen sementara MotoGP  musim ini, Rossi tertinggal seratus lima poin dari Marquez yang jadi pemuncak klasemen.

Dan salah satu pembicaraan hangat di paruh musim MotoGP  adalah keputusan akhir Valentino Rossi untuk pensiun dari ajang balap motor Grand Prix setelah terus terpuruk bersama Yamaha.

Tidak pernah meraih kemenangan di MotoGP lebih dari dua tahun, terpuruk di paruh pertama musim ini, dan tertinggal seratus lima poin dari Marc Marquez di klasemen sementara. Itu adalah sejumlah catatan buruk Rossi musim ini.

The Doctor sebenarnya memulai musim cukup bagus dan sempat menjadi salah satu kandidat juara setelah finis di posisi kedua pada balapan GP Argentina dan GP Amerika Serikat. Namun, seiring musim berjalan Rossi semakin terpuruk.

Tags : slide