close
Nuga Sport

Rossi Terlalu Lama Memutuskan Pensiun

Mantan kepala mekanik Valentino Rossi, Jeremy Burgess, menilai The Doctor terlalu lama berkarier di MotoGP.

Rossi terus menunjukkan penurunan performa. Dengan usia yang kini sudah menginjak 40 tahun, Rossi dianggap sudah tak lagi bisa tampil kompetitif di papan atas.

Statistik musim ini menunjukkan performa Rossi memang terus menurun. The Doctor hanya dua kali naik podium dan terakhir kali terjadi pada MotoGP Amerika Serikat di awal musim. Rossi juga empat kali gagal finis dan kini duduk di posisi ketujuh.

Burgess menilai Rossi terlalu lama bertahan di MotoGP sehingga penurunan The Doctor makin dirasakan oleh penggemar balapan tersebut.

“Rossi mungkin terlalu lama berada di MotoGP,” ucap Burgess dikutip dari Speedcafe.

Meski menilai Rossi semakin sulit bersaing, Burgess tetap berharap The Doctor meraih hasil bagus dalam seri balapan berikutnya di MotoGP Australia.

“Hati saya ingin mengatakan Valentino Rossi [untuk juara di MotoGP Australia] namun kepala saya berkata Marc Marquez,” tutur Burgess bersikap realistis.

Burgess mengakui Marquez dalam kondisi terbaik musim ini. Namun sirkuit Philipp Island dianggap Burgess sebagai salah satu sirkuit yang sedikit menyulitkan Marquez.

“Marc Marquez tidak punya banyak keberuntungan di Phillip Island. Dia punya keberuntungan luar biasa dalam satu musim namun kemudian bisa berganti menjadi buruk di musim berikutnya,” ujar Burgess.

Marquez dua kali jadi pemenang di MotoGP Australia namun ia juga pernah didiskualifikasi pada MotoGP  enam tahun lalu dan tiga kali gagal finis di seri tersebut.

Sementara itu pengamat MotoGP, Carlo Pernat, menilai Valentino Rossi sudah tidak mampu bersaing dengan pebalap-pebalap muda seperti Marc Marquez dan Fabio Quartararo.

Pernat mengklasifikasikan pebalap ke dalam dua kategori, pebalap berpengalaman dan pebalap muda. Menurutnya pebalap-pebalap lawas yang masih berkompetisi di MotoGP tidak lagi mampu bersaing dengan generasi-generasi baru.

“Valentino berupaya untuk tetap berada di posisi  sepuluh besar di setiap balapan dan keputusan mengganti kepala teknisi adalah cara terakhir yang bisa dia lakukan untuk bersaing dalam perebutan juara dunia,” ucap Pernat dikutip dari GPOne.

Rossi saat ini bahkan terlempar dari posisi enam besar pada klasemen pebalap setelah gagal finis di MotoGP Jepang.

Pernat juga menganggap Jorge Lorenzo dalam kondisi yang berbeda.

Pemilik lima gelar juara dunia itu dianggap membalap dalam keadaan takut sehingga selalu tertinggal di belakang selama musim balap tahun ini.

Sedangkan Andrea Iannone yang juga masuk dalam kategori pebalap veteran dinilai salah memilih tim. Pebalap gaek yang masih mendapat nilai positif dari Pernat adalah Andrea Dovizioso.

“Satu-satunya pebalap generasi lama yang masih bisa melawan adalah Dovizioso, peringkat dua dunia dan masih bisa mengalahkan pebalap-pebalap muda. Ducati harus berterima kasih kepadanya, karena dia satu-satunya pebalap yang mampu tampil lebih baik dibanding Marquez pada beberapa balapan,” kata Pernat.

“Jadi pebalap tua yang bisa melawan adalah Dovi, dan saya rasa dia masih bisa bersaing dengan Marc pada tahun depan. Kita akan menghadapi pergantian generasi, seperti pada olahraga lain,” sambungnya.

Pernat menyebut Marquez bakal menjadi pemecah segala rekor lantaran terus tampil meyakinkan di setiap balapan.

“Dia melakukan apa yang dia mau dan memiliki tim yang hebat, situasi tersebut begitu sempurna,” puji Pernat soal Marquez.

Seluruh pebalap MotoGP bakal kembali beradu cepat di Australia pada Minggu  mendatang.

Sebelumnya diberitakan Rossi cemburu melihat penampilan apik dari Marquez di MotoGP Jepang pekan lalu.

Marquez berhasil menang di MotoGP Jepang dengan mengalahkan pebalap Petronas Yamaha Fabio Quartararo. Marquez tampil dominan sepanjang balapan di Sirkuit Motegi dan unggul nol koma delapan detik atas Quartararo usai melewati garis finis.

Usai balapan Marquez harus mendapat bantuan pebalap  Hafizh Syahrin setelah sepeda motor Honda  yang ditungganginya kehabisan bahan bakar. Marquez harus jalan kaki ke parc ferme sebelum merayakan kemenangan di podium MotoGP Jepang

Insiden itu mendapat respons dari Rossi. The Doctor menganggap kondisi yang dialami Marquez adalah hal biasa, terutama Honda saat ini memiliki sepeda motor terbaik.

“Marquez kembali ke pit jalan kaki, tapi Honda sudah melakukan kalkulasi yang bagus. Enzo Ferrari pertama mengatakan, ‘Mobil terbaik adalah yang rusak setelah memenangi balapan, karena sudah mencapai batas akhir,” ujar Rossi dikutip dari Sky Sports.

Rossi pun cemburu dengan sukses Marquez di MotoGP Jepang. Pebalap  gaek itu mengaku tidak masalah harus jalan kaki usai balapan selama bisa meraih kemenangan.

“Saya berharap punya masalah [seperti Marquez] ini. Jika saya harus kembali ke pit jalan kaki, saya akan melakukannya,” ucap Rossi.

Rossi sudah tiga belas seri beruntun gagal naik podium di MotoGP , sejak finis kedua pada balapan MotoGP Amerika Serikat,  April lalu. Rossi gagal finis pada balapan MotoGP Jepang  setelah terjatuh di empat lap terakhir.