close
Nuga Sport

Lorenzo Ikut “Mengurang-ajar”i Rossi

Rekan satu tim Valentino Rossi di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, ikut mengurang-ajari “The Doctor” dengan memanas-manasi otoritas MotGP lewat pernyataannya bahwa Rossi adalah biang dari “tendangan” terhadap Marc Marquez di Sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu 25 Oktober 2015.

Jorge Lorenzo menyampaikan kepada “crash,” Rabu, 28 Oktober 2015, bahwa ia sudah kehilangan rasa hormat kepada The Doctor dalam memburu gelar musim ini.

“Saya pikir bukan cuma saya. Respek orang-orang kepadanya, sebagai olahragawan akan berkurang. Dia pembalap luar biasa, mungkin terbaik dalam sejarah, tapi saya pikir orang-orang akan mengubah pendapat mereka,” kata Lorenzo yang menuding Rossi sebagai pihak paling bersalah.

“Sebelumnya dia pernah melakukan hal sama, tapi hari ini yang terburuk. Saya pikir aksi seperti ini tak pantas dilakukan oleh seseorang yang mestinya mestinya menjadi juara hebat seperti Valentino Rossi, kan?” lanjut Lorenzo yang juga berasal dari Spanyol seperti Marc Marquez.

Komentar Lorenzo itu pun kemudian ditanggapi Rossi.

Dia mengaku tak paham dengan yang dikatakan Lorenzo.

“Mungkin dia ngawur. Reaksinya dalam kejadian dan kisah ini, saya tidak paham sama sekali,” ungkap Rossi dengan nada enteng seperti dikutip Crash.

Terkait insiden Rossi dengan Marquez di Sepang, MotoGP Malaysia, Lorenzo jadi pihak yang paling diuntungkan.

Cuma terpaut empat poin, dia berpeluang menyalip Rossi di seri pamungkas mengingat sang pemuncak mendapat penalti harus start dari posisi paling buncit di Valencia nanti.

MotoGP musim ini memasuki masa akhir, dan gelar juara dunia bakal ditentukan pada balapan pamungkas di Valencia, Minggu 08 November 2015.

Valentino Rossi kini memimpin klasemen sementara, tapi Jorge Lorenzo punya keuntungan pada balapan tersebut.

Namun, segalanya baru ditentukan pada hasil balapan nanti. Dan, sejumlah skenario pun muncul.

Selain pernyataan Lorenzo, komentar pun bermunculan menanggapi insiden itu Dari sekian banyak ucapan, bisa dikategorikan sebagian pihak tidak langsung menyalahkan Rossi atas insiden tersebut.

Lin Jarvis misalnya, bos Movistar tersebut mengaku Rossi memang pantas mendapat hukuman.
Dia hanya memertanyakan mengapa aksi Marquez yang mengganggu Rossi bisa lolos dari pantauan.

Pedrosa rival Rossi dari tahun ke tahun juga mengaku malu atas apa yang dilakukan seniornya.
Terakhir, tim Repsol yang ikutan mengecam tindakan Rossi pada Marquez.

Dukungan untuk Rossi juga terus mengalir. Mantan pesepakbola Italia Marco Materazzi dan ayahnya.

Materazzi misalnya, masih tak percaya Rossi yang sudah punya pengalaman puluhan tahun bisa melakukan kesalahan seperti disebutkan di atas.

Dukungan juga mengalir dari petisi yang digalang untuk menggugurkan hukuman Rossi. Seperti diketahui, muncul petisi untuk menggugat keputusan Race Director MotoGP

Penggemar setia The Doctor tidak hanya berkicau di Twitter, taapi juga melabrak markas Honda sembari mengekspresikan kekecewaan karena sang pahlawan dirasa diperlakukan tak adil.

Fan masih tidak terima atas apa yang dialami Rossi.

Menurut laporan Gazzetta, Rabu, 28 Oktober 2015. sejumlah fan Rossi sempat melabrak markas Honda dengan berusaha menerobos jajaran pihak keamanan yang berjaga, agar bisa masuk ke box. Mereka ingin bertemu Marquez yang dirasa sebagai provokator.

Dukungan terhadap Rossi tidak hanya datang dari person, tapi ia kebanjiran dukungan publik lewat petisi untuk mencabut penaltinya.

Nama Rossi menghiasi halaman muka media-media olahraga dunia usai balapan di sirkuit Sepang Insidennya dengan Marquez di putaran ketujuh, di mana berakhir dengan jatuhnya nama yang disebut terakhir, jadi pembicaraan luas.

Mulanya Rossi sempat dianggap bertindak amat sembrono karena tampak seperti menendang Marquez sampai terjatuh. Namun belakangan diketahui bahwa gerakan kaki yang dilakukan Rossi hanya merupakan reaksi atas sentuhan yang lebih dahulu dilakukan Marquez, sebagaimana terlihat dari tayangan ulang.

Meski demikian, Race Direction pada akhirnya tetap mengganjar Rossi.

Hal ini jelas merugikan Rossi dalam upayanya memenangi gelar juara dunia yang kesepuluh. Meski masih memimpin tujuh poin dari rival terdekat yang sekaligus rekan setim, Jorge Lorenzo, start dari posisi terbuncit membuat peluang Rossi amat kecil.

“Integritas MotoGP saat ini jatuh ke dalam kehinaan. Anda baru saja membenarkan taktik balap kotor, dengan menghukum Valentino Rossi untuk memburu gelar juara, sementara dia dilecehkan dan disabotase oleh Marc Marquez. Pada saat yang sama Anda telah membiarkan Jorge Lorenzo menyalip saat bendera kuning berkibar, tanpa hukuman,” ungkap petisi tersebut.

“Membenarkan keputusan Anda yang menyatakan bahwa tidak ada aturan untuk menangani aksi Marc Marquez itu sama absurdnya dengan mengatakan tidak ada aturan untuk mencegah para pebalap menembak pembalap lain dengan pistol. Akankah Anda membolehkannya karena hal itu tidak melanggar aturan yang ada saat ini?”

“Kami menyerukan kepada Anda untuk mencabut hukuman untuk Valentino Rossi, sehingga ia dapat terus mengejar gelar juara secara adil, di arena balapan yang seimbang, mendapatkan posisi start yang diraih lewat kualifikasi. Dengan cara itu Anda akan mengembalikan integritas olahraga ini,” demikian petisi tersebut.

Tags : slide