Semua orang pasti pernah marah. Ada saja kejadian-kejadian yang membuat kita ‘naik pitam’ hingga akhirnya emosi yang tak tertahanakan tersebut diluapkan dalam kemarahan.
Marah-marah memang memiliki kesan yang tidak baik, bahkan tak jarang malah memicu pertengkaran.
Tapi tahukah Anda, bahwa ada manfaat di balik marah tersebut?
Lantas, apa saja manfaat marah-marah sebagaimana dimaksud?
Suka marah-marah atau memiliki sifat pemarah sudah lazim dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Anda tentu sudah sangat familiar dengan guyonan “jangan marah-marah, nanti cepat tua”, bukan?
Hal tersebut seakan makin memperjelas citra buruk dari sifat alami manusia yang satu ini. Sehingga, banyak orang berusaha untuk sebisa mungkin mengendalikan amarahnya kala dilanda kejadian yang memancing emosi.
Namun jangan salah, marah-marah tidak selamanya negatif, kok. Faktanya, ada sejumlah ‘keuntungan’ yang bisa Anda dapatkan dari marah-marah.
Dan ini manfaat marah-marah yang perlu untuk diketahui.
Ketika seseorang marah-marah, maka ada beberapa faktor yang menjadi pemicunya. Dianggap sebelah mata, dikucilkan, hingga diperlakukan secara tidak adil adalah salah satunya.
Nah, pada kasus seperti ini, manfaat marah-marah secara tidak langsung akan membuat Anda termotivasi untuk keluar dari ‘penindasan’ yang dialami tersebut.
Awalnya Anda akan merasa kesal, baik pada diri sendiri maupun orang-orang yang telah meremehkan. Namun sehabis itu, Anda akan termotivasi, entah jadi semakin giat berlatih, bekerja, dan sebagainya.
Ken Yeager, PhD, Clinical Director dari Stress, Trauma, and Resilience Program di Ohio State University Wexner Medical Center mengungkapkan bahwasanya manfaat marah-marah dapat membuat seseorang menjadi bicara lebih jelas sehingga apa yang hendak disampaikan benar-benar dimengerti oleh lawan bicaranya.
Hal ini dimungkinkan oleh karena saat marah-marah, Anda tidak harus memikirkan bagaimana cara menyampaikan sesuatu dengan baik tanpa berisiko menyinggung lawan bicara. Dengan marah-marah, Anda malah jadi lebih ‘jujur’ dan apa adanya. Bukankah benar begitu?
Namun, jangan sampai marah-marah Anda kelewatan, ya. Pasalnya, alih-alih lawan bicara memahami ‘unek-unek’ Anda, yang justru terjadi adalh pertengkaran.
Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Rice University, Houston, Texas, Amerika Serikat (AS) mengklaim menemukan korelasi antara marah-marah dengan keberhasilan proses perundingan atau negosisasi antara pihak-pihak yang terlibat.
Pada studi yang dilakukan tersebut, didapat fakta bahwa orang yang marah-marah cenderung berkata lebih jujur dan terbuka dengan para lawan bicaranya.
Manfaat marah-marah yang satu ini lantas berdampak pada potensi keberhasilan proses perundingan atau diskusi yang lebih tinggi.
Kendati demikian, perlu ditekankan sekali lagi bahwa manfat marah-marah ini akan berhasil apabila level amarah yang Anda luapkan masih berada di dalam batas kewajaran. Jika tidak, maka siap-siap Anda dan lawan bicara jadi ‘perang urat nadi’.
Sepertinya kita semua setuju dengan manfaat marah-marah yang satu ini. Meluapkan amarah, terlepas dari efek negatif yang dimilikinya, juga menjadi salah satu cara efektif untuk melegakan hati dan pikiran atas segala kerunyaman yang tengah dihadapi.
Hal ini lantas diamini pula oleh James Averill, seorang profesor dari Massachussets Amherst Psychology. Akademisi yang sejak dekade tujuh puluhan meneliti perihal marah dan respons seseorang terhadapnya ini mengungkapkan bahwasanya orang-orang akan merasa lebih bahagia dan optimis selepas ia meluapkan amarahnya ketika berargumen.
Lebih lanjut, direktur the Berkeley Social Interaction Lab, yakni Dacher Keltner, mengungkapkan jika saat marah-marah, otak seseorang memiliki reaksi yang sama ketika ia sedang merasa bahagia. Hal ini bisa terjadi karena marah-marah membuat kita memiliki kontrol dan kekuatan penuh atas diri sendiri.
Kembali lagi ke persoalan bahwa marah-marah bisa membuat Anda berkata lebih jujur apa adanya, hal ini secara tidak langsung menghasilkan manfaat marah-marah lainnya, yakni Anda menjadi lebih mengenal diri sendiri.
Lebih mengenali diri sendiri di sini maksudnya adalah, Anda jadi semakin tahu mana yang disukai dan mana yang tidak. Namun, jangan sampai amarah Anda berujung pada tindakan yang destruktif ya, misalnya sampai melakukan kekerasan fisik.
Itu dia lima manfaat marah-marah yang bisa Anda dapatkan. Kendati begitu, seperti yang sudah disinggung berkali-kali, hal ini berlaku apabila marah-marah yang Anda lakukan masih berada dalam kendali, alih-alih kelewatan sampai pada hal-hal yang bersifat destruktif.
Pasalnya, menurut sebuah studi yang dirilis oleh Journal of Medicine and Life, marah-marah yang kelewatan malah bisa menyebabkan pelakunya mengalami gangguan kesehatan, seperti: