close
Nuga Sehat

Manfaat Rutin Membaca Redakan Stres

Membaca tak hanya menjadi ‘jendela dunia’ dan pembuka wawasan, kesenangan untuk membaca juga berkaitan erat dengan kesehatan.

Mengutip dari Readers Digest, rutin membaca tak hanya akan membuat seseorang lebih ‘pintar’, namun juga lebih bahagia dan panjang umur.

Berikut sejumlah manfaat positif yang akan Anda rasakan bila kegemaran membaca terus dilestarikan.

Sebuah studi melakukan penelitian yang melibatkan hampir dua ribu pasang anak kembar identik di Inggris. Para peneliti ingin melihat laju perkembangan kognitif tiap anak dengan cara membandingkan keterampilan membaca dari keduanya.

Hasil yang didapat, si kembar dengan keterampilan membaca yang baik mendapat skor kognitif tertinggi ketimbang saudaranya yang tak memiliki kegemaran membaca.

Semakin banyak Anda membaca buku, ternyata sebanding pula dengan pertambahan kosakata baru. Tahun  sembilan puluhan, ketika Keith Stanovich meneliti tentang kegemaran membaca, ia menemukan bahwa membaca secara teratur dapat memperkaya kosakata.

Orang yang setiap hari membaca menguasai lima puluh persen kosakata ketimbang mereka yang tidak rutin membaca.

Membaca ternyata memiliki efek menyenangkan yang sama dengan beryoga.

Peneliti Inggris di University of Sussex menemukan, membaca enam menit sehari lebih ampuh untuk menurunkan tingkat stres ketimbang jalan-jalan atau sekadar nongkrong di kedai kopi.

Kecuali, Anda pergi ke kedai kopi untuk membaca, manfaatnya jelas menjadi berlipat.

Menurut sebuah studi Harvard  seseorang yang gemar membaca sastra fiksi lebih unggul dalam memahami emosi dan ekspresi wajah seseorang. Maja Djikic, seorang Psikolog di University of Toronto mengatakan, membaca akan membuat seseorang semakin baik dalam memahami dunia sosial di lingkungannya.

Selama dua belas ahun, seorang peneliti di Universitas Yale meneliti ribuan orang dewasa di usialima puluh tahun.

Hasil penelitiannya menunjukkan, mereka yang membaca buku selama empat puluh menit sehari, hampir dua tahun lebih panjang umur ketimbang mereka yang membaca majalah atau koran.

Sering membaca buku bersama anak-anak tak hanya membuat mereka lebih cepat membaca.

Studi tahun ini yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics mendapati, orang tua yang sering membacakan buku memiliki interaksi verbal dan nonverbal yang lebih melekat dengan anaknya.

Senam otak tak hanya bisa dilakukan dengan mengisi teka-teki silang. Membaca buku juga membuat otak Anda berpikir.

Studi  enam tahun lalu yang diterbitkan dalam jurnal Brain Connectivity melaporkan orang yang gemar membaca, terutama buku fiksi, mengalami peningkatan konektivitas di otak mereka. Sehingga meningkatkan kemampuan berpikir otak Anda.

Sering membaca membuat pikiran Anda tetap tajam tanpa memandang usia. Hasil ini didapat setelah peneliti dari University of Santiago de Compostela Spanyol mengevaluasi skor tes kosakata lebih dari tiga ratus peserta pada usia di atas lima puluh tahun.

Hasil menunjukkan bahwa seseorang dengan kosakata tertinggi mengalami risiko penurunan kognitif lebih rendah, seperti pikun. Sedangkan kosakata yang banyak didapat dari rajin membaca.